Gigitan nyamuk sering jadi musuh besar para orang tua, apalagi saat melindungi si kecil yang kulitnya masih sensitif dan mudah iritasi. Karena ingin praktis, banyak yang langsung menyalakan obat nyamuk semprot, bakar, atau elektrik di rumah tanpa berpikir panjang.
Padahal, di balik aroma wangi dan efek ampuhnya, produk ini mengandung bahan kimia seperti pyrethroid, butane, hingga formaldehida yang bisa membahayakan kesehatan si kecil, mulai dari iritasi saluran napas, alergi kulit, hingga gangguan sistem saraf bila terpapar terus-menerus. Tak sedikit Mams yang belum menyadari bahaya obat nyamuk untuk bayi, terutama jika digunakan dalam ruangan tertutup atau berdekatan dengan tempat tidurnya.
Bayi memiliki organ yang masih berkembang dan kemampuan detoksifikasi yang belum sempurna, sehingga paparan bahan kimia sekecil apa pun bisa berdampak lebih besar dibanding orang dewasa. Karena itu, penting bagi Mams untuk memahami bahaya obat nyamuk untuk bayi berdasarkan jenisnya, mengenali efek yang mungkin timbul, serta memilih cara perlindungan yang lebih aman dan alami agar si kecil tetap nyaman tanpa risiko tersembunyi di udara rumah.
Kandungan Kimia dalam Obat Nyamuk dan Dampaknya bagi Bayi
Hampir semua jenis obat nyamuk, baik semprot, bakar, maupun elektrik, mengandung bahan aktif bernama pyrethroid, senyawa turunan insektisida sintetis yang dibuat menyerupai zat alami dari bunga krisan (Chrysanthemum). Zat ini bekerja dengan mengacaukan sistem saraf nyamuk hingga mereka lumpuh dan mati. Namun, pada bayi yang sistem sarafnya masih berkembang, paparan pyrethroid justru bisa menimbulkan efek samping. Tubuh si kecil belum mampu memetabolisme zat kimia dengan baik, sehingga racun dapat bertahan lebih lama dan memicu gangguan ringan seperti rewel, sulit tidur, atau tampak gelisah.
Penelitian dalam Children menunjukkan bahwa paparan pyrethroid di dalam ruangan dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan hingga 1,8 kali lipat pada anak di bawah usia dua tahun. Zat ini mudah menguap dan menempel di partikel udara, sehingga mudah terhirup dan menimbulkan batuk, sesak, atau mengi berkepanjangan. Studi dari Thorax juga menegaskan bahwa partikel halus insektisida dapat mengiritasi saluran napas bayi yang masih sensitif. Karena bayi bernapas lebih cepat dan banyak beraktivitas di lantai, risiko paparan bahan kimia menjadi lebih tinggi. Ini menjadi salah satu bentuk nyata dari bahaya obat nyamuk untuk bayi yang sering luput dari perhatian.
Selain gangguan pernapasan, paparan jangka panjang pyrethroid juga dikaitkan dengan gangguan perkembangan saraf. Zat ini dapat memicu stres oksidatif serta mengganggu keseimbangan neurotransmitter di otak. Meskipun dosis rumah tangga tergolong rendah, paparan berulang tetap berpotensi berbahaya bagi bayi yang otaknya sedang tumbuh pesat. Karena itu, pastikan ventilasi ruangan selalu baik dan hindari penggunaan obat nyamuk saat si kecil berada di sekitar.
Bahaya Obat Nyamuk Semprot untuk Bayi
Obat nyamuk semprot mengandung bahan aktif dan gas propelan seperti butane dan propane yang membantu menyebarkan cairan menjadi partikel mikro di udara. Saat disemprot, partikel halus ini membentuk kabut yang nyaris tak terlihat dan dapat melayang di udara hingga puluhan menit. Menurut American Association for Respiratory Care (AARC), partikel aerosol dapat bertahan lama di udara sebelum mengendap di permukaan sekitar. Artinya, meski disemprot di ruangan lain, uap kimia tetap bisa berpindah melalui ventilasi atau celah pintu dan terhirup oleh bayi. Hal inilah yang menjadikan bahaya obat nyamuk semprot untuk bayi perlu benar-benar diwaspadai, terutama jika digunakan di ruang tertutup.
