Pernah dengar istilah Terrible Two, Mams? Ini adalah fase yang sering membuat orang tua geleng-geleng kepala. Anak tiba-tiba jadi suka membantah, mudah marah, dan sering tantrum. Padahal, sebelumnya dia terlihat ceria dan penurut. Tenang, ini bukan tanda si kecil nakal, melainkan bagian dari tumbuh kembangnya.
Fase Terrible Two biasanya muncul saat anak menginjak usia dua tahun. Dia mulai belajar mengatakan “tidak” dan ingin melakukan segalanya sendiri. Sayangnya, kemampuan berkomunikasinya belum sepenuhnya berkembang. Inilah yang memicu ledakan emosi kecil yang sering kita sebut tantrum.
Pengertian Terrible Two
Fase Terrible Two adalah masa perkembangan anak sekitar usia dua tahun yang ditandai dengan perilaku seperti tantrum, penolakan, dan keinginan kuat untuk mandiri. Ini terjadi karena anak mulai menyadari bahwa dia punya keinginan sendiri, tetapi belum bisa mengungkapkannya dengan baik. Perkembangan motorik dan emosinya pesat, tapi kemampuan komunikasinya masih terbatas. Hal ini membuat si kecil sering merasa frustrasi dan melampiaskannya lewat tantrum atau sikap menantang.
Fase ini biasanya dimulai sejak usia 18 bulan dan bisa berlangsung hingga 3–4 tahun, tergantung anak. Tanda-tandanya bisa berupa tantrum berulang, sulit tidur, menolak rutinitas, dan mencari perhatian lewat perilaku negatif. Walau melelahkan bagi orang tua, fase ini normal dan bisa dilewati dengan pendekatan yang sabar dan konsisten. Memahami bahwa anak sedang belajar mengatur emosi dan mengenal dunia bisa membantu orang tua merespons lebih baik.
Mengapa Fase Terrible Two Terjadi?
Fase terrible two terjadi karena anak usia dua tahun sedang mengalami lonjakan besar dalam perkembangan otak dan emosi. Dia mulai mengenal berbagai perasaan, tetapi belum mampu mengendalikannya dengan baik. Di usia ini juga, kemampuan bicara belum sebanding dengan apa yang si kecil rasakan, sehingga frustrasi sering diekspresikan lewat tantrum. Ini semua adalah bagian normal dari proses tumbuh kembang anak.
Selain itu, cara orang tua merespons perilaku anak sangat memengaruhi fase ini. Respons yang penuh empati dan konsisten bisa membantu anak belajar mengelola emosinya. Sebaliknya, respon negatif atau tidak sabar justru bisa memperburuk tantrum. Kunci menghadapi fase ini adalah dengan memberikan rutinitas, pilihan, dan menjadi contoh yang baik dalam mengelola emosi.
Emosi Orang Tua Bisa Memperpanjang Fase Terrible Two
Emosi orang tua ternyata bisa memperpanjang fase tantrum anak usia dua tahun. Saat orang tua ikut marah atau frustrasi, anak justru semakin bingung dan sulit tenang. Anak di usia ini belum bisa mengatur emosinya sendiri, jadi mereka butuh contoh dari orang dewasa. Kalau yang mereka lihat justru ledakan emosi, anak bisa belajar meniru cara itu sebagai respons utama.
Menurut penelitian dari Harvard University’s Center on the Developing Child, anak yang sering melihat respons stres dari orang dewasa lebih mudah mengalami stres berkepanjangan dan sulit mengatur emosinya sendiri.
Sebaliknya, saat orang tua tetap tenang, anak jadi lebih mudah merasa aman. Anak pun bisa belajar bahwa emosi tidak harus dilampiaskan dengan cara yang meledak-ledak. Inilah mengapa penting bagi orang tua untuk mengatur napas dulu sebelum merespons anak yang tantrum. Dengan begitu, anak bisa belajar mengenali dan mengelola emosinya lebih cepat.
Cara Menghadapi Fase Terrible Two
Berikut adalah beberapa cara menghadapi fase terrible two, di antaranya:
1. Menetapkan Batas yang Konsisten
Anak usia dua tahun mulai belajar tentang dunia dan mencoba mengenal batasnya. Menetapkan aturan yang konsisten membantu anak merasa aman dan tahu apa yang diharapkan. Rutinitas harian seperti jam makan dan tidur yang sama setiap hari sangat penting. Ini membuat anak lebih tenang karena dia tahu apa yang akan terjadi.
Batasan yang jelas juga mengajarkan anak tentang konsekuensi perilaku. Orang tua bisa menjelaskan dengan bahasa sederhana agar anak mengerti. Misalnya, jika anak membuang mainan, maka mainan itu akan disimpan sementara. Dengan cara ini, anak belajar tanggung jawab sambil merasa terlindungi.
2. Menggunakan Positif Reinforcement
Fokus pada perilaku baik akan membuat anak ingin mengulanginya. Memberi pujian sederhana seperti “Bagus sekali!” saat anak berperilaku baik sangat efektif. Hadiah kecil seperti stiker juga bisa memotivasi anak tanpa harus berlebihan. Ini membantu anak merasa dihargai dan termotivasi.
