Ada satu momen istimewa dalam kehamilan yang kerap ditunggu oleh para ibu, yaitu saat pertama kali merasakan gerakan dari si kecil di dalam rahim. Bukan sekadar melihat hasil USG atau mendengar detak jantung. Melainkan menyentuh kehidupan secara langsung dari dalam tubuh sendiri. Sensasinya lembut, seperti letupan gelembung, getaran halus, atau sentuhan kupu-kupu dari dalam perut. Momen hangat dan menggetarkan ini dikenal dengan istilah quickening.
Quickening bukan hanya sekadar gerakan biasa, Mams. Quickening adalah tanda pertama bahwa janin mulai aktif, dan juga penanda penting bahwa sistem saraf serta otot si kecil berkembang dengan baik. Walau setiap kehamilan punya cerita yang berbeda, mengenali quickening bisa menjadi cara alami bagi Mams untuk membangun ikatan awal dengan buah hati. Lewat artikel ini, kita akan mengulas apa itu quickening secara medis, kapan biasanya muncul, apa yang memengaruhinya, serta bagaimana cara memantaunya secara alami.
Apa Itu Quickening?
Secara medis, quickening adalah gerakan pertama janin yang mulai dirasakan oleh ibu hamil, biasanya antara minggu ke-16 hingga ke-25. Sensasinya bisa berbeda-beda, ada yang merasa seperti letupan kecil, getaran lembut, atau seperti ada sesuatu yang menggelitik dari dalam perut. Untuk kehamilan pertama, gerakan ini bisa terasa samar dan mudah disalahartikan sebagai gas atau aktivitas pencernaan. Namun, bagi banyak ibu, inilah titik balik emosional yang menguatkan kesadaran akan kehidupan yang tumbuh dalam rahim.
Di balik quickening, ada proses biologis penting yang berlangsung. Saat sistem saraf janin mulai matang, si kecil mulai mampu mengontrol otot-otot kecilnya. American Pregnancy Association mencatat bahwa meskipun janin mulai bergerak sejak usia kehamilan 7 minggu, gerakan tersebut baru cukup kuat untuk dirasakan Mams di trimester kedua. Jadi, quickening menjadi bukti bahwa perkembangan neurologis janin berjalan dengan baik dan tubuhnya mulai merespons dunia di sekitarnya.
Selain sisi medis, quickening juga membawa dampak emosional mendalam. Banyak ibu menggambarkan momen ini sebagai pengalaman menyentuh dan mengharukan, seolah janin memberi “salam perkenalan” dari dalam. Dalam psikologi kehamilan, quickening bahkan dianggap sebagai permulaan dari keterikatan prenatal, yaitu proses alami yang memperkuat ikatan antara ibu dan bayi sejak dalam kandungan.
Kapan Quickening Terjadi dan Apa yang Mempengaruhinya?
Waktu terjadinya quickening bisa berbeda untuk setiap ibu. Umumnya, quickening mulai terasa antara minggu ke-16 hingga 25. Jika ini kehamilan pertama, sensasi tersebut mungkin baru dikenali di minggu ke-20 atau lebih. Sebaliknya, Mams yang sudah pernah hamil biasanya bisa mengenalinya lebih awal, bahkan sejak minggu ke-16, karena tubuh sudah terbiasa dengan sensasi serupa.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya quickening dirasakan. Posisi plasenta, misalnya, bisa membuat gerakan janin terasa samar jika letaknya di depan rahim (anterior). Selain itu, quickening adalah sensasi yang bisa tertutupi pada Mams dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi, karena jaringan lemak menahan getaran halus dari dalam rahim. Aktivitas harian Mams dan tingkat kesadaran tubuh terhadap perubahan juga turut berperan.
Di awal, Mams mungkin akan mengalami fase yang disebut pre-quickening, yakni munculnya gerakan samar yang belum bisa dipastikan berasal dari janin. Sensasinya bisa menyerupai perut bergas atau rasa seperti ada yang menggelitik. Namun, bila sampai usia kehamilan lebih dari 25 minggu belum juga terasa adanya gerakan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Pemeriksaan seperti USG bisa membantu memastikan bahwa janin dalam kondisi sehat dan aktif.
Mengapa Quickening Penting dalam Pemeriksaan Kehamilan?
Quickening bukan hanya pengalaman emosional, tetapi juga memiliki makna penting dalam pemantauan kesehatan janin. Momen ini menjadi sinyal awal bahwa janin mulai menunjukkan perkembangan motorik dan neurologis yang sehat. Bagi tenaga medis, quickening bisa menjadi tolok ukur awal untuk memantau pertumbuhan janin sebelum pemeriksaan lanjutan dilakukan secara rutin.
Pada trimester kedua, dokter atau bidan biasanya mulai menanyakan apakah Mams sudah merasakan gerakan janin. Jika belum, terutama setelah minggu ke-25, pemeriksaan tambahan mungkin disarankan. Meski quickening bisa tertunda karena posisi plasenta atau bentuk tubuh, pemeriksaan tetap penting untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan pada tumbuh kembang janin.
