Bulan Ramadan adalah waktu penuh keistimewaan bagi umat Muslim. Lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, Ramadan menjadi kesempatan emas untuk memperbanyak amal kebaikan, memperkuat hubungan dengan Allah SWT, sekaligus melatih kesabaran dan empati. Setiap ibadah yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya, sehingga banyak orang menjadikan bulan ini sebagai momentum perubahan diri yang lebih baik.

Pertanyaannya, amalan di bulan Ramadan apa saja yang sebaiknya diprioritaskan agar ibadah kali ini lebih bermakna? Dalam artikel ini, Mams akan menemukan panduan 10 amalan terbaik lengkap dengan dasar dalil, manfaat spiritual maupun sosial, serta tips praktis agar dapat dijalankan secara konsisten. Dengan begitu, Ramadan tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi benar-benar menghadirkan keberkahan dan pahala berlimpah.

1. Berpuasa dengan Niat dan Kesadaran (ṣawm)

Puasa Ramadan merupakan rukun Islam yang bertujuan menumbuhkan ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Baqarah ayat 183:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu melatih pengendalian diri sekaligus menumbuhkan empati pada sesama. Dari sisi kesehatan mental, berpuasa juga membantu meningkatkan kesadaran diri dan rasa syukur. Selain itu, mengutip Healthline, puasa memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan seperti pengendalian gula darah, perlindungan kanker dan neurodegeneratif.

Agar puasa lebih bermakna, niat harus diperbarui setiap malam. Ulama menekankan bahwa syarat sah puasa meliputi baligh, sehat, dan sadar. Praktik sederhana seperti menuliskan niat dalam jurnal harian bisa membantu menjaga konsistensi sekaligus refleksi diri. Dengan begitu, puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi menjadi ibadah yang menyentuh aspek spiritual, mental, dan sosial.

2. Shalat Tarawih Berkualitas

Shalat tarawih adalah ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang melaksanakannya dengan iman dan harapan pahala akan diampuni dosa-dosanya (HR. Bukhari dan Muslim).

“Barangsiapa melaksanakan salat (Tarawih) di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan ikhlas, maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu.” (HR Bukhari & Muslim)

Tarawih bukan sekadar tambahan ibadah malam, tetapi juga sarana mendekatkan diri pada Al-Qur’an dan memperkuat kebersamaan umat melalui berjamaah.

Kualitas tarawih lebih diutamakan daripada jumlah rakaat. Mams bisa memulai dengan dua atau empat rakaat di rumah, lalu menambah jumlahnya secara bertahap atau bergabung dengan jamaah di masjid. Persiapan sederhana seperti memahami arti bacaan, menjaga stamina, dan mengurangi distraksi akan membantu menjaga kekhusyukan. Dengan begitu, tarawih menjadi pengalaman ibadah yang mendalam dan bermakna.

3. Membaca, Memahami, dan Mengamalkan Al-Qur’anMembaca Al-Qur’an

Ramadan identik dengan Al-Qur’an karena kitab suci ini diturunkan pada bulan tersebut. Setiap huruf yang dibaca akan diberi pahala berlipat ganda. Namun, membaca saja belum cukup, memahami maknanya dan mengamalkannya jauh lebih utama agar Al-Qur’an benar-benar menjadi pedoman hidup.

Mams bisa membuat jadwal realistis, misalnya membaca 3–5 halaman setiap selesai salat agar bisa khatam dalam 30 hari. Membaca perlahan dengan tartil sambil merenungi makna ayat akan lebih menumbuhkan cinta dan takut kepada Allah. Agar konsisten, ikuti tadarus bersama keluarga atau komunitas, serta kajian tafsir yang memperdalam pemahaman. Dengan cara ini, Ramadan benar-benar menjadi bulan perubahan hati dan amal.

4. Sedekah dan Memberi Makan Berbuka

Sedekah di bulan Ramadan memiliki nilai ganda. Rasulullah SAW menegaskan, siapa yang memberi makan orang berpuasa akan mendapat pahala seperti orang tersebut tanpa mengurangi pahalanya. Dari sisi sosial, tradisi berbagi takjil atau paket berbuka memperkuat solidaritas, menumbuhkan empati, dan mengurangi kesenjangan. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut.”

Bersedekah tidak hanya membawa kebahagiaan bagi yang menerima, tetapi juga menenangkan hati dan melatih keikhlasan.

Mams bisa menyiapkan kotak sedekah di rumah atau menjadwalkan pemberian paket berbuka secara rutin. Dengan pengelolaan teratur, sedekah Ramadan tidak hanya menjadi amal pribadi, tetapi juga berkontribusi nyata pada kesejahteraan masyarakat.

5. I‘tikaf, Menyendiri untuk Menyempurnakan Ibadah

I‘tikaf adalah sunnah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid untuk fokus beribadah, terutama pada 10 malam terakhir Ramadan. Rasulullah SAW senantiasa melakukannya demi memperbanyak doa dan mengejar malam Lailatul Qadar.

