Apa itu imunisasi dan vaksinasi? Imunisasi dan vaksinasi merupakan dua aspek krusial dalam menjaga kesehatan anak-anak dan melindungi dari berbagai penyakit menular. Meski sering digunakan secara bergantian, kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda dan memahami perbedaannya sangat penting bagi orang tua. Lalu, apa perbedaan imunisasi dan vaksinasi? Berikut informasi selengkapnya.

Imunisasi vs Vaksinasi

Apakah imunisasi dan vaksinasi itu sama? Secara prinsip, keduanya berkaitan erat, karena melibatkan proses pembentukan kekebalan tubuh dan pemberian vaksin. Imunisasi adalah proses untuk membangun atau meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara memasukkan vaksin (vaksinasi) ke dalam tubuh.

Imunisasi

Imunisasi adalah proses yang membuat seseorang kebal terhadap penyakit melalui pemberian vaksin. Menurut WHO (2018), imunisasi adalah alat untuk mengendalikan penyakit menular yang dapat mencegah 2-3 juta kematian balita setiap tahun.

Imunisasi terbagi menjadi dua jenis: aktif dan pasif, dengan perbedaan utama pada cara pemberiannya. Imunisasi aktif merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi sendiri sebagai respons terhadap vaksin, menciptakan kekebalan yang umumnya lebih tahan lama. Contohnya adalah vaksinasi rutin yang diberikan kepada anak setiap bulan.

Sebaliknya, imunisasi pasif melibatkan transfer antibodi dari orang yang sudah kebal ke orang yang belum memiliki kekebalan. Contoh alaminya adalah transfer antibodi dari ibu hamil ke janin melalui plasenta. Kekebalan dari imunisasi aktif biasanya lebih bertahan lama dibandingkan dengan imunisasi pasif.

Vaksinasi

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan penyakit tertentu, menurut CDC. Vaksin bekerja dengan membantu tubuh memproduksi antibodi, yang memberikan perlindungan terhadap penyakit.

Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan, namun ada juga yang diberikan secara oral, seperti vaksin polio. Dalam proses vaksinasi, sistem kekebalan tubuh diaktifkan untuk mengenali dan melawan penyakit tertentu.

Setelah vaksinasi, tubuh menjadi lebih siap menghadapi penyakit serupa di masa depan. Hal ini membuat tubuh kebal atau mencegah seseorang tertular penyakit tersebut.

Apa Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi pada Bayi?

Vaksinasi dan imunisasi sering digunakan secara bergantian, tetapi keduanya memiliki arti yang berbeda secara teknis. Untuk memahami perbedaannya secara lebih mendalam, mari kita tinjau masing-masing.

1. Vaksinasi: Proses Pemberian Vaksin

Vaksinasi adalah prosedur medis untuk memasukkan vaksin ke dalam tubuh bayi, baik melalui suntikan maupun pemberian lainnya. Vaksin sendiri adalah produk biologis yang mengandung antigen, berupa bagian virus atau bakteri penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan.

Tujuan utama vaksinasi adalah merangsang sistem kekebalan tubuh agar mampu memproduksi antibodi untuk melawan patogen penyebab penyakit. Misalnya, vaksin DPT (Difteri, Pertussis, Tetanus) membantu sistem imun bayi mengenali dan melawan ketiga penyakit tersebut jika terjadi paparan di masa depan. Vaksinasi merupakan langkah spesifik untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu.

2. Imunisasi adalah Hasil Akhir dari Vaksinasi

Imunisasi adalah hasil dari proses vaksinasi, di mana tubuh bayi menjadi kebal atau terlindungi dari penyakit tertentu setelah menerima vaksin.

Melalui vaksinasi, sistem imun bayi merespons dengan memproduksi antibodi yang akan melawan penyakit tersebut di masa depan. Proses ini memungkinkan bayi memiliki perlindungan jangka panjang terhadap berbagai penyakit.

Sebagai contoh, setelah menerima vaksin polio, tubuh bayi mulai membentuk antibodi yang melindunginya dari virus polio. Jika kelak bayi terpapar virus polio, tubuhnya sudah siap melawan infeksi tanpa mengalami gejala yang serius. Dengan demikian, imunisasi memberikan perlindungan berkelanjutan bagi bayi terhadap penyakit tertentu.

3. Proses Aktif dan Pasif dalam Imunisasi

Imunisasi terdiri dari dua jenis: aktif dan pasif. Imunisasi aktif terjadi ketika tubuh membentuk kekebalan sendiri setelah vaksinasi. Sementara itu, imunisasi pasif melibatkan transfer kekebalan, seperti antibodi dari ibu yang diberikan melalui ASI atau plasenta.

Sebagai contoh, bayi baru lahir menerima imunisasi pasif melalui ASI ibu yang mengandung antibodi alami. Namun, karena kekebalan ini hanya bersifat sementara, bayi tetap memerlukan vaksinasi untuk memperoleh imunisasi aktif yang lebih tahan lama.

Manfaat Imunisasi dan Vaksinasi bagi Anak

Entah imunisasi dan vaksinasi memiliki manfaat yang baik untuk kekebalan tubuh anak. Berikut manfaat imunisasi dan vaksinasi bagi anak, di antaranya:

1. Dampak Positif Vaksinasi dalam Mencegah Penyakit Menular

  • Mencegah penyebaran penyakit menular
  • Melatih kekebalan
  • Menghindari kembalinya wabah
  • Kekebalan kelompok (Herd Immunity)

2. Bagaimana Imunisasi Menciptakan Kekebalan Jangka Panjang pada Anak-anak?

Imunisasi, baik aktif maupun pasif, memberikan perlindungan terhadap penyakit tertentu. Imunisasi aktif bekerja dengan merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi dan sel memori, yang dapat mengenali serta melawan patogen di masa mendatang.

Contohnya adalah vaksin Hepatitis B, yang melindungi anak dari infeksi seumur hidup. Kekebalan dari imunisasi aktif membutuhkan beberapa minggu untuk terbentuk tetapi dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup untuk penyakit seperti cacar air dan rubella. Beberapa vaksin hanya memerlukan dosis penguat setiap beberapa tahun, menurut American Academy of Pediatrics.

Sementara itu, imunisasi pasif, seperti pemberian imunoglobulin, memberikan perlindungan cepat tetapi sementara. Ini berguna dalam situasi darurat, seperti paparan rabies atau tetanus setelah luka parah. Meskipun sifatnya tidak bertahan lama, imunisasi aktif lebih unggul karena memberikan perlindungan jangka panjang dan lebih kuat.

A Word From Navila

Itulah dia informasi seputar perbedaan imunisasi dan vaksinasi. Jadi, pentingkah vaksinasi dan imunisasi pada bayi? Jawabannya iya. Vaksin bekerja membantu bayi mengembangkan kekebalan terhadap penyakit-penyakit seperti campak, polio, dan difteri.

Sedangkan imunisasi tidak hanya melindungi anak yang divaksinasi, tetapi juga membantu melindungi masyarakat secara keseluruhan dengan mengurangi penyebaran penyakit menular. Jadi, selain memenuhi kebutuhan gizinya, jangan sampai telat juga melakukan imunisasi maupun vaksinasi ya, Bunda.

Bunda mau informasi lebih lengkap tentang moms and baby lainnya? Yuk, segera kunjungi media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semoga informasi di atas bermanfaat Bunda.