Saat mengetahui dirinya hamil, kebanyakan ibu langsung menghindari obat-obatan sebisa mungkin. Namun, bagaimana jika justru dokter yang merekomendasikan penggunaan steroid saat kehamilan? Reaksi awal tentu bisa sangat beragam, panik, ragu, bahkan ketakutan. Sebab, steroid sering dikenal sebagai obat keras yang bisa berdampak pada janin. Tak heran jika muncul pertanyaan, “Steroid untuk ibu hamil, apakah benar-benar aman?”
Tenang, Mams. Tidak semua steroid berbahaya, dan dalam kondisi tertentu, justru bisa menyelamatkan nyawa janin. Yang terpenting adalah memahami alasan medis di balik penggunaannya, jenis steroid yang diberikan, serta bagaimana manfaat dan risikonya ditimbang secara hati-hati oleh dokter. Artikel ini akan membahas semuanya agar Mams bisa membuat keputusan lebih tenang dan terinformasi.
Mengapa Dokter Meresepkan Steroid untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasan Medisnya
Steroid adalah obat yang bekerja menekan peradangan dan menyeimbangkan sistem imun. Dalam dunia medis, terdapat dua jenis utama: kortikosteroid dan anabolik steroid. Untuk ibu hamil, yang digunakan adalah kortikosteroid, baik dalam bentuk tablet maupun suntikan. Obat ini diberikan bukan sembarangan, tetapi karena pertimbangan medis yang sangat ketat, seperti pada risiko kelahiran prematur atau kondisi autoimun ibu.
Salah satu contoh penting adalah penggunaan dexamethasone untuk membantu pematangan paru-paru janin ketika persalinan dini tak bisa dihindari. Di sisi lain, pada ibu hamil dengan penyakit seperti lupus atau asma berat, steroid berfungsi menekan flare atau serangan penyakit yang bisa membahayakan kehamilan. Jadi meskipun sering disalahpahami sebagai obat keras, sebenarnya steroid dapat menjadi penyelamat, asalkan digunakan secara terkontrol.
Jenis-Jenis Steroid dalam Kehamilan dan Tingkat Keamanannya Menurut Ilmu Kedokteran
Tidak semua steroid memiliki efek yang sama. Berikut ini beberapa jenis steroid yang sering diresepkan selama kehamilan dan penjelasan mengenai keamanannya:
1. Dexamethasone (Oral / Injeksi)
Dexamethasone sering diberikan pada kehamilan dengan risiko persalinan prematur. Obat ini membantu paru-paru janin matang lebih cepat, sehingga siap bekerja setelah lahir. Meski tergolong kategori FDA C, penggunaannya dalam dosis terbatas (2–4 suntikan) terbukti aman. Namun, penggunaan berulang perlu diawasi ketat karena bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah.
2. Prednison / Prednisolon (Oral)
Jenis ini kerap diresepkan untuk ibu hamil dengan gangguan inflamasi seperti lupus atau asma. Menariknya, prednison sebagian besar dimetabolisme oleh plasenta menjadi bentuk inaktif, sehingga hanya sedikit yang masuk ke janin. Meski begitu, tetap ada laporan langka mengenai risiko bibir sumbing. Namun, risikonya jauh lebih kecil dibandingkan komplikasi serius jika penyakit ibu dibiarkan tanpa pengobatan.
3. Hidrokortison (Topikal)
Hidrokortison biasa digunakan dalam bentuk salep untuk mengatasi gangguan kulit seperti eksim dan ruam saat hamil. Bila digunakan dalam area kecil dan waktu singkat, obat ini tergolong aman karena penyerapan sistemiknya rendah. Namun, jika digunakan dalam jumlah banyak atau di area kulit yang luka, risiko penyerapan ke tubuh bisa meningkat. Oleh karena itu, pemakaian tetap harus sesuai anjuran.
Risiko dan Efek Samping Steroid pada Ibu dan Janin
Menurut studi AJOG Global Reports, penggunaan steroid memang membawa manfaat besar, tetapi tetap ada risiko yang harus diperhatikan. Misalnya, jenis steroid seperti dexamethasone bisa melewati plasenta dan berpengaruh langsung ke janin, sedangkan prednisolon cenderung lebih aman karena tidak banyak yang sampai ke janin.
