Banyak ibu hamil memilih herbal untuk menjaga daya tahan tubuh secara alami. Salah satu yang cukup populer adalah astragalus, tanaman tradisional dari Tiongkok yang dikenal sebagai peningkat energi dan kekebalan tubuh. Sayangnya, tidak banyak yang tahu bahwa di balik khasiatnya, astragalus menyimpan potensi bahaya yang serius bagi janin.
Meski berasal dari bahan alami, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa astragalus dapat memicu efek samping berbahaya, termasuk kontraksi rahim dan gangguan hormon. Bahkan, risiko keguguran bisa meningkat jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis. Artikel ini akan membahas bukti ilmiah mengenai efek negatif astragalus selama kehamilan, serta pilihan herbal lain yang lebih aman untuk ibu dan janin.
Apakah Astragalus Aman untuk Ibu Hamil dan Janin?
Astragalus membranaceus adalah tanaman herbal yang telah digunakan dalam pengobatan Tiongkok kuno selama ribuan tahun. Komponen aktif seperti astragaloside IV memberikan manfaat antioksidan, antiinflamasi, dan peningkat daya tahan tubuh. Karena itu, astragalus banyak digunakan dalam bentuk teh, kapsul, hingga skincare. Tapi, apakah aman untuk ibu hamil?
Menurut Food and Drug Administration (FDA), astragalus tergolong aman untuk konsumsi umum. Namun, belum ada uji klinis pada wanita hamil yang membuktikan keamanannya terhadap janin. Sebaliknya, beberapa studi pada hewan menemukan bahwa astragalus dapat menyebabkan keguguran, kematian embrio, dan gangguan pertumbuhan janin, terutama saat dikonsumsi dalam dosis tinggi. Fakta ini memperkuat kekhawatiran seputar bahaya astragalus untuk janin, terutama bila digunakan tanpa pengawasan medis.
Diduga, efek ini terjadi karena astragalus mampu merangsang kontraksi rahim dan mengganggu keseimbangan imun. Dalam kondisi hamil, sistem imun ibu harus tetap stabil agar tidak menyerang janin yang dianggap benda asing oleh tubuh. Bila terjadi ketidakseimbangan, risiko keguguran atau komplikasi kehamilan bisa meningkat secara drastis.
Bahaya Tersembunyi Astragalus dalam Skincare dan Suplemen
Astragalus tak hanya hadir dalam suplemen, tapi juga dalam berbagai produk skincare seperti krim stretch mark, serum wajah, hingga sabun herbal. Ekstrak Astragalus membranaceus atau Huang Qi sering ditambahkan karena sifat antioksidannya. Sayangnya, Ibu hamil jarang menyadari bahwa penggunaan topikal pun bisa membawa risiko.
Zat aktif seperti flavonoid dan saponin dari astragalus dapat terserap lewat kulit, terutama jika ada luka mikro atau iritasi akibat peregangan kulit. Meski data pada manusia masih terbatas, beberapa studi in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa komponen tersebut bisa memicu kontraksi rahim dan stimulasi sistem imun, yang berbahaya selama kehamilan.
Hingga kini, belum ada regulasi khusus di Indonesia yang melarang penggunaan astragalus untuk ibu hamil. Namun, lembaga seperti NCCIH (National Center for Complementary and Integrative Health) sudah memperingatkan agar astragalus dihindari selama kehamilan karena efek emmenagogue-nya, yaitu merangsang menstruasi atau kontraksi rahim. Ini semakin menegaskan adanya bahaya astragalus untuk janin, baik melalui konsumsi langsung maupun aplikasi pada kulit.
Bagaimana Astragalus Bisa Mengancam Keselamatan Janin?
Astragalus memang memperkuat daya tahan tubuh, tetapi ini justru menjadi masalah saat hamil. Sistem imun ibu harus menyesuaikan agar tidak menolak janin. Saat astragalus meningkatkan aktivitas imun, bisa terjadi kondisi yang disebut immunological miscarriage, yaitu keguguran akibat sistem imun menyerang janin.
Selain itu, penelitian pada hewan memperlihatkan bahwa ekstrak astragalus dapat mengganggu keseimbangan hormon kehamilan. Penurunan hormon progesteron dan lonjakan FSH/LH bisa mengacaukan sistem reproduksi dan membuat rahim gagal mempertahankan janin. Hasilnya, risiko keguguran meningkat.
Tak hanya hormon, astragalus juga memengaruhi perkembangan plasenta. Studi menunjukkan adanya gangguan aliran darah dan pembentukan plasenta yang abnormal, serta penumpukan cairan yang menghambat suplai oksigen dan nutrisi. Hal ini bisa menghambat pertumbuhan janin atau bahkan menyebabkan kematian intrauterin.
Herbal Pengganti Astragalus yang Lebih Aman untuk Kehamilan
Berikut adalah beberapa herbal pengganti astragalus yang aman untuk bumil, yaitu:
1. Jahe
Jahe efektif untuk meredakan mual dan muntah saat hamil. Kandungan gingerol dan shogaol membantu mengurangi morning sickness. Jahe bisa dikonsumsi dalam bentuk teh atau kapsul. Dosis aman sekitar 1 gram per hari. Konsumsi berlebihan bisa memicu heartburn. Jika sedang minum obat pengencer darah, konsultasikan dulu dengan dokter.
