Banyak Mams mengira bahwa memberi bantal sejak dini bisa membuat tidur bayi lebih nyaman. Melihat si kecil tidur di kasur datar kadang menimbulkan rasa kasihan, seolah lehernya akan pegal tanpa penopang. Padahal, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan American Academy of Pediatrics (AAP), penggunaan bantal pada bayi justru tidak disarankan, terutama di tahun pertama kehidupannya.
Struktur tubuh bayi yang masih berkembang belum membutuhkan bantal, bahkan penggunaannya bisa meningkatkan risiko tersedak, gangguan pernapasan, hingga SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Untuk itu, penting bagi Mams memahami waktu yang tepat memperkenalkan bantal pada bayi, serta cara menciptakan lingkungan tidur yang aman dan nyaman sesuai usianya. Artikel ini akan membahas panduan medis lengkapnya.
Mengapa Bayi Baru Lahir Tidak Membutuhkan Bantal
Secara alami, bentuk kepala dan leher bayi baru lahir sudah proporsional. Karena ukuran kepala bayi relatif besar dibandingkan tubuhnya, permukaan datar justru memberikan dukungan paling tepat. Saat diberi bantal, posisi kepala bisa menjadi terlalu tinggi sehingga dagu menekuk ke dada. Hal ini bisa membatasi saluran napas dan membuat bayi kesulitan bernapas. Terlebih, otot leher bayi yang masih lemah belum mampu mengubah posisi kepala secara refleks ketika merasa tidak nyaman, ini yang membuat bantal menjadi risiko, bukan solusi.
Rekomendasi dari IDAI dan AAP menegaskan bahwa bayi di bawah usia 12 bulan sebaiknya tidak tidur dengan bantal atau benda lunak lainnya, seperti selimut tebal atau boneka. Studi menunjukkan, benda-benda tersebut berpotensi menutupi wajah bayi dan menyebabkan gangguan pernapasan serius, bahkan kematian mendadak. Oleh karena itu, alas tidur terbaik untuk bayi adalah kasur yang datar, padat, dan bebas aksesori, sehingga Mams bisa lebih tenang karena tahu si kecil tidur dengan aman.
Tak hanya soal pernapasan, penggunaan bantal terlalu dini juga bisa memengaruhi perkembangan fisik bayi. Bantal yang terlalu empuk dapat membuat kepala bayi miring terus-menerus ke satu sisi, yang berisiko menyebabkan kepala peyang. Selain itu, posisi leher yang tidak sejajar akibat bantal yang terlalu tinggi bisa mengganggu perkembangan tulang belakang. Jadi, tidur tanpa bantal bukan hanya soal keamanan, tapi juga bagian penting dari tumbuh kembang bayi secara optimal.
Kapan Waktu yang Tepat Memperkenalkan Bantal pada Bayi?
Menurut panduan medis, waktu paling aman untuk mulai memperkenalkan bantal adalah setelah bayi berusia minimal 12 bulan. Di usia ini, otot leher bayi sudah lebih kuat dan risiko SIDS pun menurun secara signifikan. Meski begitu, tak semua bayi langsung memerlukan bantal setelah ulang tahun pertamanya. Banyak anak tetap nyaman tidur tanpa bantal hingga usia toddler, dan ini masih dianggap normal serta sehat.
Penentuan waktu yang tepat sebaiknya juga mempertimbangkan kondisi individual anak. Mams bisa berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui apakah si kecil sudah siap menggunakan bantal. Beberapa dokter bahkan menyarankan menunda hingga usia 18 bulan, terutama jika bayi belum menunjukkan tanda-tanda membutuhkan dukungan tambahan saat tidur. Memperkenalkan bantal sebaiknya dilakukan secara bertahap dan dengan pilihan bantal yang sesuai.
Sebagai alternatif sebelum bayi siap memakai bantal, Mams bisa memilih solusi yang lebih aman seperti sleep sack atau piyama khusus bayi yang membantu menjaga suhu tubuh tetap hangat sepanjang malam. Tanpa perlu bantal atau selimut tebal, bayi tetap bisa tidur dengan nyaman di lingkungan yang aman dan minim risiko.
Cara Memilih Bantal yang Aman untuk Bayi
Ketika waktunya tiba dan bayi sudah siap menggunakan bantal, penting bagi Mams untuk memilih dengan cermat. Bantal yang aman untuk anak bukan sekadar empuk, tetapi harus sesuai dengan struktur tubuh dan kebutuhannya. Hindari bantal yang terlalu tinggi atau terlalu lunak, karena dapat menyebabkan posisi tidur yang tidak alami. Pilih bantal dengan ketebalan ringan, bahan hypoallergenic, dan ukuran yang proporsional dengan tubuh bayi.
