Cairan vagina yang terasa lebih banyak saat hamil sering kali dianggap normal, apalagi jika tidak disertai nyeri atau kontraksi. Tapi tahukah Mams, jika kondisi ini muncul di trimester kedua dan cairannya terasa lebih encer dari biasanya, bisa jadi itu adalah tanda awal inkompetensi serviks. Ini adalah kondisi serius saat leher rahim mulai terbuka terlalu cepat tanpa rasa sakit, yang bisa meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Sayangnya, karena tidak menimbulkan rasa tidak nyaman yang berarti, banyak ibu hamil tidak menyadari bahaya tersembunyi ini.
Serviks berfungsi sebagai “penjaga pintu” rahim yang seharusnya tetap tertutup hingga waktu persalinan tiba. Ketika kekuatannya menurun, janin dan cairan ketuban jadi tidak tertahan dengan baik. Akibatnya, kehamilan bisa berakhir lebih awal tanpa peringatan yang jelas. Maka dari itu, penting bagi Mams untuk tidak menyepelekan perubahan seperti keputihan yang lebih encer, tekanan di panggul, atau kram ringan. Mengenali sinyal-sinyal kecil ini sejak awal bisa jadi langkah besar untuk menyelamatkan kehamilan.
Apa Itu Inkompetensi Serviks dan Mengapa Bisa Berbahaya?
Inkompetensi serviks adalah kondisi ketika serviks mulai membuka atau memendek terlalu dini, padahal belum waktunya melahirkan. Ini biasanya terjadi tanpa kontraksi, rasa nyeri, atau tanda-tanda persalinan lain. Akibatnya, janin bisa keluar sebelum waktunya, yang dalam banyak kasus menyebabkan keguguran atau bayi lahir prematur ekstrem dengan risiko komplikasi tinggi.
Secara normal, serviks bersifat kaku, panjang, dan tertutup rapat hingga mendekati waktu persalinan. Namun, dalam kondisi inkompetensi serviks, serviks bisa melemah tanpa peringatan yang jelas. Inilah yang membuatnya disebut sebagai “silent threat” atau ancaman diam-diam. Mams mungkin hanya merasa cairan vagina bertambah atau ada tekanan ringan di bawah perut, hal-hal yang mudah dianggap biasa jika tak diberi perhatian khusus.
Karena gejalanya sangat samar, banyak kasus baru terdeteksi setelah terjadi keguguran atau persalinan dini. Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu hamil, terutama yang memiliki faktor risiko, untuk mengenali perubahan-perubahan kecil yang bisa jadi sinyal penting dari tubuh. Pemeriksaan berkala sangat disarankan, khususnya di usia kehamilan 16–24 minggu, saat risiko inkompetensi serviks paling tinggi.
Gejala Inkompetensi Serviks yang Sering Dianggap Normal
Gejala inkompetensi serviks memang tidak mencolok. Tapi jika Mams mengalami satu atau lebih dari tanda berikut di trimester kedua, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter:
- Cairan vagina terasa lebih encer atau lebih banyak dari biasanya
- Rasa berat atau tekanan di panggul, seolah ada yang mendorong ke bawah
- Kram ringan menyerupai nyeri haid yang hilang timbul
- Flek ringan berwarna merah muda atau kecoklatan
- Sensasi tidak nyaman di bagian vagina atau perut bawah
Kombinasi gejala ini bisa menjadi tanda awal bahwa serviks mulai membuka tanpa diketahui. Menurut StatPearls & ACOG, pemeriksaan USG transvaginal sangat dianjurkan jika gejala muncul, karena bisa mendeteksi perubahan panjang serviks secara akurat. Bila serviks terdeteksi lebih pendek dari 2,5 cm, dokter bisa segera mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Apa Penyebab Rahim Lemah? Ini Faktor Risiko yang Sering Tak Disadari
Banyak faktor yang bisa menyebabkan serviks menjadi lemah. Salah satu yang paling sering adalah riwayat keguguran di trimester kedua tanpa kontraksi, yang bisa jadi merupakan tanda inkompetensi serviks yang tidak terdiagnosis. Tekanan dari kehamilan kembar atau hasil IVF juga bisa memperberat beban serviks, sehingga meningkatkan risiko pembukaan dini.
Prosedur medis seperti kuret, LEEP, atau biopsi serviks pun dapat melemahkan jaringan leher rahim. Bila prosedur tersebut dilakukan lebih dari satu kali atau disertai infeksi, risiko menjadi lebih tinggi. Tak jarang, wanita yang pernah menjalani prosedur tersebut tidak menyadari dampak jangka panjangnya terhadap kekuatan rahim.
