Setiap pelukan yang Mams berikan kepada si kecil bukan hanya wujud cinta, tetapi juga stimulasi penting bagi tumbuh kembangnya. Pada masa awal kehidupan, bayi belajar mengenal dunia melalui sentuhan. Saat dipeluk, mereka merasa aman, tenang, dan terlindungi. Inilah pengalaman pertama yang memberi dasar kuat bagi perkembangan otak sekaligus keseimbangan emosinya.
Lebih jauh, penelitian membuktikan bahwa manfaat pelukan dapat membantu membentuk koneksi saraf otak, menstabilkan emosi, sekaligus memperkuat ikatan batin dengan orang tua. Dengan kata lain, setiap pelukan tulus dari Mams dapat menjadi pondasi bagi perkembangan intelektual dan sosial si Kecil di masa depan.
Bagaimana Pelukan Membantu Perkembangan Otak
Pelukan ternyata berperan besar dalam perkembangan otak. Saat dipeluk, tubuh bayi melepaskan hormon oksitosin yang memperkuat koneksi antar sel saraf. Koneksi inilah yang kelak mendukung memori, bahasa, serta kemampuan belajar. Riset dari International Journal of Nursing Sciences juga menegaskan bahwa oksitosin berperan dalam membangun keterikatan emosional dan kemampuan sosial sejak dini.
Selain itu, pelukan mendukung brain plasticity, yaitu kemampuan otak bayi untuk beradaptasi dengan pengalaman baru. Studi di Tiongkok menemukan bahwa bayi yang rutin mendapat sentuhan beberapa kali sehari memiliki skor perkembangan mental lebih tinggi dibanding bayi yang jarang disentuh. Hal ini terjadi karena sentuhan menurunkan stres dan menciptakan kondisi optimal bagi otak untuk belajar.
Menariknya, penelitian University College London (UCL) menunjukkan kontak kulit-ke-kulit (skin-to-skin) dapat mengurangi respons otak bayi terhadap rasa sakit. Bayi juga menunjukkan detak jantung lebih stabil dan lebih fokus terhadap lingkungan sekitarnya. Artinya, manfaat pelukan bukan hanya menenangkan, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu serta kesiapan belajar sejak awal kehidupannya.
Efek Pelukan pada Regulasi Emosi Bayi
Selain berpengaruh pada otak, pelukan juga membantu bayi mengatur emosinya. Saat dipeluk, detak jantung dan pernapasan bayi melambat, karena sistem saraf parasimpatik bekerja membuat tubuh lebih rileks. Studi Iscience menemukan bahwa bayi berusia empat bulan ke atas langsung menunjukkan tanda relaksasi begitu menerima pelukan dari orang tuanya.
Pelukan juga menurunkan hormon stres kortisol, yang biasanya meningkat ketika bayi merasa tidak nyaman. Dengan berkurangnya kortisol, bayi lebih cepat tenang, lebih mudah tidur, dan cenderung tidak rewel. Dari pengalaman berulang inilah, bayi belajar bahwa rasa cemas dapat diredakan dengan sentuhan penuh kasih.
Dalam jangka panjang, kebiasaan menerima pelukan membantu bayi mengembangkan keterampilan regulasi emosi. Anak yang terbiasa dipeluk akan lebih percaya diri, tidak mudah cemas, dan lebih mampu membangun hubungan sosial yang sehat di kemudian hari.
Rasa Aman dan Ikatan Emosional yang Terbangun
Bagi bayi, pelukan adalah bahasa emosional pertama yang mereka pahami. Sentuhan lembut membuat tubuh melepaskan oksitosin, yang menumbuhkan rasa nyaman dan terlindungi, sekaligus menurunkan hormon stres. Dari sinilah terbentuk rasa aman yang menjadi fondasi hubungan orang tua dan anak.
Bayi yang sering dipeluk cenderung lebih mudah membangun secure attachment atau ikatan emosional yang kuat dengan orang tuanya. Rasa percaya bahwa Mams selalu hadir ketika dibutuhkan akan berkembang menjadi kepercayaan diri dan kemandirian di masa tumbuh kembangnya.
Lebih jauh, rasa aman yang terbentuk sejak dini membantu anak lebih mudah berinteraksi, berempati, dan membangun hubungan sosial. Studi Early Human Development menunjukkan bonding melalui pelukan berperan penting dalam membentuk otak sosial bayi. Jadi, manfaat pelukan sederhana Mams sesungguhnya sedang menanamkan bekal berharga untuk masa depan si kecil.
