Saat merencanakan kehamilan, fokus sering kali hanya tertuju pada kesehatan Ibu. Padahal, peran Ayah juga sama pentingnya, terutama dalam hal kualitas sperma. Sperma yang sehat menjadi syarat utama terjadinya pembuahan, dan kualitasnya bisa sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari pola hidup harian hingga kondisi medis tertentu. Mams, hal-hal yang terlihat sepele seperti kurang tidur, stres, atau terlalu sering memakai celana ketat ternyata bisa menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah kualitas sperma sudah ideal untuk mendukung kehamilan? Apa saja ciri-ciri sperma sehat dan langkah nyata yang bisa dilakukan untuk meningkatkannya? Artikel ini akan mengulas secara menyeluruh prosedur tes kesuburan pria, parameter penting yang menandakan kualitas sperma, serta kebiasaan yang perlu dijaga agar peluang kehamilan semakin besar dan cepat tercapai.
Prosedur Cek Kualitas Sperma
Untuk mengetahui kondisi kesuburan pria, pemeriksaan utama yang dilakukan adalah analisis sperma (sperm analysis). Tes kesuburan pria bisa dilakukan di laboratorium klinik atau rumah sakit yang menyediakan layanan andrologi atau fertilitas.
Biasanya, sampel air mani dikumpulkan melalui masturbasi di ruang khusus yang telah disiapkan, kemudian ditempatkan dalam wadah steril untuk dianalisis maksimal dalam waktu 1 jam agar hasil tetap akurat. Pria yang akan menjalani tes dianjurkan tidak ejakulasi selama 2–7 hari sebelumnya guna memastikan hasil optimal.
Hasil dari tes kesuburan pria ini akan memperlihatkan beberapa parameter utama, seperti volume ejakulat (normal ≥1,4 mL), konsentrasi sperma (≥15 juta per mL), motilitas atau kemampuan gerak (≥40% aktif), serta morfologi atau bentuk sperma (minimal 4% sesuai standar WHO). Pemeriksaan juga meliputi pH air mani dan tingkat vitalitas atau jumlah sperma hidup.
Tak hanya itu, beberapa tempat kini juga menyediakan alat tes kesuburan pria rumahan yang bisa memberikan gambaran awal kualitas sperma. Meski hasilnya tidak seakurat analisis laboratorium, alat ini dapat membantu pria melakukan pengecekan awal sebelum konsultasi ke dokter.
Jika hasilnya belum ideal, dokter biasanya menyarankan pemeriksaan ulang beberapa minggu kemudian atau pemeriksaan lanjutan. Penting untuk dicatat bahwa biaya tes kesuburan pria bisa bervariasi mulai dari sekitar Rp150.000 hingga Rp615.000, tergantung fasilitas kesehatan.
Faktor Penentu Kualitas Sperma yang Jarang Diketahui
Banyak yang mengira kualitas sperma hanya dipengaruhi oleh usia atau frekuensi hubungan intim. Padahal, ada beberapa faktor tersembunyi yang diam-diam bisa menurunkan kesuburan pria, Mams, di antaranya:
1. Keseimbangan Hormon Testosteron
Testosteron adalah hormon utama pria yang bertanggung jawab dalam proses produksi sperma (spermatogenesis). Jika kadarnya ideal, testis akan menghasilkan sperma dalam jumlah dan kualitas baik. Namun, stres berkepanjangan, obesitas, dan kebiasaan kurang tidur bisa menurunkan kadar hormon ini.
Yang perlu Mams waspadai, konsumsi suplemen testosteron sembarangan justru bisa menghentikan produksi alami tubuh. Jadi, penting untuk menjaga keseimbangan hormon secara alami dan berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan suplemen.
2. Suhu di Area Skrotum
Skrotum secara alami berada di luar tubuh karena suhu ideal untuk produksi sperma lebih rendah dari suhu tubuh inti. Peningkatan suhu sekecil 1–2°C saja dapat menurunkan produksi sperma hingga 14%. Kebiasaan seperti memakai celana ketat, memangku laptop, atau mandi air panas terlalu sering dapat meningkatkan suhu skrotum. Karena itu, penting untuk menjaga area ini tetap sejuk dengan memilih pakaian longgar dan membatasi paparan panas langsung.
3. Paparan Zat Beracun Lingkungan
Zat beracun seperti pestisida, logam berat, polusi udara, dan bahan kimia seperti BPA dapat merusak struktur dan pergerakan sperma. Pekerja di bidang industri atau pertanian punya risiko lebih tinggi terhadap paparan ini. Untuk mengurangi dampaknya, Mams bisa mendukung pasangan memilih makanan organik, menghindari rokok, serta menggunakan wadah makanan bebas BPA.
4. Kebiasaan Hidup yang Tidak Sehat
Gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, begadang, dan makan tidak seimbang terbukti menurunkan kualitas sperma. Rokok merusak DNA sperma, sedangkan alkohol mengganggu hormon testosteron.
Pola makan tinggi lemak jenuh juga membuat tubuh rentan terhadap stres oksidatif. Untuk meningkatkan peluang kehamilan, penting bagi pasangan pria menjaga berat badan ideal, berhenti merokok dan alkohol, serta memperbaiki pola tidur dan makan.
Langkah Menjaga dan Meningkatkan Kualitas Sperma
Menjaga kualitas sperma tak hanya penting untuk kesuburan, tapi juga untuk mendukung keberhasilan program hamil. Mams, berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan Ayah agar sperma tetap sehat dan optimal.
