Banyak orang mengenal astragalus sebagai herbal yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Karena berasal dari tanaman dan sering dilabeli “alami”, tak sedikit yang menganggapnya aman, bahkan saat sedang hamil. Namun, kehamilan bukanlah kondisi biasa. Setiap zat yang masuk ke tubuh Mams, baik dari makanan, obat, hingga krim perawatan, bisa memberi dampak pada janin.

Kehamilan adalah fase sensitif di mana sistem tubuh bekerja sangat hati-hati menjaga keseimbangan. Beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa astragalus bisa memberikan efek yang tidak diinginkan selama kehamilan. Artikel ini akan membahas sisi lain dari astragalus yang jarang diketahui, serta alternatif herbal yang lebih aman untuk ibu hamil.

Apa Itu Astragalus dan Mengapa Perlu Diwaspadai oleh Ibu Hamil?

Astragalus membranaceus merupakan herbal dari Tiongkok yang sejak lama digunakan untuk menguatkan sistem imun dan mengembalikan energi tubuh. Biasanya dijumpai dalam bentuk suplemen, teh herbal, atau bahan dalam krim perawatan. Popularitasnya meningkat di kalangan pencinta pengobatan alami karena dianggap aman dan minim efek samping.

Namun, astragalus mengandung senyawa aktif seperti astragaloside dan saponin yang bersifat imunostimulan. Senyawa ini dapat memicu aktivitas berlebihan pada sistem imun dan memengaruhi kontraksi otot polos, termasuk otot rahim. Bila dikonsumsi oleh Ibu hamil, kondisi ini bisa menyebabkan kontraksi dini, gangguan hormon, bahkan risiko keguguran.

Sistem imun ibu hamil secara alami diturunkan agar tidak menyerang janin yang dianggap “asing.” Penggunaan astragalus yang merangsang imun justru bisa membalikkan proses ini, meningkatkan peradangan, dan memicu komplikasi. Oleh karena itu, lembaga seperti National Institute of Health dan MSD Manual menyarankan agar astragalus dihindari selama kehamilan, meskipun berbahan herbal.

Efek Astragalus terhadap Kehamilan dan Janin

Studi BioMedicine yang menguji pada hewan mengungkapkan dampak mengkhawatirkan dari astragalus selama kehamilan. Dalam riset terhadap tikus, konsumsi ekstrak Astragalus fascicolifolius menyebabkan penurunan progesteron, hormon penting untuk mempertahankan kehamilan, dan meningkatkan risiko keguguran. Studi lainnya bahkan menunjukkan potensi efek fetotoksik dari astragaloside IV, senyawa aktif utama dalam astragalus.

Jurnal-jurnal toksikologi juga mencatat potensi astragalus dalam mengganggu kestabilan hormon dan memicu kontraksi rahim. Bila dikaitkan dengan kehamilan, respons sistem imun yang terlalu aktif bisa mengganggu implantasi janin, memicu gangguan plasenta, atau memperbesar risiko persalinan prematur.

Karena belum ada uji klinis berskala besar yang mengamati dampak astragalus untuk ibu hamil dan janin, lembaga seperti American Pregnancy Association menyarankan agar penggunaannya dihindari. Label “alami” belum tentu menjamin keamanan, terutama saat menyangkut janin yang masih sangat rentan.

Astragalus Sering Masuk dalam Produk Herbal dan Krim Bumil, Apakah Aman?

Selain sebagai suplemen, astragalus kini banyak digunakan dalam krim stretch mark untuk ibu hamil karena dikenal memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi. Sayangnya, walau hanya dioleskan ke kulit, produk topical tetap bisa diserap tubuh, apalagi bila digunakan rutin di area yang luas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam krim bisa menembus epidermis dan berdampak sistemik, terutama jika digunakan jangka panjang.

Efek sistemik inilah yang patut diwaspadai. Meski belum banyak penelitian yang mengamati efek spesifik astragalus topikal untuk ibu hamil dan janin, risiko tetap ada. Apalagi, regulasi untuk produk herbal topikal masih longgar. Banyak produk tidak mencantumkan dosis aman atau peringatan khusus untuk Ibu hamil.

Label “herbal” atau “alami” seharusnya tidak menjadi alasan utama dalam memilih produk perawatan selama hamil. Penting bagi Ibu untuk tetap membaca label dengan saksama dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan krim atau lotion apapun, termasuk yang mengandung astragalus.

Rekomendasi Herbal yang Aman untuk Ibu Hamil

Ternyata, astragalus dapat memberikan efek yang kurang baik bagi Mams saat hamil. Tapi tenang, Mams tidak perlu khawatir. Ada beberapa herbal yang aman dikonsumsi selama kehamilan, di antaranya:

1. Jahe (Zingiber Officinale)

Jahe adalah herbal yang paling sering digunakan untuk meredakan mual di trimester pertama kehamilan. Berdasarkan meta-analisis dari Journal of Obstetrics and Gynaecology, konsumsi jahe hingga 1 gram per hari terbukti efektif dan aman bagi Ibu hamil. Efek samping yang dilaporkan sangat minimal jika dikonsumsi dalam dosis sesuai. Jahe juga dinyatakan aman oleh otoritas kesehatan seperti WHO dan American Pregnancy Association.