Mams juga perlu waspada bila gerakan janin yang semula terasa tiba-tiba menghilang atau berkurang drastis. Bila tidak ada gerakan selama lebih dari 24 jam, segera konsultasikan ke tenaga medis. Meski tidak selalu menandakan masalah, kondisi ini bisa terkait dengan gangguan pertumbuhan atau aliran darah ke plasenta. Quickening adalah sinyal alami tubuh yang menunjukkan bahwa janin aktif, dan pola gerakannya kelak akan menjadi alat bantu untuk memantau kesejahteraan janin selama kehamilan berlangsung.
Tips Mengenali Quickening dan Memantau Gerakan Janin
Quickening bisa terasa sangat halus dan terkadang sulit dibedakan dari sensasi lain dalam perut, terutama di kehamilan pertama. Agar Mams lebih mudah mengenali dan memantau gerakan janin, berikut beberapa tips sederhana yang bisa dicoba di rumah:
1. Berbaring Miring ke Kiri di Tempat Tenang
Cobalah berbaring miring ke kiri di tempat yang tenang. Posisi ini tak hanya membantu aliran darah ke rahim, tapi juga membuat Mams lebih peka terhadap gerakan janin. Saat tubuh rileks, sensasi halus dari dalam perut lebih mudah dikenali, terutama di malam hari saat tubuh sedang tidak banyak bergerak.
2. Perhatikan Gerakan Setelah Makan atau Minum Air Dingin
Setelah makan atau mengonsumsi minuman dingin, kadar gula dalam darah meningkat dan bisa merangsang janin menjadi lebih aktif. Duduk diam selama 30 menit setelah makan dan fokuslah pada perut, Mams mungkin akan merasakan gerakan lembut seperti kedutan atau sentuhan kecil.
3. Catat Waktu Pertama Kali Quickening Terasa
Catatan mengenai quickening sangat berguna saat konsultasi ke dokter. Mams bisa menuliskan tanggal, waktu, dan aktivitas saat quickening terasa. Ini bukan hanya data medis, tapi juga kenangan emosional yang menyimpan cerita indah kehamilan Mams.
4. Gunakan Alat Pemantau Gerakan Janin Harian
Setelah quickening mulai rutin terasa, Mams bisa mulai menggunakan metode kick count. Caranya, hitung 10 gerakan dalam waktu dua jam setiap hari. Ini membantu memantau pola aktif janin, sehingga bila terjadi perubahan, Mams bisa segera menyadarinya dan berkonsultasi ke dokter.
5. Jangan Bandingkan Pengalaman Quickening dengan Ibu Lain
Pengalaman setiap ibu terhadap quickening sangat personal. Tidak perlu khawatir bila Mams belum merasakan gerakan saat teman atau kerabat sudah merasakannya. Kehamilan setiap orang unik, dan mengenali tubuh sendiri adalah langkah terbaik dalam menjaga kesehatan janin.
A Word From Navila
Quickening adalah salah satu momen penuh makna dalam perjalanan kehamilan, sebuah tanda awal bahwa kehidupan tumbuh dengan aktif di dalam rahim. Ketika Mams mulai merasakan gerakan lembut si kecil, saat itulah koneksi emosional antara ibu dan anak mulai terbentuk dengan lebih nyata. Namun perjalanan ini masih panjang, dan ada banyak hal yang perlu dijaga agar janin tumbuh optimal, terutama di trimester awal.
Seringkali, larangan kehamilan di trimester pertama terlihat sepele, padahal sangat berpengaruh bagi perkembangan janin. Mulai dari pilihan makanan, aktivitas, hingga kebiasaan sehari-hari, semuanya perlu diperhatikan. Yuk, terus lanjutkan perjalanan edukasi kehamilan Mams dengan membaca: Larangan Ibu Hamil Trimester Pertama yang Wajib Dihindari. Karena setiap langkah yang Mams ambil hari ini adalah bentuk cinta yang besar untuk si kecil esok hari.
References
- ST Marys Regional. What to Expect in the Second Three Months of Pregnancy. Retrieved from https://www.stmarysregional.com/services/women/birthplace/second-trimester
- American Pregnancy Association. First Fetal Movement: Quickening in Pregnancy. Retrieved from https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/first-fetal-movement/
- Gillieson, M. A. R. T. I. N., Dunlap, H., Nair, R. A. M. A., & Pilon, M. I. C. H. E. L. E. (1984). Placental site, parity, and date of quickening. Obstetrics & Gynecology, 64(1), 44-45. https://journals.lww.com/greenjournal/abstract/1984/07000/placental_site,_parity,_and_date_of_quickening.8.aspx
- Tsakiridis, I., Zerva, C., Mamopoulos, A., Kalogiannidis, I., Athanasiadis, A., & Dagklis, T. (2022). Maternal perception of fetal movements: onset and associated factors. Journal of Perinatal Medicine, 50(9), 1174-1179. https://www.degruyterbrill.com/document/doi/10.1515/jpm-2021-0606/html
- Miracle Cord. Quickening in Pregnancy: What Does Quickening Feel Like? Retrieved from https://miraclecord.com/news/quickening-pregnancy/
- Linde, A., Georgsson, S., Pettersson, K., Holmström, S., Norberg, E., & Rådestad, I. (2016). Fetal movement in late pregnancy–a content analysis of women’s experiences of how their unborn baby moved less or differently. BMC pregnancy and childbirth, 16(1), 127. https://link.springer.com/article/10.1186/s12884-016-0922-z
- UT Southwestern. Feeling your baby move during pregnancy. Retrieved from https://utswmed.org/medblog/fetal-movements/