Menjalani masa menyusui tidak selalu berakhir ketika Mams kembali hamil atau melahirkan adik baru. Pada banyak keluarga, hadir fase unik ketika bayi baru lahir membutuhkan ASI, sementara kakaknya masih menjadikan menyusu sebagai sumber kenyamanan dan kedekatan emosional. Di fase ini, tidak jarang Mams menyimpan dilema sendiri, takut ASI tidak cukup, khawatir kebutuhan bayi terganggu, hingga merasa tertekan oleh komentar sekitar yang belum sepenuhnya memahami situasi ini. Padahal, dalam dunia laktasi, tandem nursing adalah kondisi yang sudah lama dikenal dan dipelajari.

Praktik ini kerap dianggap semata-mata sebagai keputusan emosional, padahal tubuh Mams bekerja dengan sistem biologis yang sangat terukur. Produksi ASI tidak terjadi secara acak, melainkan menyesuaikan kebutuhan melalui mekanisme alami yang cerdas. Dengan pemahaman yang tepat, menyusui dua anak sekaligus bukan hanya mungkin, tetapi juga dapat dijalani dengan aman. Artikel ini akan membahas pengertian tandem nursing, cara tubuh beradaptasi, serta panduan agar kebutuhan bayi baru lahir tetap menjadi prioritas tanpa mengabaikan si kecil yang lebih besar.

Apa Itu Tandem Nursing?

Secara sederhana, tandem nursing adalah praktik menyusui dua anak dengan usia berbeda, umumnya bayi baru lahir dan kakaknya yang masih menyusu. Praktik ini bukan hal baru dan telah lama dikenal dalam ilmu laktasi. American Academy of Pediatrics (AAP) dan World Health Organization (WHO) mendukung kelanjutan menyusui selama Mams dan si kecil menginginkannya. Artinya, secara prinsip, praktik ini termasuk dalam spektrum menyusui yang normal.

Tubuh Mams bekerja berdasarkan prinsip supply and demand. Setiap kali payudara dikosongkan, otak menerima sinyal untuk kembali memproduksi ASI. Proses ini dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin yang dilepaskan saat hisapan terjadi. Karena itu, tubuh tidak “membagi” ASI menjadi dua porsi, melainkan terus memproduksi sesuai kebutuhan. Bahkan, menyusui dua anak justru dapat merangsang peningkatan produksi ASI.

Menariknya, komposisi ASI bersifat adaptif. Saat Mams menyusui bayi baru lahir, tubuh tetap memproduksi kolostrum dan ASI awal yang kaya antibodi dan protein. Kehadiran kakak yang ikut menyusu tidak menurunkan kualitas nutrisi tersebut. ASI secara alami dirancang untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling muda terlebih dahulu. Inilah alasan mengapa anggapan bahwa ASI menjadi “kurang bergizi” saat tandem nursing tidak sesuai dengan fisiologi laktasi.

Apakah Tandem Nursing Aman untuk Bayi Baru Lahir?

Keamanan praktik ini sangat bergantung pada manajemen menyusu. Dalam konteks ini, tandem nursing adalah aman bila bayi baru lahir selalu mendapatkan prioritas menyusu, terutama di minggu-minggu awal kehidupan. Pada fase ini, bayi membutuhkan kolostrum yang berperan penting dalam perlindungan terhadap infeksi dan pematangan sistem pencernaan.

Selain itu, kemampuan mengisap bayi baru lahir masih berkembang. Hisapannya belum sekuat kakaknya yang lebih besar, sehingga jika tidak diprioritaskan, bayi bisa mendapatkan asupan ASI yang kurang optimal. Dampaknya bisa berupa penurunan berat badan berlebih atau kenaikan berat badan yang lebih lambat. Karena itu, urutan menyusu menjadi faktor kunci dalam menjaga keamanannya.

Mams juga perlu memperhatikan tanda kecukupan ASI pada bayi. Buang air kecil minimal enam kali sehari dengan warna pucat, berat badan kembali ke berat lahir dalam 10–14 hari, serta bayi tampak puas setelah menyusu merupakan indikator penting. Jika tanda-tanda ini tidak terpenuhi, praktik menyusui perlu dievaluasi bersama tenaga kesehatan agar tetap aman dan sesuai kebutuhan bayi.

Manfaat Tandem Nursing bagi Ibu dan Kakak

Bila dilakukan dengan pengaturan yang tepat, tandem nursing adalah pengalaman yang memberikan manfaat emosional yang signifikan. Bagi kakak, menyusu membantu menjaga rasa aman dan mengurangi kecemburuan terhadap kehadiran adik. Kedekatan ini sering membuat proses adaptasi keluarga berjalan lebih lembut dan minim konflik.

Bagi Mams, menyusui dua anak dapat membantu menjaga kelancaran produksi ASI karena payudara lebih sering dikosongkan. Selain itu, hormon oksitosin yang dilepaskan saat menyusui berperan dalam membantu kontraksi rahim dan mendukung pemulihan pasca melahirkan. Ikatan emosional dengan kedua si kecil pun tetap terjaga, tanpa harus memilih salah satu.

Meski demikian, manfaat ini hanya bisa dirasakan bila kondisi fisik Mams terjaga. Kelelahan berlebihan, stres, atau kurang nutrisi justru dapat menghambat proses menyusui. Karena itu, praktik ini sebaiknya selalu disesuaikan dengan kapasitas tubuh Mams, bukan dipaksakan.