Orang tua sebaiknya lebih sering mengapresiasi usaha anak, bukan hanya hasilnya. Misalnya, jika anak mencoba memakai sepatu sendiri, beri pujian walau belum sempurna. Pendekatan ini membangun kepercayaan diri anak dan membuatnya lebih suka belajar hal baru.
3. Sabar dan Empati
Anak usia dua tahun belum bisa mengungkapkan perasaan dengan kata-kata. Kadang si kecil menangis atau marah sebagai bentuk komunikasi. Menunjukkan empati dengan mendengarkan dan memahami perasaan anak membantunya merasa aman dan dihargai. Ini juga mengurangi frekuensi tantrum.
Orang tua harus sabar dan tetap tenang saat anak sedang emosi. Jangan membalas dengan kemarahan karena itu bisa membuat anak semakin kesal. Dengan suara lembut dan sikap penuh pengertian, anak belajar mengelola emosinya lebih baik.
4. Mengelola Stres Orang Tua
Stres orang tua bisa mempengaruhi suasana rumah dan perilaku anak. Ketika orang tua lelah atau emosi, anak bisa merasakan hal itu dan jadi lebih rewel. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Istirahat cukup dan waktu untuk diri sendiri sangat diperlukan.
Selain itu, orang tua bisa mencari dukungan dari keluarga atau teman. Berbagi cerita dan keluh kesah dapat mengurangi beban pikiran. Jika perlu, ikut pelatihan parenting yang mengajarkan cara menghadapi anak dengan lebih tenang dan efektif.
5. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Lingkungan yang aman dan nyaman membuat anak merasa tenang dan bisa belajar dengan baik. Pastikan area bermain bebas dari benda berbahaya dan penuh dengan mainan yang sesuai usia. Ini membantu anak bereksplorasi tanpa risiko cedera.
Sediakan juga sudut khusus di rumah untuk anak menenangkan diri saat emosi. Misalnya, dengan bantal dan buku cerita favorit. Lingkungan seperti ini mengajarkan anak cara mengatasi perasaan negatif dengan cara yang sehat.
Fase Selanjutnya Setelah Terrible Two
Setelah melewati fase terrible two, anak usia 3-4 tahun mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Si kecil menjadi lebih pandai berbahasa dengan kalimat yang lebih panjang dan sering bertanya “mengapa” untuk memahami dunia sekitar. Di usia ini, anak juga mulai bermain bersama teman, menunjukkan empati, dan mulai mengenali serta mengelola emosi dengan lebih baik. Keterampilan motorik kasar dan halusnya juga semakin matang, seperti berlari, melompat, menggambar, dan mulai mandiri dalam kegiatan sehari-hari.
Meski begitu, fase ini juga membawa tantangan baru yang dikenal sebagai “threenager”. Anak jadi ingin melakukan segala sesuatu sendiri dan kadang mudah marah atau frustrasi. Dia mulai menguji batasan orang tua untuk memahami aturan. Orang tua perlu memberikan pilihan sederhana, membuat rutinitas yang konsisten, dan mendorong anak bermain kreatif. Dengan cara ini, anak bisa tumbuh dengan percaya diri dan emosi yang lebih terkontrol.
A Word From Navila
Fase terrible two memang menantang bagi orang tua karena anak mulai menunjukkan kemauan sendiri dan emosi yang belum bisa dikendalikan. Ini adalah bagian normal dari tumbuh kembang mereka. Dengan kesabaran, konsistensi, dan empati, orang tua bisa membantu anak belajar mengatur perasaan dan menjadi lebih mandiri.
Selain menghadapi tantrum, penting juga mendukung perkembangan fisik si kecil secara menyeluruh, termasuk hormon pertumbuhan yang sangat berperan. Untuk tahu cara meningkatkan hormon pertumbuhan anak dengan tepat, yuk kunjungi: Cara Meningkatkan Human Growth Hormone.
References
- Parents. 2-Year-Old Child Development and Milestones. Retrieved from https://www.parents.com/2-year-old-development-milestones-8736826
- Center on the Developing Child Harvard University. Toxic Stress. Retrieved from https://developingchild.harvard.edu/key-concept/toxic-stress/
- Healthy Children. Ages & Stages. Retrieved from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/Pages/default.aspx
- Deichmann, F., & Ahnert, L. (2021). The terrible twos: How children cope with frustration and tantrums and the effect of maternal and paternal behaviors. Infancy, 26(3), 469-493. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/infa.12389
- APA. What advice do psychologists have to offer on how parents can manage stress and burnout? Retrieved from https://www.apa.org/topics/stress/parental-burnout
- Raising Children. 3-4 years: preschooler development. Retrieved from https://raisingchildren.net.au/preschoolers/development/development-tracker/3-4-years
- Help Me Grown. 3-Year Child Developmental Milestones. Retrieved from https://helpmegrowmn.org/HMG/DevelopMilestone/3Years/index.html