Beberapa efek samping yang perlu diwaspadai adalah:
- Peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia)
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Risiko infeksi akibat penurunan imunitas
- Bayi lahir dengan berat badan rendah jika penggunaan tidak diawasi
- Gangguan metabolik jika jenis steroid yang diberikan tidak sesuai
Namun, dengan pengawasan yang ketat dari dokter, risiko ini bisa ditekan seminimal mungkin. Intinya, steroid boleh digunakan asal jelas indikasinya, tepat jenis dan dosisnya, serta dalam durasi yang dibatasi.
Haruskah Takut Gunakan Salep Steroid Saat Hamil?
Banyak ibu hamil merasa cemas menggunakan salep steroid karena khawatir akan membahayakan janin. Padahal, salep seperti hydrocortisone potensi rendah hingga sedang tergolong aman bila digunakan dengan benar, yakni dalam jumlah kecil, di area terbatas, dan dalam waktu singkat. Penyerapan ke dalam tubuh sangat minim jika digunakan sesuai anjuran.
Namun, salep potensi tinggi seperti clobetasol memang memerlukan kehati-hatian lebih. Penggunaan yang terlalu luas atau lama dapat menekan fungsi hormon tubuh dan berpotensi memengaruhi janin secara tidak langsung. Oleh sebab itu, konsultasi dengan dokter tetap penting sebelum menggunakan produk topikal berbahan steroid saat hamil.
A Word From Navila
Steroid untuk ibu hamil tidak selalu berarti berbahaya. Dalam situasi tertentu, justru bisa menjadi solusi penting yang mendukung kesehatan ibu dan keselamatan janin. Kuncinya adalah penggunaan yang tepat, terukur, dan berada di bawah pengawasan dokter. Jangan buru-buru panik sebelum memahami fungsinya. Pahami manfaat dan risikonya agar bisa mengambil keputusan yang bijak.
Selain itu, penting juga bagi Mams untuk memperhatikan kandungan dalam produk perawatan kulit selama kehamilan. Yuk, pelajari lebih lanjut tentang bahan-bahan skincare yang perlu dihindari di artikel kami: 7 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Mams Gunakan saat Hamil.
References
- World Health Organization. (2022). WHO recommendations on antenatal corticosteroids for improving preterm birth outcomes. World Health Organization.
- Samouilidis, A., Beltsios, E. T., Mavrovounis, G., Adamou, A., Belios, I., Hadjivasilis, A., … & Agouridis, A. P. (2022). The use of antenatal dexamethasone in late preterm and term pregnancies to improve neonatal morbidity and mortality: a systematic review and meta-analysis. Cureus, 14(8). https://www.cureus.com/articles/93838-the-use-of-antenatal-dexamethasone-in-late-preterm-and-term-pregnancies-to-improve-neonatal-morbidity-and-mortality-a-systematic-review-and-meta-analysis.pdf
- Kwok, A. (2024). Risk Assessment and Optimization for Pregnancy in Patients with Rheumatic Diseases. Diagnostics, 14(13), 1414. https://www.mdpi.com/2075-4418/14/13/1414
- Lateef, A., & Petri, M. (2013). Managing lupus patients during pregnancy. Best practice & research Clinical rheumatology, 27(3), 435-447. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1521694213000570
- Drugs. Dexamethasone Pregnancy and Breastfeeding Warnings. Retrieved from https://www.drugs.com/pregnancy/dexamethasone.html
- Atallah, K., Moon, S., Lee, I. L., Pszczola, R., & Said, J. M. (2024). Maternal and neonatal outcomes following antenatal corticosteroids in pregnancies complicated by diabetes: a scoping review. AJOG Global Reports, 100416. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2666577824001102
- McDougall, A. R., Aboud, L., Lavin, T., Cao, J., Dore, G., Ramson, J., … & Vogel, J. P. (2023). Effect of antenatal corticosteroid administration-to-birth interval on maternal and newborn outcomes: a systematic review. EClinicalMedicine, 58. https://www.thelancet.com/journals/eclinm/article/PIIS2589-5370(23)00093-7/fulltext