Masa remaja adalah periode transisi yang penuh tantangan, di mana remaja sering menghadapi masalah yang dapat memicu stres. Stres ini muncul akibat situasi baru atau tekanan yang dialami. Jika tidak dikelola dengan baik, stres dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik remaja. Sebagai orang tua, Bunda perlu mengenali tanda-tanda stres dan mengetahui cara mengatasi stres pada remaja.

Tanda-tanda Stres pada Remaja

Stres adalah respons tubuh terhadap tekanan atau tantangan, seperti tenggat waktu atau masalah kesehatan. Ketika remaja merasa stres, tubuhnya memberikan sinyal seperti detak jantung cepat, pernapasan meningkat, atau otot tegang.

Jika dibiarkan, stres bisa mengganggu tidur, konsentrasi, dan belajar, serta membuat remaja merasa terbebani. Gejala stres parah yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Susah tidur
  • Energi rendah, kelelahan, atau kehabisan tenaga
  • Perasaan tegang dan mudah tersinggung
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kehilangan motivasi
  • Merasa selalu kewalahan.

    Beberapa Cara Mengatasi Stres pada Remaja di Berbagai Situasi

    Saat menginjak remaja, dunia baru akan bermunculan, jika tidak siap maka tekanan dunia baru tersebut akan mempengaruhi kondisi tubuh. Jika tekanan ini dibiarkan, maka kesehatan mental dan fisik akan terganggu. Untuk itu berikut beberapa cara mengatasi stres pada remaja dalam berbagai situasi.

    Cara Mengatasi Stres pada Remaja yang Mengalami Tekanan Akademik

    Cara Mengatasi Stres pada Remaja yang Mengalami Tekanan Akademik

    Dalam mengemban pendidikan akademik, siswa sering menghadapi tekanan yang parah. Penting sekali mengetahui cara membantu remaja mengatasi tekanan akademik secara efektif. Cara efektif tersebut adalah:

    1. Manajemen Waktu

    Manajemen waktu yang efektif adalah keterampilan penting yang dapat membantu siswa mengelola tekanan akademik. Berikut adalah beberapa strategi yang direkomendasikan oleh Harvard Summer School:

    • Buat kalender
    • Pasang pengingat untuk tugas
    • Prioritaskan tugas yang mendesak
    • Sisihkan waktu untuk bersantai dan merawat diri

    2. Teknik Belajar Sukses

    Keberhasilan akademik tidak hanya tentang kerja keras, tetapi juga tentang bekerja dengan cerdas. Berikut adalah beberapa teknik belajar yang dapat membantu siswa mengoptimalkan pembelajaran mereka:

    • Pembelajaran aktif. Daripada hanya membaca atau mendengarkan materi guru saja, lebih baik jika siswa melakukan kegiatan belajar aktif seperti mencatat, berdiskusi dengan teman, mengajar orang lain, dan menerapkan materi pelajaran ke situasi nyata.
    • Latihan terpisah (Spaced Practice). Daripada menumpuk semua belajar dalam satu sesi, siswa bisa membagi sesi belajar dalam beberapa waktu. Teknik ini meningkatkan retensi jangka panjang informasi.
    • Latihan bergantian (Interleaved Practice). Ini melibatkan penggabungan keterampilan atau materi yang berbeda selama belajar. Meskipun terlihat sulit, latihan bergantian dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat informasi.
    • Ujian mandiri. Menguji diri sendiri secara teratur adalah teknik belajar yang kuat. Ini bisa dilakukan melalui tes latihan, atau membuat esai.

    3. Dukungan Orang Tua

    Orang tua memiliki peran penting dalam membantu remaja mengelola tekanan akademik. Berikut adalah beberapa cara orang tua dapat memberikan dukungan:

    • Buat anak menyeimbangkan kebutuhan akademik dan hobi
    • Buat anak melakukan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, tidur yang cukup, dan diet seimbang. 
    • Berikan dukungan emosional. Orang tua harus siap mendengarkan kekhawatiran anak-anak mereka tanpa menghakimi. 
    • Jika anak kesulitan segera bantu kesulitannya.

    Cara Mengatasi Stres pada Remaja yang Merasa Kesepian

    Cara Mengatasi Stres pada Remaja yang Merasa Kesepian

    Menurut penelitian dari Children-Basel Journal, sekitar lebih dari 50% remaja melaporkan bahwa mereka sering merasa kesepian, yang dapat meningkatkan risiko stres, depresi, dan kecemasan.

    Kesepian di kalangan remaja sering kali disebabkan oleh perubahan sosial, tekanan dari media sosial, atau perasaan tidak diterima dalam lingkungan pertemanan. Untuk itu, ikuti tips ini agar si kecil tidak merasa kesepian:

    1. Pahami dan Terima Kesepian Itu

    Langkah pertama untuk mengatasi kesepian adalah memahami mengapa dia merasa kesepian. Kesepian adalah pengalaman universal yang dialami oleh semua orang, tetapi bisa terasa sangat intens selama masa remaja.

