Pernahkah Bunda merasa si kecil tiba-tiba menjadi lebih rewel, cepat lapar, atau tidur lebih lama dari biasanya? Bisa jadi itu pertanda mereka sedang mengalami growth spurt. Lalu, apa itu growth spurt? Fase ini adalah periode ketika tubuh anak berkembang pesat, baik dari segi tinggi badan maupun berat badan, yang seringkali diikuti dengan perubahan perilaku yang membingungkan orang tua. 

Tapi jangan khawatir! Dengan memahami lebih jauh tentang growth spurt, Bunda akan lebih siap untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Yuk, simak penjelasan selengkapnya dan cari tahu bagaimana cara terbaik merespons fase penting ini!

Apa Itu Growth Spurt?

Lonjakan pertumbuhan atau growth spurt adalah periode dimana bayi mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat, terutama dalam 12 bulan pertama kehidupannya. Fase ini dikenal juga sebagai “fase pacu tumbuh,” di mana bayi mengalami peningkatan tinggi dan berat badan dalam waktu yang relatif singkat, biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 hari, dan bisa sampai seminggu.

Pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), bayi memang tumbuh sangat pesat, namun lonjakan pertumbuhan akan semakin intensif saat memasuki fase growth spurt. Selama fase ini, bayi mungkin merasa lebih lapar dan lebih rewel. Selain perubahan ukuran tubuh, growth spurt juga membawa perkembangan baru pada bayi. Misalnya, bayi bisa menunjukkan keterampilan baru dalam fase tersebut. 

Lalu, growth spurt terjadi berapa kali? Fase growth spurt umumnya terjadi pada usia 1-3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan, meskipun pola ini bisa bervariasi antara bayi. Saat growth spurt, sel-sel tubuh bayi berkembang lebih cepat, dan kebutuhan nutrisi mereka pun meningkat, yang membuat bayi lebih sering merasa lapar.

Penyebab dan Tanda Growth Spurt

Perubahan pada tinggi dan berat badan anak, seperti peningkatan tulang, otot, dan lemak, adalah tanda paling jelas bahwa si kecil sedang mengalami lonjakan pertumbuhan. Mengutip Cleveland Clinic, berikut beberapa tanda lainnya yang bisa Bunda amati meliputi:

  • Perubahan nafsu makan, bisa meningkat atau menurun.
  • Kerewelan atau perubahan suasana hati yang lebih emosional.
  • Tumbuhnya gigi susu atau pergantian gigi susu dengan gigi permanen.
  • Pola tidur yang berubah, bisa tidur terus atau begadang.
  • Ukuran dan berat badan bertambah.

Lalu, untuk penyebabnya, genetik (gen yang diwariskan dari orang tua) adalah faktor utama yang menyebabkan lonjakan pertumbuhan. Gen ini memengaruhi seberapa tinggi anak akan tumbuh dan seberapa cepat mereka mencapai tinggi maksimal. Selain faktor genetik, lingkungan juga memengaruhi pertumbuhan anak, seperti:

  • Pola makan dan kecukupan nutrisi.
  • Paparan zat berbahaya di lingkungan, seperti polusi atau timbal.
  • Kondisi kesehatan janin atau komplikasi selama kehamilan.

Mengapa Growth Spurt Penting?

Growth spurt adalah fase penting dalam tumbuh kembang bayi, di mana tubuh mereka mengalami pertumbuhan pesat, seperti bertambahnya tinggi dan berat badan. Proses ini mendukung pembentukan otot, tulang, dan organ tubuh, yang membantu anak menjadi lebih kuat dan sehat. Selain itu, growth spurt juga mempengaruhi perkembangan otak dan kemampuan motorik mereka.

Selama growth spurt, anak akan membutuhkan lebih banyak makanan dan tidur untuk mendukung pertumbuhannya. Dengan memahami fase ini, orang tua bisa lebih siap memberikan dukungan yang diperlukan, seperti memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan tidur yang berkualitas agar pertumbuhannya optimal.

Cara Mendukung Anak Saat Growth Spurt

Menghadapi bayi yang sedang mengalami lonjakan pertumbuhan memang bisa jadi tantangan tersendiri. Berikut beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk menghadapinya:

1. Susui Lebih Sering

Selama fase ini, bayi bisa menyusu lebih sering, bahkan setiap 30 menit sekali atau hingga 18 kali sehari. Jadi, pastikan Bunda siap memenuhi kebutuhan menyusui si Kecil sepanjang hari. Agar asupan gizinya optimal, pastikan bayi menyusu dengan posisi dan pelekatan yang benar, sehingga ASI masuk dengan maksimal dan bayi cepat merasa kenyang.