Meski idealnya dilakukan penuh 10 hari, Mams tetap bisa melakukannya sesuai kondisi, misalnya satu malam dengan mengisi waktu untuk salat sunnah, membaca Al-Qur’an, dzikir, dan doa. Bahkan versi singkat di rumah pun bisa membantu menjaga fokus ibadah di tengah kesibukan.

6. Perbanyak Doa, Istighfar, dan Dzikir

Ramadan adalah waktu mustajab untuk berdoa. Nabi ﷺ bersabda bahwa doa orang berpuasa tidak akan tertolak hingga berbuka (HR. Ibnu Majah). Istighfar dan dzikir juga sangat dianjurkan untuk membersihkan hati sekaligus mendekatkan diri pada Allah.

Mams bisa membiasakan doa sederhana untuk keluarga, rezeki, dan kesehatan. Istighfar rutin, misalnya 100 kali sehari, serta dzikir ringan dapat dilakukan kapan saja, seperti menjelang berbuka atau setelah salat. Dengan konsistensi, amalan ini akan menenangkan hati dan memperkuat spiritualitas.

7. Shalat Dhuha dan Amalan Pagi

Salat Dhuha dikenal sebagai ibadah sunnah pembuka rezeki. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa setiap sendi manusia membutuhkan sedekah, dan dua rakaat Dhuha bisa menggantinya (HR. Muslim). Amalan ini juga berkaitan dengan kelapangan hati dan keberkahan hidup.

Mams bisa memulai dengan dua rakaat pada pukul 8 pagi hingga menjelang Zuhur, lalu menambah secara bertahap. Niatkan sebagai rasa syukur atas nikmat tubuh dan aktivitas. Dengan melaksanakannya secara rutin, Mams akan merasakan ketenangan batin dan semangat yang lebih terjaga sepanjang hari.

8. Qiyam al-Lail/Tahajud, Ibadah Malam Intens

Salat Tahajud memiliki kedudukan istimewa. Rasulullah SAW bahkan melakukannya hingga kakinya bengkak karena lamanya berdiri. Waktu terbaiknya adalah sepertiga malam terakhir, saat doa lebih mustajab. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa melaksanakan qiyamul lail dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Agar terbiasa, atur tidur lebih awal dan bangun 60–90 menit sebelum Subuh. Mulailah dengan dua rakaat, lalu tambah perlahan sesuai kemampuan. Gunakan alarm atau pengingat agar tidak terlewat. Jika dilakukan rutin, Tahajud menjadi kebutuhan ruhani yang menenangkan.

9. Menjaga Sunnah Waktu Berbuka dan Sahur

Berbuka dan sahur memiliki sunnah yang mendatangkan keberkahan. Rasulullah SAW menganjurkan untuk segera berbuka dengan kurma atau air putih, lalu salat Maghrib sebelum makan berat. Sahur pun sangat ditekankan meski hanya seteguk air, karena di dalamnya terdapat keberkahan (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan mengikuti sunnah ini, pola makan Ramadan menjadi lebih sehat dan seimbang. Energi tubuh tetap terjaga, ibadah lebih ringan dijalankan, dan pahala pun semakin bertambah.

10. Mencari Lailatul Qadar di 10 Malam Terakhir

Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3). Nabi SAW menganjurkan untuk mencarinya pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.

Mams bisa meningkatkan ibadah dengan qiyamullail, membaca Al-Qur’an, berdzikir, serta berdoa dengan doa khusus yang diajarkan Rasulullah kepada Aisyah RA: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni”. Kesungguhan niat dan amal pada malam ini bisa mendatangkan keberkahan luar biasa.

Menjaga Kesehatan dan Konsistensi

Agar ibadah tetap terjaga, kesehatan fisik dan mental perlu diperhatikan. Tidur cukup, pola makan seimbang saat sahur dan berbuka, serta hidrasi yang baik akan membuat tubuh tetap bugar. Selain itu, perencanaan ibadah dengan agenda harian akan memudahkan konsistensi. Amalan di bulan Ramadan yang kecil tetapi rutin jauh lebih bernilai daripada ibadah besar yang tidak konsisten. Dukungan keluarga, seperti tadarus bersama, juga dapat menjadi penguat motivasi.

Minyak Telon Navila & Minyak Kayu Putih Navila

Selain itu, menjaga kualitas tidur sangat penting agar energi tetap terjaga sepanjang Ramadan. Relaksasi ringan seperti menggunakan aromaterapi bisa membantu pikiran lebih tenang setelah aktivitas ibadah. Mams bisa mencoba Navila Minyak Telon atau Navila Minyak Kayu Putih dengan aroma menenangkan, cukup digunakan secukupnya sebagai pelengkap rutinitas istirahat.

Dengan kombinasi tidur teratur, ibadah terjadwal, dan relaksasi ringan, Mams akan lebih siap menjalani hari-hari Ramadan dengan semangat dan penuh keberkahan. Inilah cara sederhana menjaga konsistensi dalam menjalankan berbagai amalan di bulan Ramadan agar lebih maksimal dan bermakna.


References

  • Retrieved from https://quran.nu.or.id/
  • Healthline. 8 Health Benefits of Fasting, Backed by Science. Retrieved from https://www.healthline.com/nutrition/fasting-benefits