Di usia 2-6 bulan mungkin Bunda akan sering melihat si kecil mengeluarkan air liur atau ngeces. Pada tahap ini, bayi sedang belajar mengeksplorasi area mulut, jadi, ngeces adalah hal normal di fase ini. Bahkan, hingga usia 2 tahun, air liur masih berperan penting dalam menjaga kelembapan mulut, memudahkan proses menelan, dan meredakan nyeri gusi saat tumbuh gigi.
Namun, jika air liur yang keluar terasa berlebihan, ini bisa menjadi penyebab air liur berlebihan yang patut diperhatikan. Kondisi ini mungkin terkait dengan kekuatan otot yang lemah, sensitivitas rendah di area mulut, atau kesulitan menelan. Pada beberapa kasus, hal ini dapat menjadi tanda gangguan neurologis. Mari eksplorasi lebih dalam apa penyebab air liur berlebihan pada bayi dan cara mengatasinya.
Penyebab Bayi Mengeluarkan Air Liur Terus Menerus
Ada beberapa penyebab mengapa bayi sering ngeces berlebihan, mengutip dari berbagai sumber, berikut penjelasannya:
1. Perlindungan Diri
Pada usia 2–6 bulan, bayi mulai sering mengeksplorasi lingkungan dengan memasukkan benda-benda ke dalam mulut mereka. Hal ini memicu produksi air liur yang lebih banyak sebagai mekanisme perlindungan alami. Protein dalam air liur membantu melawan kuman atau kotoran yang mungkin masuk melalui benda-benda tersebut, menjaga kesehatan rongga mulut bayi.
2. Tumbuh Gigi
Saat bayi mulai tumbuh gigi, biasanya pada usia 6–8 bulan, mereka cenderung ngeces lebih sering. Mengutip IDAI, proses ini menyebabkan gusi bayi terasa nyeri dan bengkak, yang merangsang kelenjar ludah untuk memproduksi lebih banyak air liur. Meski tidak nyaman, hal ini adalah bagian normal dari perkembangan mereka.
3. Peradangan Rongga Mulut
Peradangan pada mulut, seperti sariawan atau infeksi jamur di lidah, juga dapat menyebabkan bayi ngeces berlebihan. Kondisi ini membuat mulut menjadi lebih sensitif dan merangsang produksi air liur ekstra. Dengan penanganan yang tepat, seperti menjaga kebersihan mulut bayi atau berkonsultasi dengan dokter, produksi air liur bisa kembali normal.
4. Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan membuat bayi merasa tidak nyaman saat menelan. Kondisi ini memicu si kecil menahan air liurnya, sehingga menyebabkan air liur menumpuk dan keluar dari mulut. Jika bayi juga tampak rewel atau kesulitan makan, penting untuk memeriksakan kondisi ini ke dokter.
5. Gangguan Saraf
Kelainan saraf seperti cerebral palsy dapat menyebabkan bayi kesulitan menelan air liur, sehingga mereka cenderung ngeces. Kondisi ini terjadi karena refleks menelan terganggu akibat kerusakan di otak yang memengaruhi fungsi motorik. Gangguan ini memerlukan penanganan khusus dari dokter atau terapis.
6. Gangguan Mental
Bayi dengan gangguan perkembangan, seperti sindrom Down, sering kali mengalami masalah koordinasi otot di sekitar mulut. Hal ini membuat mereka sulit menutup bibir dengan sempurna atau menelan air liur dengan efisien, sehingga air liur cenderung keluar lebih banyak. Sekitar 10% anak dengan kondisi ini mengalami masalah ngeces berlebih.
7. Gangguan Refluks (GERD)
Jika bayi ngeces disertai gejala seperti muntah, batuk, sulit makan, atau sering rewel, bisa jadi ini tanda gastroesophageal reflux disease (GERD). GERD membuat isi lambung naik ke kerongkongan, merangsang produksi air liur yang berlebih. Penanganan GERD biasanya melibatkan perubahan pola makan atau konsultasi medis lebih lanjut.
Kapan Ngeces Dianggap Berbahaya?
Kapan ngeces pada bayi perlu diwaspadai? Hal ini menjadi perhatian jika produksi air liur terlalu banyak sehingga mulai mengganggu pernapasan dan aktivitas si kecil sehari-hari. Bayi yang tidak mampu mengontrol air liurnya berisiko tinggi mengalami tersedak, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia aspirasi, yaitu radang paru-paru akibat masuknya air liur atau makanan ke saluran napas.
Selain dampak kesehatan, ngeces berlebih juga bisa menjadi tantangan dalam keseharian. Misalnya, pakaian bayi sering basah, membuatnya tidak nyaman, dan penampilan sehari-hari pun tampak kurang rapi. Jika kondisi ini terus berlanjut atau disertai dengan gejala lain, seperti batuk, demam, atau sulit makan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah masalah yang lebih serius.
Cara Menghentikan Air Liur pada Bayi yang Terus Keluar
Jika si kecil sering mengeluarkan air liur tapi tidak menunjukkan gejala lain yang mencurigakan, Bunda tidak perlu terlalu khawatir. Kondisi ini biasanya masih tergolong normal. Namun, Bunda bisa mencoba beberapa cara berikut untuk mengatasinya:
- Identifikasi penyebabnya. Perhatikan apakah air liur berlebih disebabkan oleh tumbuh gigi, radang ringan, atau hal lainnya. Memahami penyebabnya membantu Bunda menentukan langkah yang tepat.
- Latih otot mulut. Cobalah melatih otot mulut si kecil dengan permainan sederhana, seperti meniup liur hingga menjadi gelembung. Aktivitas ini juga menyenangkan bagi bayi.
- Bersihkan air liur secara rutin. Gunakan kain lembut atau tisu untuk membersihkan air liur di sekitar mulut dan dagu bayi. Ini penting untuk mencegah kulit si kecil mengalami iritasi.
- Pijat gusi bayi. Saat tumbuh gigi, memijat lembut gusi bayi bisa membantu meredakan rasa tidak nyaman dan mengurangi produksi air liur.
- Berikan makanan bertekstur. Saat bayi sudah mulai MPASI, sajikan makanan dengan tekstur dan rasa yang bervariasi. Ini dapat melatih kekuatan lidah dan otot mulutnya.
- Gunakan bib atau kain khusus. Pasangkan bib (celemek bayi) untuk menyerap air liur sehingga Bunda lebih mudah menjaga area dada dan lehernya tetap kering.
- Teether atau kain dingin. Berikan teether atau kain dingin yang aman untuk digigit si kecil. Ini tidak hanya membantu mengurangi air liur, tetapi juga meredakan nyeri gusi. Pastikan selalu mengawasi bayi saat menggunakan teether agar terhindar dari risiko tersedak.
Penyebab air liur berlebihan pada bayi bervariasi dan biasanya merupakan bagian dari perkembangan normal. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak atau disertai gejala lain seperti demam, sulit makan, atau ruam yang tak kunjung hilang, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
References
- Nation Wide Children’s. Sialorrhea (Excessive Drooling). Retrieved from https://www.nationwidechildrens.org/conditions/sialorrhea
- APA. Drooling and Your Baby. Retrieved from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/teething-tooth-care/Pages/Drooling-and-Your-Baby.aspx
- IDAI. Air Liur Berlebihan pada Bayi : Berbahayakah? Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/air-liur-berlebihan-pada-bayi-berbahayakah