Namun, Mams tetap perlu berhati-hati jika memiliki riwayat gangguan pencernaan atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah. Dosis tinggi (lebih dari 2 gram per hari) dapat menyebabkan mulas atau efek samping lainnya. Idealnya, konsumsi jahe dalam bentuk teh hangat atau kapsul herbal yang mencantumkan dosis jelas. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan sebelum menggunakannya secara rutin.

2. Kunyit (Curcuma Longa)

Kunyit dikenal sebagai bumbu antiinflamasi yang juga aman digunakan selama hamil jika hanya sebagai tambahan masakan. Konsumsi dalam jumlah kuliner, seperti pada olahan kari atau jamu segar, umumnya tidak menimbulkan risiko untuk Mams maupun janin. Kandungan kurkuminnya membantu meredakan peradangan ringan dan meningkatkan imunitas tubuh. FDA juga memasukkan kunyit ke dalam kategori GRAS (Generally Recognized As Safe).

Namun, suplemen kunyit dengan kandungan kurkumin tinggi tidak direkomendasikan selama kehamilan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi dapat memengaruhi kontraksi rahim dan menimbulkan risiko perdarahan. Oleh karena itu, hindari produk ekstrak kunyit dalam bentuk pil atau kapsul yang tidak dijelaskan dosis pastinya. Lebih baik memilih kunyit sebagai bumbu alami dibandingkan suplemen.

3. Daun Katuk (Sauropus Androgynus)

Daun katuk adalah tanaman lokal yang sering digunakan untuk merangsang produksi ASI, terutama setelah melahirkan. Dalam tradisi Indonesia dan beberapa studi kecil, daun ini dinilai aman dikonsumsi oleh Ibu hamil dalam bentuk sayuran yang dimasak. Nutrisi dalam daun katuk seperti vitamin A, zat besi, dan kalsium juga baik untuk mendukung kebutuhan harian selama hamil. Biasanya, daun katuk diolah menjadi sayur bening atau tumisan.

Meskipun secara tradisional dianggap aman, Mams sebaiknya menghindari bentuk suplemen daun katuk dalam dosis tinggi. Belum ada uji klinis besar yang mendukung keamanannya dalam bentuk kapsul atau ekstrak selama masa kehamilan. Oleh karena itu, tetaplah menggunakan bentuk alami yang lebih ringan dan mudah dicerna. Pastikan juga untuk mengonsumsi dalam jumlah wajar dan tidak berlebihan.

A Word From Navila

Meskipun berlabel “alami”, astragalus bukanlah pilihan aman untuk ibu hamil dan janin. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif di dalamnya dapat memicu gangguan hormon, kontraksi rahim, hingga meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Bahkan dalam bentuk krim, risiko tetap ada karena potensi penyerapan ke dalam tubuh. Maka dari itu, sangat penting bagi Mams untuk lebih selektif dan cermat dalam memilih produk perawatan selama kehamilan.

Jika Mams terlanjur menggunakan skincare atau krim stretch mark yang mengandung astragalus, jangan panik. Ada langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dan menjaga keamanan janin. Yuk, lanjut baca panduan lengkapnya di: 3 Langkah Aman Jika Terlanjur Menggunakan Skincare Astragalus Cream Saat Hamil.


References

  • NCCIH. Astragalus. Retrieved from https://www.nccih.nih.gov/health/astragalus
  • Shahrani, M., Asgharzadeh, N., Kheiri, S., Karimi, R., Sadeghimanesh, A., Asgharian, S., & Lorigooini, Z. (2020). Astragalus fascicolifolius manna abortifacient risk and effects on sex hormones in BALB/c mice. BioMedicine, 10(4), 11. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7735977/
  • MSD Manual. Astragalus. Retrieved from https://www.msdmanuals.com/professional/special-subjects/dietary-supplements/astragalus
  • Shahrani, M., Asgharzadeh, N., Kheiri, S., Karimi, R., Sadeghimanesh, A., Asgharian, S., & Lorigooini, Z. (2020). Astragalus fascicolifolius manna abortifacient risk and effects on sex hormones in BALB/c mice. BioMedicine, 10(4), 11. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7735977/
  • Jiangbo, Z., Xuying, W., Yuping, Z., Xili, M., Yiwen, Z., & Tianbao, Z. (2009). Effect of astragaloside IV on the embryo‐fetal development of Sprague–Dawley rats and New Zealand White rabbits. Journal of Applied Toxicology, 29(5), 381-385. https://analyticalsciencejournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/jat.1422
  • Chen, H. Q., Zhang, N., Li, C. X., & Zhang, H. X. (2022). Effects of Astragalus membranaceus on systemic lupus erythematosus in a mouse model of pregnancy. Immunity, Inflammation and Disease, 10(6), e624. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/iid3.624
  • Patel, V. M., Schwartz, R. A., & Lambert, W. C. (2016). Safety of Topical Dermatologic Medications in Pregnancy. Journal of Drugs in Dermatology: JDD, 15(7), 830-834. https://europepmc.org/article/med/27391632
  • Viljoen, E., Visser, J., Koen, N., & Musekiwa, A. (2014). A systematic review and meta-analysis of the effect and safety of ginger in the treatment of pregnancy-associated nausea and vomiting. Nutrition journal, 13, 1-14. https://link.springer.com/article/10.1186/1475-2891-13-20
  • Medical News Today. Is turmeric safe during pregnancy? Retrieved from https://www.medicalnewstoday.com/articles/turmeric-during-pregnancy