Faktor lain yang lebih jarang, namun penting diketahui, adalah kelainan jaringan seperti sindrom Ehlers-Danlos. Kondisi ini memengaruhi elastisitas kolagen dalam tubuh, termasuk di area serviks. Akibatnya, jaringan rahim menjadi terlalu lentur dan mudah terbuka. Karena gejala sindrom ini sering tak kentara, banyak ibu baru menyadari adanya kelainan setelah kehamilan bermasalah. Itulah mengapa penting untuk terbuka pada dokter tentang semua riwayat kesehatan, termasuk prosedur medis sebelumnya.
Bisakah Inkompetensi Serviks Dicegah atau Diatasi?
Kabar baiknya, inkompetensi serviks bisa dideteksi lebih awal dan dikelola dengan tepat. Pemeriksaan USG transvaginal antara usia kehamilan 16–24 minggu bisa menjadi langkah awal untuk mengetahui apakah serviks mengalami pemendekan. Jika panjang serviks kurang dari 2,5 cm, dokter biasanya akan mengambil tindakan pencegahan segera.
Salah satu penanganan medis yang umum adalah cerclage serviks, yaitu menjahit leher rahim agar tetap tertutup. Prosedur ini biasanya dilakukan pada minggu ke-12 hingga 18 kehamilan, sebelum serviks mulai terbuka. Selain itu, terapi progesteron vaginal juga sering direkomendasikan untuk menguatkan serviks dan menekan risiko kontraksi dini.
Setelah intervensi dilakukan, Mams tetap perlu istirahat dan meminimalkan aktivitas berat. Pemantauan rutin dengan USG sangat penting untuk melihat perkembangan panjang serviks. Walau istirahat total tidak selalu disarankan secara medis, membatasi aktivitas tetap menjadi langkah pencegahan yang berguna. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, kehamilan tetap bisa dipertahankan hingga cukup bulan.
A Word From Navila
Cairan vagina yang terasa lebih banyak saat hamil memang sering dianggap wajar. Namun jika terjadi di trimester kedua dan terasa lebih encer dari biasanya, bisa jadi itu bukan keputihan biasa. Inkompetensi serviks adalah kondisi ketika leher rahim melemah dan membuka terlalu dini tanpa rasa sakit atau kontraksi. Meskipun gejalanya sering kali samar, kondisi ini berisiko tinggi menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Dengan mengenali sinyal halus seperti ini, Ibu bisa mengambil langkah lebih cepat untuk menjaga kehamilan tetap aman.
Jangan abaikan pesan kecil dari tubuh Ibu. Kadang, tanda bahaya datang bukan dalam bentuk nyeri, tapi dari perubahan ringan yang terlihat biasa. Jika Ibu ingin tahu hal-hal lain yang juga perlu diwaspadai sejak awal kehamilan, yuk lanjutkan membaca artikel ini: Larangan Ibu Hamil Trimester Pertama yang Wajib Diketahui.
References
- Cleveland Clinic. Incompetent Cervix. Retrieved from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17912-incompetent-cervix
- Koullali, B., Westervelt, A. R., Myers, K. M., & House, M. D. (2017, December). Prevention of preterm birth: Novel interventions for the cervix. In Seminars in perinatology (Vol. 41, No. 8, pp. 505-510). WB Saunders. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0146000517300976
- Mayo Clinic. Incompetent cervix. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/incompetent-cervix/symptoms-causes/syc-20373836
- Thakur, M., Jenkins, S. M., & Mahajan, K. (2024). Cervical insufficiency. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/books/n/statpearls/article-37723/
- Leduc, L., & Wasserstrum, N. (1992). Successful treatment with the Smith-Hodge pessary of cervical incompetence due to defective connective tissue in Ehlers-Danlos syndrome. American journal of perinatology, 9(01), 25-27. https://www.thieme-connect.com/products/all/doi/10.1055/s-2007-994664
- Khandelwal, M. (2012). Vaginal progesterone in risk reduction of preterm birth in women with short cervix in the midtrimester of pregnancy. International journal of women’s health, 481-490. https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.2147/IJWH.S28944
- Ni, X., Lei, S., Li, S., Yang, X., Li, X., Gao, Y., … & Duan, T. (2025). Efficacy of late cervical cerclage for preventing preterm birth in pregnancies complicated by cervical incompetence: retrospective cohort study. BMC Pregnancy and Childbirth, 25(1), 310. https://link.springer.com/article/10.1186/s12884-025-07432-3