    2. Membuka Diri pada Orang Lain

    Ini mungkin terasa menakutkan baginya, terutama jika dirinya merasa terisolasi, tetapi ingatlah bahwa banyak orang di sekitar yang mungkin mengalami kesepian juga. Ajaklah si kecil berbicara dengan Bunda, ini akan membantu dirinya merasa tidak sendirian serta semakin membuatnya lebih dekat dan terbuka dengan Bunda.

    3. Terlibat dalam Seni Kreatif 

    Melibatkan diri dalam seni kreatif bisa menjadi cara yang baik untuk mengatasi perasaan kesepian. Entah melukis, menulis, bermain alat musik, atau bentuk ekspresi seni lainnya, aktivitas kreatif dapat menjadi saluran untuk menyalurkan emosi jiwa dan membantu terhubung dengan orang lain. 

    5. Bersikap Baik pada Diri Sendiri

    Selalu ingatkan si kecil untuk bersikap baik pada diri sendiri, atau tidak selalu merasa berkecil hati. Yakinkan dirinya bahwa dia tidak sendirian. Berikan motivasi padanya untuk fokus pada kelebihan dan hal positif dalam hidup. 

    Cara Mengatasi Stres pada Remaja di Sekolah

    Cara Mengatasi Stres pada Remaja di Sekolah

    Menghadapi stres adalah bagian dari kehidupan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. American Psychological Association mengemukakan beberapa strategi yang bisa membantu menjaga stres tetap terkendali terkhusus pada remaja di sekolah:

    1. Tidur yang Cukup

    Tidur sangat penting untuk kesejahteraan fisik dan emosional. Para ahli merekomendasikan 9 – 12 jam tidur setiap malam untuk anak usia 6 – 12 tahun. Remaja membutuhkan 8 – 10 jam tidur per malam. Usahakan jangan main gadget apalagi bermain media sosial sebelum tidur, karena pengaruh media sosial yang kurang baik.

    2. Olahraga

    Aktivitas fisik adalah pereda stres yang penting untuk semua usia. U.S. Department of Health and Human Services merekomendasikan setidaknya 60 menit aktivitas per hari untuk anak-anak usia 6 hingga 17 tahun.

    3. Membicarakan Masalah yang Terjadi/Curhat

    Curhat atau membicarakan situasi yang membuat stres dengan orang terdekat dapat membantu anak-anak dan remaja melihat masalah dari perspektif lain dan menemukan solusi.

    4. Luangkan Waktu untuk Bersenang-senang

    Seperti halnya orang dewasa, anak-anak dan remaja juga butuh melakukan hal-hal yang mereka sukai. Temukan keseimbangan yang sehat antara aktivitas favorit dan waktu luang.

    5. Keluar Rumah

    Menghabiskan waktu di alam adalah cara yang efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan lebih banyak ruang hijau memiliki tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang lebih rendah.

    6. Menulis Diary/Journaling

    Penelitian menunjukkan bahwa mengekspresikan diri melalui tulisan dapat membantu mengurangi tekanan mental dan meningkatkan kesejahteraan. Misalnya, menulis tentang perasaan positif seperti hal-hal yang membuat bahagia dan bangga, ini dapat meredakan gejala kecemasan dan depresi.

    7. Pelajari Mindfulness

    Mindfulness adalah kegiatan akan menyadari secara penuh yang terjadi dalam diri kita secara sengaja dengan (niat) menyatukan pikiran, perasaan dan tubuh kita untuk fokus, apa yang dilakukan.

    Dalam sebuah studi tentang program pelatihan mindfulness selama 5 minggu untuk remaja usia 13 – 18 tahun, para peneliti menemukan bahwa remaja yang belajar mindfulness mengalami tekanan mental yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tidak.

    Kapan Harus Menghubungi Bantuan Profesional

    Menurut data dari National Institute of Mental Health (NIMH), sekitar 20% remaja di seluruh dunia mengalami gangguan mental akibat stres yang tidak tertangani dengan baik, seperti kecemasan atau depresi. Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa remaja membutuhkan bantuan profesional, di antaranya:

    • Perubahan Mood yang signifikan
    • Masalah tidur yang berkelanjutan
    • Penurunan performa akademik atau sosial
    • Gejala fisik tanpa sebab yang jelas

    Mengatasi stres pada remaja membutuhkan pendekatan menyeluruh, termasuk dukungan orang tua, manajemen waktu yang baik, dan pemahaman tentang tanda-tanda stres. Tekanan akademik, sosial, dan emosional bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental remaja.

    Sebagai orang tua, Bunda perlu berperan aktif dalam membantu anak mengurangi tekanan tersebut. Jika stres berlanjut dan berdampak negatif, pencarian bantuan profesional sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan mental yang lebih serius.

    Bunda mau informasi terlengkap tentang moms and baby lainnya? Yuk, kunjungi akun media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semoga informasi di atas bermanfaat Bunda hebat!