Pernahkah Mams tanpa sadar membentak atau berteriak saat anak sulit diatur? Mungkin saat Mams sedang lelah, sibuk, atau emosi memuncak. Reaksi ini sangat wajar terjadi dalam keseharian orang tua. Tapi tahukah Mams, kebiasaan berteriak bisa menyisakan luka emosional pada anak?
Meski terlihat sepele, berteriak bisa berdampak jangka panjang. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak yang sering dibentak berisiko lebih tinggi mengalami stres, cemas, hingga depresi. Bahkan, efeknya bisa menyerupai kekerasan verbal. Padahal, yang anak butuhkan adalah rasa aman, bukan ketakutan.
Mengapa Orang Tua Sering Berteriak?
Banyak orang tua berteriak bukan karena ingin menyakiti anak, tapi karena kesulitan mengendalikan emosi. Tekanan dari pekerjaan, rasa lelah, dan stres harian membuat emosi jadi lebih mudah meledak. Situasi ini diperburuk ketika orang tua tak punya cukup dukungan atau waktu untuk menenangkan diri. Berteriak akhirnya menjadi pelampiasan, bukan solusi yang sehat.
Selain itu, pola asuh dari generasi sebelumnya ikut membentuk kebiasaan ini. Dulu, berteriak dianggap cara efektif agar anak menurut. Padahal, Manning Family Children’s menunjukkan hal ini bisa merusak hubungan orang tua dan anak. Jika terus dilakukan, anak bisa tumbuh dengan kecemasan atau bahkan meniru pola yang sama saat dewasa.
Dampak Berteriak pada Anak
Berikut adalah beberapa dampak berteriak pada anak yang cukup negatif, yaitu:
1. Gangguan Mental dan Emosional
Teriakan yang terus-menerus dapat memicu stres berkepanjangan pada anak. Anak bisa merasa terancam, takut, dan tidak aman di lingkungan rumah. Ini bisa mengganggu perkembangan emosional dan mental mereka sejak dini.
Mengutip The Guardian menemukan bahwa kekerasan verbal, termasuk berteriak, dapat mengubah struktur otak anak. Area otak yang mengatur rasa takut dan stres menjadi lebih sensitif. Anak jadi lebih rentan terhadap gangguan kecemasan, depresi, dan isolasi sosial.
2. Penurunan Rasa Percaya Diri
Anak yang sering diteriaki cenderung merasa rendah diri. Ia bisa menganggap dirinya tidak cukup baik atau tidak pantas dicintai. Ini membuat anak sulit membangun citra diri yang positif.
Menurut Child Mind Institute, anak yang sering dikritik dengan nada tinggi dapat merasa gagal secara personal. Akibatnya, mereka ragu untuk mencoba hal baru atau bersosialisasi. Dampaknya bisa bertahan hingga usia dewasa.
3. Anak Jadi Agresif atau Justru Penakut
Teriakan bisa menimbulkan dua reaksi ekstrem pada anak: menjadi agresif atau sangat penakut. Anak yang agresif bisa meniru cara orang tuanya mengekspresikan emosi. Sementara anak yang penakut bisa menarik diri dan sulit percaya pada orang lain.
The Guardian juga mengungkapkan bahwa kekerasan verbal bisa sama berbahayanya dengan kekerasan fisik. Anak berisiko tinggi mengalami gangguan perilaku. Mereka juga lebih cenderung bermasalah dalam hubungan sosial.
4. Merusak Hubungan Orang Tua dan Anak
Berteriak dapat membuat anak menjauh secara emosional dari orang tua. Anak merasa tidak nyaman untuk terbuka atau berbicara jujur. Ini menciptakan jarak dalam hubungan yang seharusnya dekat dan saling percaya.
Mengutip Parents, komunikasi kasar seperti berteriak bisa memicu konflik berulang. Lama-kelamaan, anak kehilangan rasa aman di rumah. Hubungan menjadi dingin dan minim kasih sayang.
5. Anak Tidak Belajar Mengelola Emosi dengan Baik
Anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar setiap hari. Jika orang tua sering berteriak saat marah, anak akan menganggap itu cara normal mengekspresikan emosi. Ini bisa terbawa ke sekolah atau pergaulan.
Child Mind Institute juga menjelaskan bahwa regulasi emosi harus diajarkan dengan contoh. Teriakan hanya menambah ketegangan dan memperburuk kondisi emosional anak. Mereka jadi tidak tahu cara menghadapi kemarahan atau frustrasi dengan sehat.
Cara Menghindari Kebiasaan Berteriak
Untuk menghindari kebiasaan berteriak pada anak, penting bagi orang tua untuk mengambil jeda sejenak sebelum merespons. Langkah sederhana ini membantu menenangkan pikiran dan mencegah reaksi impulsif. Penelitian menunjukkan bahwa teknik ini efektif memperbaiki kualitas komunikasi antara orang tua dan anak.
