Dalam perjalanan hidup, remaja seringkali menghadapi berbagai tantangan atau masalah.

Masa remaja adalah masa transisi dari fase anak-anak menuju dewasa, sehingga tidak jarang masalah yang berat dapat memicu stres, yang merupakan reaksi tubuh terhadap ancaman, tekanan, atau situasi baru.

Masalah stres remaja datang dari berbagai situasi yang baru, dan jika tidak dapat dikendalikan maka kesehatan mental dan fisiknya akan terganggu.

Oleh karena itu, sebagai orang tua yang baik Bunda harus segera mengenali tanda stres dan mengetahui cara mengatasi stres pada remaja.

Tanda-tanda Stres pada Remaja

Stres merupakan respons tubuh terhadap tantangan, tekanan, atau ancaman yang berasal dari luar tubuh.

Contohnya bisa berupa tenggat waktu yang semakin dekat, keputusan sulit yang harus diambil, atau masalah kesehatan yang mengkhawatirkan.

Jika si kecil merasa stres dalam situasi-situasi ini, biasanya tubuhnya akan memberikan isyarat, seperti detak jantung yang lebih cepat, pernapasan yang menjadi lebih cepat, bisa juga ototnya menjadi tegang.

Stres adalah bagian dari kehidupan, semua individu pernah mengalaminya. Stres sebenarnya juga memiliki sisi positif.

Misalnya, si kecil stres karena akan menghadapi ujian, rasa stres ini akan membuat anak termotivasi untuk giat belajar.

Walaupun begitu, tetap saja stres yang berlebihan sangat merugikan tubuh si kecil.

Ini dapat mengganggu tidur, berpikir, dan belajar, serta membuatnya terbebani dalam menjalani hidup.

Beberapa dampak dari stres ini akan si kecil rasakan jika gejala nya sudah parah, di antaranya:

  1. Susah tidur
  2. Energi rendah, kelelahan, atau kehabisan tenaga
  3. Perasaan tegang dan mudah tersinggung
  4. Kesulitan berkonsentrasi
  5. Kehilangan motivasi
  6. Merasa selalu kewalahan.

Ketika si kecil mengalami stres berlebihan dalam waktu yang lama, ini akan berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mentalnya.

Dan yang terparah stres akan menyebabkan gangguan kecemasan dan depresi.

Beberapa Cara Mengatasi Stres pada Remaja di Berbagai Situasi

Saat menginjak remaja, dunia baru akan bermunculan, jika tidak siap maka tekanan dunia baru tersebut akan mempengaruhi kondisi tubuh.

Tekanan-tekanan remaja ada akibat beberapa situasi seperti akademik, perasaan dalam dirinya hingga sekolah.

Jika tekanan ini dibiarkan, maka kesehatan mental dan fisik akan terganggu. Untuk itu berikut beberapa cara mengatasi stres pada remaja dalam berbagai situasi.

Cara Mengatasi Stres pada Remaja yang Mengalami Tekanan Akademik

Cara Mengatasi Stres pada Remaja yang Mengalami Tekanan Akademik

Dalam mengemban pendidikan akademik, siswa sering menghadapi tekanan yang parah.

Penting sekali mengetahui cara membantu remaja mengatasi tekanan akademik secara efektif.

Mari kita jelajahi beberapa strategi praktis yang dapat membantu siswa menghadapi tantangan ini, di antaranya:

1. Manajemen Waktu

Manajemen waktu yang efektif adalah keterampilan penting yang dapat membantu siswa mengelola tekanan akademik.

Berikut adalah beberapa strategi yang direkomendasikan oleh Harvard Summer School:

  • Buat kalender
  • Pasang pengingat untuk tugas
  • Prioritaskan tugas yang mendesak
  • Sisihkan waktu untuk bersantai dan merawat diri

2. Teknik Belajar Sukses

Keberhasilan akademik tidak hanya tentang kerja keras, tetapi juga tentang bekerja dengan cerdas.