Saluran napas bayi jauh lebih sempit dan sensitif dibanding orang dewasa, sementara frekuensi napasnya lebih cepat. Kondisi ini membuat partikel kecil lebih mudah masuk dan menempel di jaringan paru. Studi dalam OEHHA menunjukkan bahwa paparan aerosol insektisida meningkatkan risiko gangguan pernapasan pada anak di bawah usia dua tahun. Akibatnya, si kecil bisa mengalami batuk, pilek berkepanjangan, iritasi hidung, atau sesak napas ringan setelah ruangan disemprot obat nyamuk.
Paparan berulang juga dapat memengaruhi perkembangan paru dalam jangka panjang. American Lung Association menegaskan bahwa partikel mikro dan senyawa volatil dari aerosol dapat menghambat pembentukan jaringan paru yang sehat. Jika berlangsung lama, kondisi ini bisa memicu asma atau menurunkan kapasitas paru. Karena itu, penggunaan obat nyamuk semprot sebaiknya dihindari di rumah yang terdapat bayi. Mams bisa menggantinya dengan cara alami seperti kelambu, ventilasi udara yang baik, atau minyak telon dengan bahan antinyamuk alami.
Bahaya Obat Nyamuk Bakar untuk Bayi
Obat nyamuk bakar sering dianggap praktis, padahal asap yang dihasilkan mengandung berbagai zat berbahaya seperti formaldehida, benzena, dan karbon monoksida, senyawa yang juga ditemukan pada asap rokok. Studi dari Environmental Health Perspectives menyebutkan bahwa satu batang obat nyamuk bakar dapat menghasilkan partikel halus setara 75–130 batang rokok. Partikel ini dapat bertahan di udara selama berjam-jam dan menembus hingga ke paru-paru bayi yang masih berkembang. Bahaya obat nyamuk bakar untuk anak tidak hanya berasal dari asap yang tampak, tetapi juga dari partikel mikro yang tak terlihat namun tetap terhirup setiap kali Mams menyalakannya di dalam rumah.
Paparan asap tidak hanya menyebabkan batuk atau rewel, tetapi juga dapat mengganggu sistem pernapasan secara serius. Penelitian dari Malaria Journal menjelaskan bahwa karbon monoksida dan partikel hasil pembakaran bisa menurunkan kadar oksigen dalam darah, membuat bayi lebih cepat lelah atau bernapas pendek. Jika terjadi berulang, paparan ini dapat meningkatkan risiko asma, bronkitis, bahkan gangguan oksigenasi darah.
Karena itu, sebaiknya Mams tidak menyalakan obat nyamuk bakar di kamar si kecil, apalagi saat dia sedang tidur. Bila terpaksa digunakan, pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik dan tidak ada bayi di dalamnya. Pilihan yang lebih aman antara lain kelambu, minyak telon antinyamuk alami, atau kipas angin. Selain lebih ramah bagi bayi, cara-cara ini tidak meninggalkan residu kimia berbahaya di udara. Dengan langkah sederhana, Mams dapat melindungi si kecil dari gigitan nyamuk sekaligus menghindari bahaya obat nyamuk untuk bayi yang tersembunyi di udara rumah.
Apakah Obat Nyamuk Elektrik Lebih Aman untuk Bayi?
Obat nyamuk elektrik sering dianggap lebih aman karena tidak menghasilkan asap, namun cairan atau mat yang digunakan tetap mengandung bahan aktif seperti allethrin dan prallethrin dari golongan pyrethroid. Zat ini bekerja dengan melumpuhkan sistem saraf nyamuk, tetapi bila terhirup terus-menerus, bisa menimbulkan efek samping pada manusia, terutama bayi. Menurut Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR), paparan pyrethroid dapat menyebabkan iritasi hidung, batuk, hingga reaksi alergi kulit pada individu sensitif. Karena itu, bahaya obat nyamuk elektrik untuk bayi tidak boleh dianggap sepele, terutama bila digunakan di ruang tertutup tanpa sirkulasi udara.