1. Pola Makan Seimbang, Fokus pada Antioksidan dan Lemak Sehat
Asupan makanan berperan besar dalam menjaga kesuburan pria. Antioksidan seperti vitamin C, E, dan likopen berfungsi melindungi sperma dari kerusakan. Nutrisi ini bisa didapatkan dari sayuran dan buah berwarna terang seperti bayam, tomat, dan buah beri. Tak kalah penting, omega-3 dari ikan laut dalam juga membantu pembentukan sperma yang kuat. Hindari makanan olahan dan tinggi gula karena dapat mengganggu sistem hormonal pria.
2. Rutin Olahraga dan Kelola Stres dengan Baik
Aktivitas fisik moderat seperti jalan cepat, renang, atau bersepeda santai selama 30–50 menit sehari bisa meningkatkan kadar testosteron. Namun, olahraga ekstrem justru menurunkan kesuburan. Di sisi lain, stres emosional kronis juga mengganggu hormon reproduksi. Cobalah yoga, meditasi, atau sekadar beraktivitas di alam untuk meredakan stres. Tidur cukup 7–8 jam setiap malam juga sangat mendukung stabilitas hormon.
3. Hindari Paparan Panas Berlebih
Paparan panas berlebih dapat mengganggu pembentukan sperma. Mams bisa membantu pasangan menghindari kebiasaan seperti memangku laptop, mandi air panas terlalu lama, atau mengenakan pakaian ketat. Studi menunjukkan bahwa perubahan kecil seperti berdiri tiap 30 menit saat duduk lama bisa berdampak positif terhadap kualitas sperma.
4. Pertimbangkan Suplemen dengan Kandungan Teruji
Suplemen dengan kandungan zinc, selenium, folat, vitamin C dan E, L-carnitine, serta CoQ10 terbukti meningkatkan kualitas sperma. Namun, konsumsinya harus dengan dosis tepat dan sesuai anjuran dokter. Efeknya tidak instan, karena sperma membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk terbentuk. Maka dari itu, konsistensi dan bimbingan medis menjadi kunci efektivitas suplemen.
Kapan Harus Periksa ke Dokter Spesialis?
Jika setelah 12 bulan berhubungan rutin tanpa hasil, Mams dan pasangan sebaiknya mulai berkonsultasi dengan dokter, apalagi jika usia sudah di atas 35 tahun. Pemeriksaan tidak hanya difokuskan pada wanita, karena faktor pria juga bisa menjadi penyebab. Konsultasi bukan tentang menyalahkan, melainkan usaha bersama dalam mencapai kehamilan sehat.
Beberapa kondisi medis yang perlu diwaspadai antara lain varikokel (pelebaran pembuluh darah skrotum), riwayat operasi di area reproduksi, atau gangguan hormon yang ditandai dengan penurunan libido dan disfungsi ereksi. Jika ditemukan gejala-gejala ini, pemeriksaan lebih lanjut seperti USG skrotum, analisis hormon, atau bahkan tes genetik mungkin diperlukan. Deteksi dini bisa membantu mencegah prosedur mahal seperti IVF jika masalahnya dapat diatasi dengan terapi ringan.
A Word From Navila
Menjaga kualitas sperma bukan hanya tentang mempercepat kehamilan, Mams, tapi juga bentuk investasi untuk kesehatan jangka panjang keluarga. Tes sperma bisa jadi langkah awal yang penting dalam memahami kondisi tubuh pria secara menyeluruh. Dengan hasil yang jelas, pasangan bisa merencanakan langkah selanjutnya, apakah cukup dengan perubahan gaya hidup, atau butuh dukungan medis.
Jika Mams dan pasangan sudah siap mengambil langkah awal ini, jangan lupa lengkapi usaha dengan memperhatikan nutrisi. Banyak makanan yang bisa bantu tingkatkan kesuburan baik pria maupun wanita. Yuk, lanjutkan membaca artikel berikut ini untuk tahu daftar makanan penyubur agar cepat hamil dan bantu program kehamilan jadi lebih optimal di: Daftar Makanan Penyubur Agar Cepat Hamil untuk Pasutri.
References
- ACOG. Evaluating Infertility. Retrieved from https://www.acog.org/womens-health/faqs/evaluating-infertility
- AUA. Diagnosis and Treatment of Infertility in Men: AUA/ASRM Guideline. Retrieved from https://www.auanet.org/guidelines-and-quality/guidelines/male-infertility
- Parents. What To Expect During a Semen Analysis and What the Results Mean. Retrieved from https://www.parents.com/semen-analysis-how-it-s-done-and-understanding-results-8654750
- Progyny. How Does Testosterone Impact Male Fertility? Retrieved from https://progyny.com/education/male-infertility/how-does-testosterone-impact-male-fertility/
- Posterity Health. Exploring the Connection Between Testosterone Levels and Semen Quality. Retrieved from https://posterityhealth.com/exploring-the-connection-between-testosterone-levels-and-semen-quality/
- Zhao, W., Jing, J., Shao, Y., Zeng, R., Wang, C., Yao, B., & Hang, D. (2020). Circulating sex hormone levels in relation to male sperm quality. BMC urology, 20(1), 101. https://link.springer.com/article/10.1186/s12894-020-00674-7
- WHO. WHO laboratory manual for the examination and processing of human semen, 6th ed. Retrieved from https://www.who.int/publications/i/item/9789240030787
- Ferramosca, A., & Zara, V. (2022). Diet and male fertility: the impact of nutrients and antioxidants on sperm energetic metabolism. International journal of molecular sciences, 23(5), 2542. https://www.mdpi.com/1422-0067/23/5/2542
- Health. 9 Ways to Increase Your Sperm Count. Retrieved from https://www.health.com/how-to-increase-your-sperm-count-8411540