Berikut adalah beberapa teknik belajar yang dapat membantu siswa mengoptimalkan pembelajaran mereka:

  • Pembelajaran aktif. Daripada hanya membaca atau mendengarkan materi guru saja, lebih baik jika siswa melakukan kegiatan belajar aktif seperti mencatat, berdiskusi dengan teman, mengajar orang lain, dan menerapkan materi pelajaran ke situasi nyata.
  • Latihan terpisah (Spaced Practice). Daripada menumpuk semua belajar dalam satu sesi, siswa bisa membagi sesi belajar dalam beberapa waktu. Teknik ini meningkatkan retensi jangka panjang informasi.
  • Latihan bergantian (Interleaved Practice). Ini melibatkan penggabungan keterampilan atau materi yang berbeda selama belajar. Meskipun terlihat sulit, latihan bergantian dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat informasi.
  • Ujian mandiri. Menguji diri sendiri secara teratur adalah teknik belajar yang kuat. Ini bisa dilakukan melalui tes latihan, atau membuat esai.

3. Dukungan Orang Tua

Orang tua memiliki peran penting dalam membantu remaja mengelola tekanan akademik.

Berikut adalah beberapa cara orang tua dapat memberikan dukungan:

  • Buat anak menyeimbangkan kebutuhan akademik dan hobi
  • Buat anak melakukan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, tidur yang cukup, dan diet seimbang. 
  • Berikan dukungan emosional. Orang tua harus siap mendengarkan kekhawatiran anak-anak mereka tanpa menghakimi. 
  • Jika anak kesulitan segera bantu kesulitannya.

Cara Mengatasi Stres pada Remaja yang Merasa Kesepian

Cara Mengatasi Stres pada Remaja yang Merasa Kesepian

Kesepian adalah perasaan isolasi yang dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan mental remaja.

Menurut penelitian dari Children-Basel Journal, sekitar lebih dari 50% remaja melaporkan bahwa mereka sering merasa kesepian, yang dapat meningkatkan risiko stres, depresi, dan kecemasan.

Kesepian di kalangan remaja sering kali disebabkan oleh perubahan sosial, tekanan dari media sosial, atau perasaan tidak diterima dalam lingkungan pertemanan.

Jika anak Bunda sedang menghadapi perasaan seperti ini, strategi-strategi berikut dapat membantu anak Bunda mengatasi rasa kesepian.

1. Pahami dan Terima Kesepian Itu

Langkah pertama untuk mengatasi kesepian adalah memahami mengapa dia merasa kesepian.

Kesepian adalah pengalaman universal yang dialami oleh semua orang, tetapi bisa terasa sangat intens selama masa remaja.

Hal ini sering disebabkan oleh banyaknya perubahan dan transisi yang si kecil alami, mulai dari perubahan fisik hingga pergeseran dalam lingkaran pertemanan.

2. Membuka Diri pada Orang Lain

Setelah anak Bunda mengidentifikasi akar dari kesepiannya, langkah berikutnya adalah mencoba membuka diri pada orang lain.

Ini mungkin terasa menakutkan baginya, terutama jika dirinya merasa terisolasi, tetapi ingatlah bahwa banyak orang di sekitar yang mungkin mengalami kesepian juga. 

Ajaklah si kecil berbicara dengan Bunda, ini akan membantu dirinya merasa tidak sendirian serta semakin membuatnya lebih dekat dan terbuka dengan Bunda.

3. Terlibat dalam Seni Kreatif 

Melibatkan diri dalam seni kreatif bisa menjadi cara yang baik untuk mengatasi perasaan kesepian.

Entah melukis, menulis, bermain alat musik, atau bentuk ekspresi seni lainnya, aktivitas kreatif dapat menjadi saluran untuk menyalurkan emosi jiwa dan membantu terhubung dengan orang lain. 

Seni bisa menjadi bentuk ekspresi diri dan cara untuk mengkomunikasikan perasaan ketika kata-kata tidak cukup.

Ini juga bisa menjadi cara yang bagus untuk mengalihkan diri dari pikiran negatif dan fokus pada sesuatu yang positif.

5. Bersikap Baik pada Diri Sendiri

Selalu ingatkan si kecil untuk bersikap baik pada diri sendiri, atau tidak selalu merasa berkecil hati. Yakinkan dirinya bahwa dia tidak sendirian.

Berikan motivasi padanya untuk fokus pada kelebihan dan hal positif dalam hidup. 

Lakukan perawatan diri atau hal-hal yang membuatnya bahagia. Ingat, tidak apa-apa untuk meluangkan waktu pada diri sendiri dan sangat tidak apa-apa meminta bantuan jika membutuhkannya.