Navila All Products

Cara Melakukan Tandem Nursing dengan Aman dan Berkelanjutan

Dalam praktik sehari-hari, tandem nursing bukan sekadar menyusui dua anak sekaligus, tetapi tentang bagaimana Mams mengatur energi, prioritas, dan ritme tubuh sendiri. Agar proses ini terasa lebih ringan dan berkelanjutan, ada beberapa langkah penting yang perlu dipahami dan diterapkan secara bertahap.

1. Mulai dengan Prinsip Prioritas yang Jelas

Di fase awal kehidupan, bayi baru lahir selalu menjadi prioritas utama. Pastikan dia menyusu lebih dulu di setiap sesi, terutama pada minggu-minggu pertama. Hal ini penting karena kolostrum dan ASI awal sangat dibutuhkan untuk membangun daya tahan tubuh dan sistem pencernaannya. Setelah bayi selesai menyusu dan tampak puas, barulah kakak dipersilakan menyusu. Dengan prinsip ini, Mams tidak perlu merasa “membagi” ASI, karena kebutuhan bayi sudah terpenuhi lebih dulu.

2. Pilih Posisi Menyusui yang Stabil dan Minim Beban

Posisi menyusui memegang peran besar dalam kenyamanan dan efektivitas. Untuk bayi baru lahir, pastikan tubuhnya menghadap penuh ke tubuh Mams, dengan kepala dan leher tersangga baik. Posisi football hold sering membantu karena memberi kontrol lebih pada pelekatan bayi. Sementara itu, kakak bisa menyusu dalam posisi yang lebih fleksibel, seperti duduk atau berbaring di samping. Posisi yang tepat membantu mencegah nyeri bahu, punggung, dan puting, sekaligus membuat sesi menyusui terasa lebih tenang.

3. Atur Ritme, Bukan Jadwal Kaku

Tubuh Mams bekerja mengikuti ritme alami, bukan jam. Karena itu, tidak perlu memaksakan jadwal menyusui yang terlalu ketat. Mams bisa memilih menyusui secara bergantian atau bersamaan, tergantung kondisi fisik dan suasana di rumah. Jika sedang lelah, menyusui bergantian bisa lebih nyaman. Jika ingin lebih efisien, menyusui bersamaan juga bisa menjadi pilihan. Yang terpenting, Mams tetap peka terhadap sinyal lapar bayi dan tidak mengabaikan kebutuhan istirahat diri sendiri.

4. Jaga Asupan Nutrisi dan Cairan Sepanjang Hari

Menyusui dua anak meningkatkan kebutuhan energi secara signifikan. Pastikan Mams makan cukup, bukan hanya kenyang, tetapi bernutrisi. Fokus pada protein, sayur, buah, serta karbohidrat kompleks untuk menjaga stamina. Minum air secara berkala juga penting, terutama setiap selesai menyusui. Tubuh yang terhidrasi dan tercukupi nutrisinya akan lebih mampu mempertahankan produksi ASI dan mencegah kelelahan berlebih.

5. Perhatikan Sinyal Tubuh dan Respons Si Kecil

Tandem nursing yang sehat selalu melibatkan proses evaluasi. Perhatikan apakah bayi menunjukkan tanda cukup ASI, seperti BAK yang adekuat dan kenaikan berat badan yang stabil. Dari sisi Mams, rasa lelah berlebihan, pusing, atau nyeri payudara yang tidak kunjung membaik adalah sinyal tubuh yang tidak boleh diabaikan. Jika hal ini muncul, Mams boleh memperlambat ritme, meminta bantuan, atau berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk menyesuaikan strategi menyusui.

Pada akhirnya, menyusui dua anak bukan tentang seberapa kuat Mams menahan lelah, tetapi tentang seberapa bijak Mams merawat tubuh sendiri. Dengan pengaturan yang realistis, dukungan nutrisi yang tepat, dan perhatian pada sinyal tubuh, proses menyusui bisa tetap aman, nyaman, dan berkelanjutan. Mams tidak perlu sempurna, cukup hadir, sadar, dan peduli pada diri sendiri serta si kecil.

A Word From Navila

Pada dasarnya, tandem nursing adalah praktik menyusui yang memiliki dasar biologis yang kuat dan dapat dijalani dengan aman bila dilakukan dengan pemahaman yang tepat. Memprioritaskan bayi baru lahir, memantau tanda kecukupan ASI, serta menjaga kondisi fisik Mams menjadi kunci utama agar proses ini berjalan lancar. Tubuh Mams memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa, namun tetap membutuhkan dukungan agar dapat bekerja optimal.

Navila ASI Booster Terbaik

Selain pola makan seimbang dan istirahat yang cukup, dukungan nutrisi alami dapat membantu menjaga produksi ASI tetap stabil, terutama saat kebutuhan meningkat. Navila ASI Booster hadir sebagai pendamping menyusui yang diformulasikan dari bahan alami untuk membantu mendukung produksi ASI tanpa membebani tubuh Mams. Dengan tubuh yang lebih terjaga, Mams bisa menjalani proses menyusui dengan lebih tenang dan percaya diri. Karena ketika Mams sehat dan kuat, ASI terbaik pun dapat terus mengalir untuk kedua buah hati.


References

  • Verywell Health. Pregnancy. Retrieved from https://www.verywellhealth.com/pregnancy-5116940
  • La Leche League SA. BREASTFEEDING DURING PREGNANCY AND TANDEM NURSING. Retrieved from https://www.lllsa.org/tandem-nursing
  • MDPI. Tandem Breastfeeding: A Descriptive Analysis of the Nutritional Value of Milk When Feeding a Younger and Older Child. Retrieved from https://www.mdpi.com/2072-6643/13/1/277