Menjaga kesehatan selama kehamilan adalah hal utama bagi setiap ibu. Salah satu cara sederhana untuk memantau status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA). LiLA bisa memberi gambaran akurat tentang cadangan energi dan otot ibu, yang penting untuk tumbuh kembang janin.
Berbeda dengan berat badan yang bisa berubah karena banyak faktor, LiLA lebih stabil dan mudah diukur di rumah. Mengetahui batas normal LiLA sangat penting agar ibu dan bayi tetap sehat selama kehamilan. Yuk, kita pelajari bersama tentang batas normal LiLA dan cara mudah mengukurnya!
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dan Peranannya dalam Memantau Status Gizi Bumil
Lingkar Lengan Atas (LiLA) adalah ukuran keliling lengan atas pada titik tengah antara bahu dan siku. LiLA diukur dengan tujuan untuk memantau status gizi ibu hamil. Cara ini lebih stabil dibandingkan berat badan atau BMI karena tidak dipengaruhi oleh berat janin atau cairan tubuh selama kehamilan. Pengukuran LiLA dapat mencerminkan kondisi cadangan lemak dan otot ibu secara langsung.
LiLA dianggap lebih efektif untuk mendeteksi kekurangan gizi kronis karena mencerminkan cadangan energi ibu. Studi Revista de Saude Publica menemukan bahwa setiap kenaikan 1 cm LiLA bisa meningkatkan berat lahir bayi sekitar 45 gram. Artinya, LiLA bukan hanya penting untuk ibu, tapi juga berpengaruh pada tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Penelitian Medicina menunjukkan bahwa LiLA memiliki keakuratan tinggi untuk mendeteksi malnutrisi ibu hamil. Dibandingkan BMI, LiLA lebih mudah diukur dan tidak membutuhkan alat khusus, sangat cocok untuk wilayah dengan fasilitas terbatas. Oleh karena itu, LiLA kini direkomendasikan sebagai metode skrining gizi rutin selama kehamilan.
Batas Normal LiLA pada Ibu Hamil
Batas normal LiLA ibu hamil menurut Kementerian Kesehatan RI adalah minimal 23,5 cm. Angka ini digunakan untuk mendeteksi risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK), yang bisa berdampak pada pertumbuhan janin. Jika LiLA kurang dari batas tersebut, ibu hamil perlu mendapat perhatian dan intervensi gizi. Pengukuran ini cukup akurat dan mudah dilakukan, bahkan di fasilitas kesehatan sederhana.
LiLA 22 cm termasuk kategori di bawah normal dan menandakan risiko gizi kurang. Sementara itu, jika LiLA melebihi 28,5 atau bahkan 29,2 cm, hal ini bisa mencerminkan risiko obesitas. Baik gizi kurang maupun berlebih, keduanya berisiko untuk kehamilan.
Penggunaan LiLA di lapangan sangat praktis dan banyak dipakai dalam skrining cepat. Biasanya, nilai <23,5 cm dikategorikan KEK, 23,5–28,5 cm dianggap normal, dan >28,5 cm menunjukkan kelebihan berat badan. Meskipun sederhana, pemantauan LiLA bisa memberi gambaran awal status gizi ibu hamil. Pengukuran rutin dan edukasi gizi tetap penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Risiko LiLA Tidak Normal pada Bumil
LiLA yang rendah pada ibu hamil bisa menandakan masalah gizi kronis. Hal ini berisiko menyebabkan anemia, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi. Jika ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm, Mams perlu waspada dan segera berkonsultasi ke tenaga medis. Kekurangan nutrisi bisa berdampak langsung pada pertumbuhan janin.
Sebaliknya, LiLA yang terlalu tinggi bisa menunjukkan adanya obesitas pada ibu hamil. Kondisi ini meningkatkan risiko preeklamsia dan diabetes gestasional yang membahayakan ibu dan janin. Oleh karena itu, LiLA tidak boleh hanya dilihat sebagai angka, tapi harus dipantau bersamaan dengan kadar hemoglobin (Hb) dan indikator kesehatan lainnya. Pemantauan ini penting untuk memastikan kehamilan berjalan sehat.
Penelitian Universitas Airlangga (2024) juga menunjukkan bahwa ibu dengan LiLA normal cenderung melahirkan bayi dengan ukuran dan berat badan yang sehat. Bayi dari ibu dengan LiLA rendah berisiko mengalami pertumbuhan terhambat sejak dalam kandungan. Maka dari itu, pemeriksaan rutin dan perhatian pada status gizi sangat penting selama masa kehamilan. Keseimbangan asupan gizi ibu jadi kunci utama bagi tumbuh kembang janin.
