Benarkah anak bungsu selalu manja atau pemberontak? Banyak orang tua pasti pernah merasakan hal ini, si kecil tampak lebih ekspresif, suka mencari perhatian, atau bahkan terlihat lebih keras kepala dibanding kakak-kakaknya. Fenomena ini sering disebut sebagai youngest child syndrome, istilah psikologis populer yang merujuk pada pola kepribadian khas anak terakhir dalam keluarga. Meski bukan diagnosis medis resmi, konsep ini sudah lama dipercaya banyak orang sebagai penjelasan mengapa anak bungsu terlihat “berbeda”.

Sayangnya, youngest child syndrome kerap disalahartikan. Banyak yang menganggapnya sebagai label negatif tanpa dasar ilmiah yang jelas. Padahal, dinamika keluarga, gaya pengasuhan, hingga posisi anak dalam struktur keluarga bisa memberi pengaruh nyata terhadap kepribadian anak bungsu. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu youngest child syndrome, bagaimana pola ini terbentuk, apa saja ciri khasnya, serta bagaimana cara orang tua membantu si bungsu tumbuh seimbang dan mandiri.

Apa Itu Youngest Child Syndrome dan Apakah Nyata?

Youngest child syndrome adalah istilah dalam psikologi perkembangan yang menggambarkan kecenderungan pola kepribadian tertentu pada anak terakhir. Mereka sering dicap sebagai manja, ekspresif, atau suka cari perhatian. Hal ini bisa dipengaruhi oleh gaya pengasuhan yang lebih longgar dan perhatian berlebih dari kakak-kakaknya. Anak bungsu cenderung tumbuh dalam situasi yang lebih santai karena orang tua biasanya sudah lebih berpengalaman dan tidak seketat saat membesarkan anak pertama.

Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Alfred Adler, tokoh psikologi dari Austria yang mengembangkan teori tentang pengaruh urutan lahir terhadap kepribadian. Adler meyakini bahwa anak bungsu sering kali menjadi pusat perhatian keluarga, namun juga lebih berisiko tumbuh menjadi pribadi yang terlalu bergantung atau kurang percaya diri karena terlalu dilindungi. Walaupun demikian, youngest child syndrome bukanlah kondisi medis, melainkan pola umum yang kerap diamati dalam banyak keluarga di berbagai budaya.

Penelitian modern, seperti studi dari Julia Rohrer (2015), menemukan bahwa urutan lahir hanya memiliki pengaruh kecil terhadap kepribadian. Meski demikian, korelasi kecil tetap ada, terutama pada aspek keterbukaan dan kreativitas. Jadi meskipun tak bisa digeneralisasi, youngest child syndrome tetap relevan sebagai salah satu sudut pandang dalam memahami karakter anak bungsu.

Ciri-Ciri Kepribadian Anak Bungsu dan Faktor Pemicunya

Anak bungsu kerap digambarkan sebagai pribadi yang ceria, spontan, dan ekspresif. Mereka lebih berani tampil, cenderung humoris, dan suka mengambil risiko. Banyak dari mereka tumbuh sebagai sosok yang berjiwa bebas karena sejak kecil terbiasa mendapat perhatian ekstra. Posisi sebagai “si kecil” juga membuat mereka sering dijaga dan ditoleransi oleh seluruh anggota keluarga, termasuk kakak-kakaknya.

Perbedaan ini semakin jelas jika dibandingkan dengan anak sulung dan anak tengah. Anak pertama cenderung lebih bertanggung jawab karena sering dijadikan panutan. Anak tengah sering menjadi penengah dan lebih adaptif karena berada di antara dua dunia. Sementara anak bungsu, karena merasa tidak harus “menjadi contoh”, lebih bebas mengeksplorasi sisi unik mereka. Namun kebebasan ini juga bisa menjadi bumerang jika tidak diimbangi dengan batasan yang sehat.

Perlu diingat, tidak semua anak bungsu akan mengalami pola kepribadian yang sama. Genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup berperan besar dalam membentuk kepribadian anak. Studi dalam Journal of Research in Personality menekankan bahwa efek urutan lahir bisa sangat kecil jika dibandingkan dengan pengaruh pola asuh dan konteks keluarga. Maka dari itu, peran orang tua sangat penting dalam membimbing dan menyeimbangkan karakter anak sesuai dengan kebutuhan uniknya.

Dampak Youngest Child Syndrome dalam Kehidupan Dewasa

Tak sedikit anak bungsu tumbuh sebagai sosok yang kreatif, fleksibel, dan penuh ide. Karena tidak dibebani ekspektasi tinggi seperti kakaknya, mereka punya ruang lebih untuk bereksplorasi. Banyak tokoh sukses dari kalangan seniman, entertainer, atau inovator berasal dari posisi anak terakhir. Lingkungan yang suportif dan minim tekanan bisa mendorong mereka untuk berkembang menjadi pribadi yang out of the box.