2. Daun Kelor
Daun kelor kaya zat besi, kalsium, dan vitamin C. Herbal ini membantu mencegah anemia pada ibu hamil. Kelor juga meningkatkan energi dan daya tahan tubuh. Bisa dikonsumsi sebagai sayur, teh, atau suplemen. Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga menganjurkan asupan zat besi harian bagi bumil, dan kelor dapat menjadi alternatif alami untuk mendukung kebutuhan tersebut. Pilih produk yang sudah terstandarisasi. Konsultasi dokter tetap disarankan jika dalam bentuk suplemen.
3. Kurma
Kurma mengandung serat, gula alami, dan mineral penting. Buah ini baik untuk menambah energi harian. Kurma juga membantu melancarkan pencernaan. Penelitian menunjukkan konsumsi kurma secara rutin menjelang persalinan dapat mempercepat pembukaan serviks dan mengurangi durasi persalinan. Disarankan makan 4–7 butir per hari, namun, bagi Mams dengan diabetes gestasional tetap perlu membatasi konsumsi.
4. Chamomile
Chamomile membantu ibu hamil lebih rileks dan tidur nyenyak. Kandungan apigenin-nya menenangkan sistem saraf. Konsumsi teh chamomile secara terbatas bisa membantu mengurangi kecemasan, stres, dan gangguan tidur yang sering dialami pada trimester kedua dan ketiga. Namun, chamomile harus dikonsumsi dalam jumlah kecil, idealnya satu cangkir teh per hari. Hindari bentuk ekstrak pekat karena bisa memicu kontraksi. Jika punya alergi tanaman aster, sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter.
A Word From Navila
Mams, meskipun astragalus tergolong herbal alami, bukan berarti aman untuk kehamilan. Herbal ini dapat memicu kontraksi rahim, gangguan hormon, hingga keguguran, bahkan melalui produk skincare sekalipun. Karena bahaya astragalus untuk janin sudah terbukti dalam beberapa studi, penting bagi Ibu untuk lebih cermat dalam memilih produk dan tidak ragu berkonsultasi ke dokter sebelum memakai produk berbasis herbal saat hamil. Kesehatan Mams dan janin tetap jadi prioritas utama.
Jika Mams sedang hamil dan terlanjur menggunakan produk yang mengandung astragalus, tidak perlu panik. Masih ada langkah-langkah aman yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko. Cari tahu apa saja yang perlu dilakukan agar kesehatan janin tetap terjaga dengan membaca artikel ini: 3 Langkah Aman Jika Terlanjur Menggunakan Skincare Astragalus Cream Saat Hamil.
References
- Bukowska, P., Bralewska, M., Pietrucha, T., & Sakowicz, A. (2024). Nutraceuticals as Modulators of Molecular Placental Pathways: Their Potential to Prevent and Support the Treatment of Preeclampsia. International Journal of Molecular Sciences, 25(22), 12167. https://www.mdpi.com/1422-0067/25/22/12167
- Jiangbo, Z., Xuying, W., Yuping, Z., Xili, M., Yiwen, Z., & Tianbao, Z. (2009). Effect of astragaloside IV on the embryo‐fetal development of Sprague–Dawley rats and New Zealand White rabbits. Journal of Applied Toxicology, 29(5), 381-385. https://analyticalsciencejournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/jat.1422
- Zhang, R., Zhang, X., Xing, B., Zhao, J., Zhang, P., Shi, D., & Yang, F. (2019). Astragaloside IV attenuates gestational diabetes mellitus via targeting NLRP3 inflammasome in genetic mice. Reproductive Biology and Endocrinology, 17, 1-8. https://link.springer.com/article/10.1186/s12958-019-0522-7
- Mother Figure. Astragalus Membranaceus. Retrieved from https://motherfigure.com/safe-skincare/astragalus-membranaceus/
- NCCIH. Astragalus. Retrieved from https://www.nccih.nih.gov/health/astragalus
- Grigoriu, C., Varlas, V., Călinescu, G., Bălan, A. M., Bacalbașa, N., Gheorghe, C. M., … & Bohîlțea, R. E. (2021). Phytotherapy in obstetrics–therapeutic indications, limits, and dangers. Journal of medicine and life, 14(6), 748. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8811673/
- Shahrani, M., Asgharzadeh, N., Kheiri, S., Karimi, R., Sadeghimanesh, A., Asgharian, S., & Lorigooini, Z. (2020). Astragalus fascicolifolius manna abortifacient risk and effects on sex hormones in BALB/c mice. BioMedicine, 10(4), 11. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7735977/
- Bunch, T. D., Panter, K. E., & James, L. F. (1992). Ultrasound studies of the effects of certain poisonous plants on uterine function and fetal development in livestock. Journal of animal science, 70(5), 1639-1643. https://academic.oup.com/jas/article-abstract/70/5/1639/4632033
- Orkhon, B., Kobayashi, K., Javzan, B., & Sasaki, K. (2018). Astragalus root induces ovarian β‑oxidation and suppresses estrogen‑dependent uterine proliferation. Molecular Medicine Reports, 18(6), 5198-5206. https://www.spandidos-publications.com/10.3892/mmr.2018.9493?text=abstract
- Healthline. Ginger Tea in Pregnancy: Benefits, Safety, and Directions. Retrieved from https://www.healthline.com/nutrition/ginger-tea-pregnancy