Uap bahan kimia dari alat ini tetap tersebar di udara saat dipanaskan. Studi dalam Inhalation Toxicology menunjukkan bahwa inhalasi prallethrin dalam jangka panjang dapat memicu perubahan fungsi paru dan biokimia tubuh, yang secara teori dapat berdampak serupa pada bayi. Risiko meningkat bila alat digunakan terus-menerus tanpa ventilasi. Bayi dengan sistem pernapasan yang belum matang lebih rentan mengalami batuk, pilek, atau rewel akibat udara yang terkontaminasi. Karena itu, hindari menyalakan obat nyamuk elektrik di ruangan tempat bayi tidur dan beri waktu sirkulasi udara minimal 30 menit sebelum dia masuk kembali.
Sebagai langkah lebih aman, Mams bisa beralih ke cara alami untuk mengusir nyamuk tanpa bahan kimia. Gunakan minyak telon dengan kandungan lavender yang lembut di kulit dan efektif mengusir nyamuk. Selain itu, pasang kelambu di tempat tidur serta jaring nyamuk di ventilasi untuk mencegah serangga masuk. Menjaga kebersihan rumah dan menghindari genangan air juga membantu mengurangi populasi nyamuk secara alami. Langkah sederhana ini bukan hanya aman, tapi juga menghindarkan si kecil dari bahaya obat nyamuk untuk bayi yang mungkin terjadi tanpa disadari.
A Word From Navila
Gigitan nyamuk memang perlu diwaspadai, tetapi melindungi bayi dengan obat nyamuk berbahan kimia justru bisa menimbulkan bahaya yang tak terlihat. Uap dan partikel dari obat nyamuk semprot, bakar, maupun elektrik dapat mengiritasi paru, memicu alergi, hingga memengaruhi perkembangan saraf si kecil yang masih sensitif. Karena itu, langkah terbaik bukan sekadar mencari cara paling ampuh mengusir nyamuk, tetapi yang paling aman bagi pernapasan dan kulitnya. Mams bisa beralih ke perlindungan alami seperti kelambu, ventilasi yang baik, dan minyak telon dengan bahan antinyamuk alami.

Navila percaya, perlindungan sejati hadir dari sentuhan lembut dan alami. Navila Minyak Telon diformulasikan dengan cajuput oil, olive oil, coconut oil, anise oil, dan ekstrak aromatik alami yang membantu mengusir nyamuk sekaligus menjaga kehangatan tanpa menimbulkan rasa panas. Aromanya menenangkan, teksturnya ringan, dan lembut di kulit si kecil. Dengan setiap usapan, Mams tak hanya melindungi dari gigitan nyamuk, tapi juga menjaga napas kecilnya tetap tenang dan sehat.
References
- Chaiyamong, P., Luangwilai, T., & Ong-Artborirak, P. (2024). Symptoms of Residential Exposure to Insecticides and Associated Factors Among Young Thai Children in Urban Areas. Children, 11(12), 1516.
- Islam, J. Y., Hoppin, J., Mora, A. M., Soto-Martinez, M. E., Gamboa, L. C., Castañeda, J. E. P., … & De Joode, B. V. W. (2023). Respiratory and allergic outcomes among 5-year-old children exposed to pesticides. Thorax, 78(1), 41-49.
- CNAP. A Patient’s Guide to Aerosol Drug Delivery – 4th Edition. Retrieved from https://cnap.nhlbi.nih.gov/activities/164
- OEHHA. Air Pollution and Children’s Health – A Fact Sheet by OEHHA and the American Lung Association. Retrieved from https://oehha.ca.gov/air/air-pollution-and-childrens-health-fact-sheet-oehha-and-american-lung-association
- American Lung Association. Health Impact of Air Pollution. Retrieved from https://www.lung.org/research/sota/health-risks
- Liu, W., Zhang, J., Hashim, J. H., Jalaludin, J., Hashim, Z., & Goldstein, B. D. (2003). Mosquito coil emissions and health implications. Environmental health perspectives, 111(12), 1454-1460.
- Hogarh, J. N., Agyekum, T. P., Bempah, C. K., Owusu-Ansah, E. D., Avicor, S. W., Awandare, G. A., … & Obiri-Danso, K. (2018). Environmental health risks and benefits of the use of mosquito coils as malaria prevention and control strategy. Malaria Journal, 17(1), 265.
- NCBI. Pyrethrin and Pyrethroid Toxicity. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK606124/
- Al-Damegh, M. A. (2013). Toxicological impact of inhaled electric mosquito-repellent liquid on the rat: a hematological, cytokine indications, oxidative stress and tumor markers. Inhalation Toxicology, 25(5), 292-297.