Dampak Positif Pelukan pada Kesehatan Fisik
Pelukan tidak hanya menenangkan jiwa, tetapi juga berdampak nyata pada kesehatan fisik bayi. Saat dipeluk, detak jantung dan pernapasan menjadi lebih stabil, membuat tubuh lebih tenang dan tidak mudah kaget terhadap rangsangan sekitar.
Selain itu, pelukan mendukung daya tahan tubuh. Saat bayi stres, hormon kortisol meningkat dan dapat melemahkan imunitas. Dengan pelukan, kadar kortisol menurun, sementara oksitosin meningkat, sehingga sistem imun bekerja lebih optimal. Bayi pun lebih kuat melawan infeksi dan tumbuh sehat.
Tidak kalah penting, pelukan membantu bayi tidur lebih nyenyak. Tidur yang berkualitas memungkinkan tubuh melepaskan hormon pertumbuhan, yang berperan penting dalam perkembangan fisik. Artinya, pelukan bukan hanya memperkuat ikatan emosional, tetapi juga memberi dukungan nyata bagi pertumbuhan tubuh dan imunitas bayi.
A Word From Navila
Mams, pelukan mungkin terlihat sederhana, tetapi dampaknya sangat luar biasa. Dari membangun koneksi saraf otak, mengajarkan regulasi emosi, menumbuhkan rasa aman, hingga mendukung kesehatan fisik, semua bisa tercapai melalui sentuhan penuh kasih sayang. Setiap kali Mams memeluk si kecil, bukan hanya cinta yang tersampaikan, tetapi juga stimulasi penting yang membentuk masa depan mereka.

Agar momen pelukan semakin hangat dan menenangkan, Mams bisa melengkapinya dengan sentuhan lembut dan pijatan ringan menggunakan Minyak Telon Navila. Formulasinya membantu menjaga kulit bayi tetap hangat, lembut, dan nyaman. Jadikan pelukan dan pijatan ini sebagai rutinitas harian, agar si Kecil tumbuh sehat dengan penuh cinta dan rasa aman.
References
- Scatliffe, N., Casavant, S., Vittner, D., & Cong, X. (2019). Oxytocin and early parent-infant interactions: A systematic review. International journal of nursing sciences, 6(4), 445-453.
- Liu, C., Liu, J., & Lin, X. (2001). Effects of touch on growth and mentality development in normal infants. Zhonghua yi xue za zhi, 81(23), 1420-1423.
- UCL. Parental touch reduces pain responses in babies’ brains. Retrieved from https://www.ucl.ac.uk/news/2020/sep/parental-touch-reduces-pain-responses-babies-brains
- Yoshida, S., Kawahara, Y., Sasatani, T., Kiyono, K., Kobayashi, Y., & Funato, H. (2020). Infants show physiological responses specific to parental hugs. Iscience, 23(4).
- Dreisoerner, A., Junker, N. M., Schlotz, W., Heimrich, J., Bloemeke, S., Ditzen, B., & van Dick, R. (2021). Self-soothing touch and being hugged reduce cortisol responses to stress: A randomized controlled trial on stress, physical touch, and social identity. Comprehensive Psychoneuroendocrinology, 8, 100091.
- Graf, N., Zanca, R. M., Song, W., Zeldin, E., Raj, R., & Sullivan, R. M. (2022). Neurobiology of parental regulation of the infant and its disruption by trauma within attachment. Frontiers in Behavioral Neuroscience, 16, 806323.
- Anisfeld, E., Casper, V., Nozyce, M., & Cunningham, N. (1990). Does infant carrying promote attachment? An experimental study of the effects of increased physical contact on the development of attachment. Child development, 61(5), 1617-1627.
- Ding, Y. H., Xu, X., Wang, Z. Y., Li, H. R., & Wang, W. P. (2014). The relation of infant attachment to attachment and cognitive and behavioural outcomes in early childhood. Early human development, 90(9), 459-464.
- Yoshida, S., & Funato, H. (2021). Physical contact in parent-infant relationship and its effect on fostering a feeling of safety. IScience, 24(7).
- WebMD. Health Benefits of Cuddling. Retrieved from https://www.webmd.com/balance/ss/slideshow-health-benefits-cuddling