Perhatikan juga faktor pernapasan. Bantal dengan sirkulasi udara yang baik dapat membantu mencegah bayi berkeringat berlebihan dan mengurangi risiko tercekik saat tidur. Pastikan juga bantal mudah dicuci dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Ingat, bantal bukan sekadar aksesori tidur, tetapi bisa berpengaruh langsung pada kenyamanan dan keselamatan si kecil setiap malam.
Selain itu, Mams perlu memperhatikan reaksi anak setelah menggunakan bantal. Jika bayi tampak tidak nyaman, sulit tidur, atau malah sering terbangun, bisa jadi bantal belum dibutuhkan atau tidak cocok. Dalam hal ini, kembali ke pola tidur tanpa bantal bisa menjadi langkah terbaik sampai si kecil benar-benar siap.
Tips Menciptakan Tidur Aman dan Nyaman Tanpa Bantal
Selama tahun pertama kehidupan bayi, tidur tanpa bantal tetap menjadi pilihan paling aman. Pastikan bayi selalu tidur dalam posisi terlentang di atas kasur datar dan keras. Posisi ini terbukti secara ilmiah mengurangi risiko SIDS. Jauhkan semua benda lunak dari tempat tidur, termasuk bantal, guling, boneka, dan selimut tebal, karena bisa menutup wajah bayi dan mengganggu pernapasan.
Suhu ruangan juga tak kalah penting. Usahakan suhu tetap sejuk namun nyaman, agar bayi tidak kedinginan atau justru kepanasan. Mams bisa memakaikan sleep sack atau pakaian tidur dengan bahan yang sesuai cuaca, sehingga si kecil tetap hangat tanpa perlu tambahan selimut atau bantal. Ini adalah cara yang jauh lebih aman dan efektif untuk menjaga kenyamanan tidur bayi.
Tak kalah penting adalah rutinitas tidur. Aktivitas sederhana seperti mematikan lampu, memijat ringan, atau memutar lagu tidur yang lembut dapat membantu bayi tenang dan tertidur lebih cepat. Rutinitas ini juga membantu bayi mengenali waktu tidur dan membangun pola tidur yang sehat dalam jangka panjang.
Berikut tips sederhana yang bisa Mams terapkan setiap hari:
- Tidurkan bayi selalu dalam posisi terlentang di kasur datar dan keras.
- Hindari bantal, guling, boneka, dan selimut tebal di tempat tidur.
- Atur suhu ruangan agar tetap nyaman dan stabil.
- Gunakan sleep sack atau pakaian tidur yang aman dan sesuai cuaca.
- Bangun rutinitas tidur yang konsisten dan menenangkan.
Pada akhirnya, keamanan tidur bayi tetap menjadi prioritas utama. Daripada tergoda memberikan kenyamanan semu lewat bantal, Mams bisa menjaga kehangatan dan kenyamanan si kecil dengan cara yang lebih aman.

Salah satunya, Mams bisa menggunakan Minyak Telon Navila sebagai pendamping tidur si kecil. Minyak telon ini membantu menghangatkan tubuh bayi secara lembut, memberikan rasa nyaman, dan membantu tidur lebih nyenyak. Kombinasi antara posisi tidur yang tepat, lingkungan yang aman, dan perawatan hangat dari Minyak Telon Navila dapat membantu Mams menciptakan waktu tidur yang benar-benar berkualitas untuk si kecil. Yuk, gunakan Navila sekarang!
References
- APA. Sleep-Related Infant Deaths: Updated 2022 Recommendations for Reducing Infant Deaths in the Sleep Environment. Retrieved from https://publications.aap.org/pediatrics/article/150/1/e2022057990/188304/Sleep-Related-Infant-Deaths-Updated-2022
- IDAI. Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap di Rumah? Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/bolehkah-bayi-tidur-tengkurap-di-rumah
- IDAI. Perawatan Bayi Baru Lahir. Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perawatan-bayi-baru-lahir
- Nature. Physical Properties of Bedding That May Increase Risk of Sudden Infant Death Syndrome in Prone-Sleeping Infants. Retrieved from https://www.nature.com/articles/pr1994699
- Healthy Children. Inclined Sleepers, Soft Nursing Pillows, & Other Baby Products to Avoid. Retrieved from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/sleep/Pages/Inclined-Sleepers-and-Other-Baby-Registry-Items-to-Avoid.aspx
- CDC. Providing Care for Babies to Sleep Safely. Retrieved from https://www.cdc.gov/sudden-infant-death/sleep-safely/index.html