Panduan Praktis Memantau LiLA untuk Bumil
Mengukur LiLA bisa dilakukan sendiri di rumah dengan bantuan keluarga. Gunakan pita ukur lentur dengan skala centimeter (cm), ukur di tengah lengan atas, dan pastikan posisi tubuh ibu nyaman. Catat hasilnya secara rutin untuk memantau status gizi selama kehamilan. Jika ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm, ini bisa jadi tanda risiko kekurangan energi kronis (KEK) yang perlu diperhatikan.
Cara mengukur LiLA di rumah:
- Pilih lengan yang jarang digunakan (jika tangan kanan sering dipakai, ukur lengan kiri, atau sebaliknya).
- Tekuk lengan membentuk sudut 90° (siku membengkok).
- Ukur panjang lengan atas dari tulang bahu ke siku.
- Tandai titik tengah dari panjang tersebut.
- Lingkarkan pita ukur lentur di titik tengah lengan atas, jangan terlalu ketat atau longgar.
- Baca dan catat hasil pengukuran.
Pengukuran ideal dilakukan sejak trimester pertama dan dilanjutkan setiap kali kontrol kehamilan. Jika LiLA menurun atau tetap rendah, segera konsultasikan ke tenaga kesehatan. Selain itu, pastikan ibu hamil juga rutin memantau berat badan dan tekanan darah. Pemeriksaan rutin ini sangat penting untuk mencegah komplikasi kehamilan akibat gizi buruk.
Untuk menjaga agar LiLA tetap normal, ibu hamil disarankan mengonsumsi makanan tinggi protein dan kalori sehat. Nutrisi seperti daging, telur, kacang-kacangan, serta suplemen zat besi dan asam folat sangat membantu. Susu ibu hamil dan biskuit tambahan juga bisa menjadi solusi praktis. Semua langkah ini bertujuan memastikan pertumbuhan janin optimal dan kesehatan ibu tetap terjaga.
A Word From Navila
Menjaga Lingkar Lengan Atas (LiLA) selama kehamilan penting untuk memastikan ibu dan bayi sehat. LiLA yang normal menunjukkan cadangan energi yang cukup bagi ibu untuk mendukung tumbuh kembang janin. Dengan pengukuran rutin, ibu bisa mengetahui kondisi gizinya lebih mudah dan mencegah risiko kesehatan seperti anemia atau kelahiran prematur.

Untuk mendukung kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, Navila ASI Booster hadir dengan kandungan nutrisi lengkap yang membantu menjaga stamina dan kualitas ASI. Dengan Navila, ibu lebih siap menjalani kehamilan dan menyusui dengan tenaga optimal, sehingga LiLA tetap sehat dan bayi tumbuh dengan baik.
References
- Salih, Y., Omar, S. M., AlHabardi, N., & Adam, I. (2023). The mid-upper arm circumference as a substitute for body mass index in the assessment of nutritional status among pregnant women: a cross-sectional study. Medicina, 59(6), 1001. https://www.mdpi.com/1648-9144/59/6/1001
- Ricalde, A. E., Velásquez-Meléndez, G., Tanaka, A. C. D. A., & de Siqueira, A. A. (1998). Mid-upper arm circumference in pregnant women and its relation to birth weight. Revista de saude publica, 32, 112-117. https://www.scielo.br/j/rsp/a/CB6W4Gph36bBjVmnQfnTTNw/?lang=en
- di Sumatera, A. B. B. L. (2024). Hubungan Status Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan. https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/download/63156/31569
- Chhillar, E., Puri, M., Sinha, R. K., & Kumar, P. (2021). Comparison between body mass index and mid upper arm circumference for classifying nutritional status of pregnant women: a prospective cohort study. Int J Community Med Public Health, 8, 2293. https://www.academia.edu/download/119043176/4916.pdf
- Salih, Y., Omar, S. M., AlHabardi, N., & Adam, I. (2023). The mid-upper arm circumference as a substitute for body mass index in the assessment of nutritional status among pregnant women: a cross-sectional study. Medicina, 59(6), 1001. https://www.mdpi.com/1648-9144/59/6/1001
- Babu, G. R., Das, A., Lobo, E., John, D. A., Thankachan, P., Khetrapal, S., … & Murthy, G. V. S. (2021). Mid-upper arm circumference in pregnant women and birth weight in newborns as substitute for skinfold thickness: findings from the MAASTHI cohort study, India. BMC pregnancy and childbirth, 21, 1-11. https://link.springer.com/article/10.1186/s12884-021-03915-1
- Kemenkes. Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan di Fasilitas Kesehatan atau Puskesmas. Retrieved from https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kehamilan-anc-di-fasilitas-kesehatan