2. Tidurkan Bayi Sampai Lelap

Setelah menyusui, usahakan bayi tidur dengan nyenyak. Ini tidak hanya membantu menghindari bayi rewel, tetapi juga memberi tubuhnya waktu untuk tumbuh dan memberikan Bunda kesempatan beristirahat. Ciptakan suasana tidur yang nyaman, seperti menurunkan suhu ruangan, meredupkan lampu, dan mengurangi kebisingan agar bayi tidur lebih nyenyak.

3. Hadapi Kerewelan dengan Tenang

Ketenangan Bunda sangat penting saat menghadapi bayi yang sedang growth spurt. Bayi memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Bunda, jadi jika Bunda panik, bayi bisa semakin rewel. Namun, jika Bunda tetap tenang, bayi akan merasakan ketenangan yang sama.

4. Bergantian Menenangkan Bayi

Fase lonjakan pertumbuhan bisa membuat Bunda kewalahan, terutama karena bayi membutuhkan lebih banyak ASI, bahkan di tengah malam. Jika Bunda merasa lelah, tidak ada salahnya meminta Ayah atau orang lain untuk bergantian menenangkan bayi. Dengan begitu, Bunda bisa mendapatkan waktu untuk beristirahat.

5. Manfaatkan Waktu Tidur Bunda

Memenuhi kebutuhan si Kecil saat lonjakan pertumbuhan memang penting, tapi Bunda juga perlu menjaga kesehatan fisik dan mental. Jadi, cobalah untuk memanfaatkan waktu saat bayi tidur untuk merawat diri. Bunda bisa makan, mandi, atau tidur sebentar untuk mengisi ulang energi. Ingat, Bunda yang bahagia dan sehat juga akan membuat bayi merasa bahagia!

6. Cukupi Kebutuhan Nutrisi Selama Menyusui

Karena bayi menyusu lebih sering saat growth spurt, Bunda perlu memastikan asupan nutrisi tercukupi dengan makan makanan bergizi setiap hari. Dengan begitu, kualitas ASI yang dihasilkan akan semakin baik, memberikan nutrisi optimal untuk mendukung tumbuh kembang bayi. Nutrisi yang terpenuhi dengan baik saat menyusui akan menghasilkan ASI yang kaya lemak dan kalori, membuat bayi lebih cepat kenyang dan berat badan naik dengan sehat.

7. Meminimalisir Susu Formula

Tidak perlu (dan sebaiknya hindari) memberikan susu formula selama lonjakan pertumbuhan. Pemberian susu formula justru dapat mengganggu sistem permintaan dan suplai ASI, serta menghambat tubuh Bunda untuk memproduksi lebih banyak ASI. 

8. Lakukan Pengukuran Rutin

Untuk memastikan bayi tumbuh dengan baik selama fase lonjakan pertumbuhan, Bunda perlu melakukan pemeriksaan rutin di pusat kesehatan. Berikut jadwal pemeriksaan yang dianjurkan:

  • Usia 0-12 bulan: sekali sebulan
  • Usia 12-36 bulan: setiap 3 bulan
  • Usia 36-72 bulan: setiap 6 bulan
  • Usia 72 bulan ke atas: setiap tahun

A Word From Navila

Apa itu growth spurt? Growth spurt artinya lonjakan pertumbuhan pada pada anak memang cepat terasa, seringkali membuat kita terkejut dan berkata, “Wah, kamu sudah besar!” Anak tumbuh dengan caranya sendiri, dan setiap anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda. 

Selama fase growth spurt, si kecil mungkin akan lebih rewel karena proses tumbuh kembangnya. Bunda pasti merasa kelelahan menenangkan si kecil, apalagi jika rewel yang ditunjukkan sangat intens. Salah satu cara yang bisa Bunda coba untuk menenangkan si kecil adalah dengan menggunakan aromaterapi yang menenangkan, seperti lavender. Ketahui informasi selengkapnya di: Manfaat Lavender untuk Bayi.

Bunda ingin tahu lebih banyak fakta seputar ibu dan bayi? Yuk, kunjungi akun Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Sehat selalu, Bunda hebat!