Cara Mengatasi Stres pada Remaja di Sekolah

Cara Mengatasi Stres pada Remaja di Sekolah

Menghadapi stres adalah bagian dari kehidupan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.

American Psychological Association mengemukakan beberapa strategi yang bisa membantu menjaga stres tetap terkendali terkhusus pada remaja di sekolah:

1. Tidur yang Cukup

Tidur sangat penting untuk kesejahteraan fisik dan emosional. Para ahli merekomendasikan 9 – 12 jam tidur setiap malam untuk anak usia 6 – 12 tahun.

Remaja membutuhkan 8 – 10 jam tidur per malam. 

Tidur harus menjadi prioritas untuk menjaga stres tetap terkendali. Untuk melindungi waktu tidur, batasi penggunaan gadget di malam hari dan hindari menyimpan perangkat elektronik di tempat tidur.

Usahakan jangan main gadget apalagi bermain media sosial sebelum tidur karena pengaruh media sosial yang kurang baik.

2. Olahraga

Aktivitas fisik adalah pereda stres yang penting untuk semua usia. U.S. Department of Health and Human Services merekomendasikan setidaknya 60 menit aktivitas per hari untuk anak-anak usia 6 hingga 17 tahun.

3. Membicarakan Masalah yang Terjadi/Curhat

Curhat atau membicarakan situasi yang membuat stres dengan orang terdekat dapat membantu anak-anak dan remaja melihat masalah dari perspektif lain dan menemukan solusi.

4. Luangkan Waktu untuk Bersenang-senang

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak dan remaja juga butuh melakukan hal-hal yang mereka sukai.

Temukan keseimbangan yang sehat antara aktivitas favorit dan waktu luang.

5. Keluar Rumah

Menghabiskan waktu di alam adalah cara yang efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan lebih banyak ruang hijau memiliki tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang lebih rendah.

6. Menulis Diary/Journaling

Penelitian menunjukkan bahwa mengekspresikan diri melalui tulisan dapat membantu mengurangi tekanan mental dan meningkatkan kesejahteraan.

Misalnya, menulis tentang perasaan positif seperti hal-hal yang membuat bahagia dan bangga, ini dapat meredakan gejala kecemasan dan depresi.

7. Pelajari Mindfulness

Mindfulness adalah kegiatan akan menyadari secara penuh yang terjadi dalam diri kita secara sengaja dengan (niat) menyatukan pikiran, perasaan dan tubuh kita untuk fokus, apa yang dilakukan.

Dalam sebuah studi tentang program pelatihan mindfulness selama 5 minggu untuk remaja usia 13 – 18 tahun, para peneliti menemukan bahwa remaja yang belajar mindfulness mengalami tekanan mental yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Kapan Harus Menghubungi Bantuan Profesional

Menurut data dari National Institute of Mental Health (NIMH), sekitar 20% remaja di seluruh dunia mengalami gangguan mental akibat stres yang tidak tertangani dengan baik, seperti kecemasan atau depresi.

Oleh karena itu sangat perlu bagi para remaja mengatasi masalah tersebut.

Namun, jika semua cara telah dicoba dan hasilnya nihil, Bunda bisa mempertimbangkan membawa si kecil kepada ahli.

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa remaja membutuhkan bantuan profesional, di antaranya:

  • Perubahan Mood yang signifikan
  • Masalah tidur yang berkelanjutan
  • Penurunan performa akademik atau sosial
  • Gejala fisik tanpa sebab yang jelas

Mengatasi stres pada remaja memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk dukungan dari orang tua, teknik manajemen waktu, dan pemahaman tentang tanda-tanda stres.

Remaja sering menghadapi tekanan dari berbagai sumber seperti akademik, sosial, dan emosional, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka. 

Untuk itu, sebagai orang tua yang baik, Bunda harus turut berpartisipasi dalam meminimalisir tekanan yang ada pada si kecil.

Namun, jika stres terus berlanjut dan berdampak negatif, penting untuk mencari bantuan profesional untuk mencegah perkembangan masalah kesehatan mental yang lebih serius.

Bunda mau informasi terlengkap tentang moms and baby lainnya? Yuk, kunjungi akun media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semoga informasi di atas bermanfaat Bunda hebat!