Selain itu, komunikasi yang positif dapat menjadi kunci hubungan yang sehat. Gunakan kalimat “Mama merasa…” daripada menyalahkan anak dengan kata “Kamu selalu…”. Pendekatan ini mendorong empati dan membuat anak lebih terbuka. Mindfulness parenting juga sangat membantu agar orang tua lebih sadar dan tenang dalam mengasuh.
Tak kalah penting, tetapkan aturan dan batasan sejak awal secara konsisten. Anak akan lebih memahami apa yang diharapkan dari mereka jika arahannya jelas. Dengan cara ini, orang tua bisa menghindari konflik yang memicu teriakan. Hasilnya, hubungan dalam keluarga pun menjadi lebih harmonis.
Alternatif Mendisiplinkan Anak Tanpa Teriakan
Time-out adalah cara disiplin yang efektif jika dilakukan dengan benar. Durasi singkat dan penjelasan sebelum serta sesudah time-out membantu anak memahami perilaku yang salah. Metode ini didukung oleh para ahli seperti American Academy of Pediatrics karena aman dan membantu mengurangi perilaku negatif.
Konsekuensi logis yang konsisten membuat anak mengerti hubungan antara tindakan dan akibatnya. Contohnya, jika anak tidak merapikan mainan, dia bisa kehilangan waktu bermain. Cara ini lebih efektif dan diterima anak dibandingkan hukuman kasar.
Memberi pilihan kepada anak membuat si keccil merasa dihargai dan punya kontrol. Selain itu, pelukan dan validasi emosi sebelum menasihati membantu anak merasa dipahami. Dengan cara ini, anak lebih mudah mengelola perasaan dan memperbaiki perilaku tanpa teriakan.
A Word From Navila
Berteriak pada anak memang sering terjadi saat orang tua merasa lelah atau stres. Namun, kebiasaan ini bisa meninggalkan luka emosional yang mendalam. Anak jadi merasa takut, kurang percaya diri, bahkan bisa meniru cara tersebut saat dewasa. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengubah cara komunikasi agar lebih penuh pengertian dan kasih sayang.
Salah satu cara yang efektif adalah dengan menerapkan mindfulness parenting. Dengan pendekatan ini, orang tua bisa lebih sadar dan tenang saat menghadapi tantangan mengasuh anak. Yuk, pelajari lebih dalam bagaimana mindfulness parenting membantu menciptakan hubungan harmonis antara orang tua dan anak, hanya di: Apa Itu Mindfulness Parenting? Bagaimana Contoh Penerapannya?
References
- Freisthler, B., Price Wolf, J., Chadwick, C., & Renick, K. (2022). Daily stress and use of aggressive discipline by parents during the COVID-19 pandemic. Journal of family violence, 1-9. https://link.springer.com/article/10.1007/s10896-021-00340-y
- Manning Family Children’s. Alternatives to yelling: Nurturing healthy communication with children. Retrieved from https://www.manningchildrens.org/news-blog/2023/december/alternatives-to-yelling-nurturing-healthy-commun/
- The Guardian. Being shouted at by parents can alter child’s brain, experts tell UK MPs. Retrieved from https://www.theguardian.com/society/2025/apr/28/being-shouted-at-by-parents-can-alter-childs-brain-experts-tell-uk-mps
- Child Mind Institute. Calm Voices, Calmer Kids. Retrieved from https://childmind.org/article/calm-voices-calmer-kids/
- The Guardian. Shouting at children can be as damaging as physical or sexual abuse, study says. Retrieved from https://www.theguardian.com/society/2023/oct/02/shouting-at-children-can-be-as-damaging-as-physical-or-sexual-abuse-study-says
- Parents. Why Yelling at Kids Backfires and What to Do Instead. Retrieved from https://www.parents.com/why-yelling-at-kids-backfires-and-what-to-do-instead-11697229
- Child Mind Institute. How Can We Help Kids With Self-Regulation? Retrieved from https://childmind.org/article/can-help-kids-self-regulation/
- Virginia Cooperative Extension. Communicating with Young Children. Retrieved from https://www.pubs.ext.vt.edu/350/350-022/350-022.html
- Burgdorf, V., Szabó, M., & Abbott, M. J. (2019). The effect of mindfulness interventions for parents on parenting stress and youth psychological outcomes: A systematic review and meta-analysis. Frontiers in psychology, 10, 1336. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2019.01336/full
- Child Mind Institute. Teaching Kids About Boundaries. Retrieved from https://childmind.org/article/teaching-kids-boundaries-empathy/
- Child Mind Institute. Are Time-Outs Harmful to Children? Retrieved from https://childmind.org/article/are-time-outs-harmful-kids/
1 comment