Namun sisi lain dari youngest child syndrome juga patut diwaspadai. Kurangnya tanggung jawab dan perlakuan istimewa sejak kecil bisa menumbuhkan sikap terlalu bergantung, mudah frustrasi, atau kesulitan menghadapi konflik. Beberapa studi dari University of Oslo dan Norwegian Institute of Public Health bahkan menemukan bahwa anak bungsu cenderung lebih rentan terhadap masalah kecemasan ringan jika pola asuhnya terlalu permisif atau tidak konsisten.

Di masa dewasa, dampaknya bisa terlihat dalam kehidupan sosial, akademik, bahkan karier. Mereka mungkin ramah dan menyenangkan, tapi juga bisa kurang gigih dalam menyelesaikan tugas atau menghadapi tekanan. Oleh karena itu, membangun karakter yang seimbang sejak dini menjadi kunci agar anak bungsu bisa tumbuh maksimal tanpa terbebani oleh stigma atau stereotip yang melekat.

Cara Menumbuhkan Anak Bungsu yang Mandiri dan Seimbang

Anak bungsu sering dianggap si kecil yang perlu dimanja dan dilindungi. Namun, dengan pola asuh yang tepat, mereka bisa tumbuh mandiri dan punya karakter yang kuat. Berikut beberapa cara menumbuhkan anak bungsu agar menjadi pribadi yang mandiri dan seimbang, yaitu:

1. Beri Tanggung Jawab Sejak Dini dan Hindari Overproteksi

Memberikan anak bungsu tanggung jawab kecil sejak dini dapat membantu menumbuhkan rasa percaya diri. Biarkan mereka belajar dari pengalaman, bukan hanya dilindungi. Hal sederhana seperti merapikan mainan atau memilih pakaian bisa jadi langkah awal yang penting untuk melatih kemandirian.

2. Seimbangkan Kasih Sayang dengan Aturan yang Konsisten

Meskipun kasih sayang untuk si bungsu besar, aturan tetap harus diterapkan. Anak perlu tahu bahwa semua anggota keluarga memiliki batasan yang sama. Konsistensi ini membuat anak merasa aman dan belajar bahwa cinta tidak selalu berarti dimanja terus-menerus.

3. Beri Ruang untuk Mengeksplorasi dan Membuat Pilihan Sendiri

Buka ruang bagi si bungsu untuk mengambil keputusan, walau kecil. Kebiasaan ini akan membangun kepercayaan dirinya. Anak yang dipercaya sejak dini cenderung lebih berani dan mandiri dalam menyikapi berbagai situasi.

4. Hindari Melabeli Anak dengan Stereotip “Namanya Juga Bungsu…”

Label semacam ini justru bisa membatasi potensi anak. Anak mungkin merasa identitasnya dikunci oleh posisi lahir, bukan oleh usahanya sendiri. Sebaiknya, lihat anak berdasarkan kualitas dan kekuatan pribadinya, bukan urutan lahir semata.

A Word From Navila

Youngest child syndrome memang sering dikaitkan dengan sifat manja, ceria, atau suka cari perhatian. Namun di balik itu, ada banyak faktor yang membentuk karakter anak bungsu, termasuk pola asuh, pengalaman hidup, dan dinamika keluarga. Anak bungsu tetap bisa tumbuh jadi pribadi yang kuat dan mandiri jika didampingi dengan pendekatan yang tepat.

Mengenali karakter anak berdasarkan urutan lahir bisa menjadi bekal penting untuk orang tua. Dan jika Mams juga memiliki anak tengah, jangan lewatkan pembahasan kami berikutnya tentang Middle Child Syndrome. Karena setiap anak, dari yang sulung hingga si bungsu, punya kebutuhan dan tantangan yang sama pentingnya untuk dipahami.


References

  • Scientific American. Does Birth Order Affect Personality? Retrieved from https://www.scientificamerican.com/article/does-birth-order-affect-personality/
  • Rohrer, J. M., Egloff, B., & Schmukle, S. C. (2015). Examining the effects of birth order on personality. Proceedings of the National Academy of Sciences, 112(46), 14224-14229. https://www.pnas.org/cog/doi/10.1073/pnas.1506451112
  • IPB. Is it True That Birth Order Affects the Nature and Character of Children? This is the Answer of IPB University Ecological Genetics Expert. Retrieved from https://www.ipb.ac.id/news/index/2025/04/is-it-true-that-birth-order-affects-the-nature-and-character-of-children-this-is-the-answer-of-ipb-university-ecological-genetics-expert/
  • Black, S. E., Devereux, P. J., & Salvanes, K. G. (2016). Healthy (?), wealthy, and wise: Birth order and adult health. Economics & Human Biology, 23, 27-45. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1570677X16300661
  • Wow’s Stuff Works. Youngest Child Syndrome: The Perks and Challenges of Being the Baby of the Family. Retrieved from https://health.howstuffworks.com/mental-health/human-nature/youngest-child-syndrome.htm
  • Happies Baby. What Birth Order Reveals About Your Child’s Personality. Retrieved from https://www.happiestbaby.com/blogs/parents/birth-order
  • Verwell Mind. How Youngest Child Syndrome Shapes Development. Retrieved from https://www.verywellmind.com/how-youngest-child-syndrome-shapes-development-8424093