Mengajak anak untuk belajar puasa memang bukan hal yang mudah. Apalagi jika mereka belum terbiasa menahan lapar dan haus dalam waktu tertentu. Tapi jangan khawatir! Dengan pendekatan yang tepat, puasa bisa menjadi pengalaman seru dan penuh makna bagi si kecil.

Lalu, bagaimana cara mengajarkan anak puasa tanpa membuat mereka merasa terbebani? Kuncinya adalah memahami usia dan kesiapan anak, lalu membimbing mereka secara bertahap. Dengan cara ini, anak tidak hanya belajar menahan diri, tetapi juga memahami nilai-nilai kebaikan dalam puasa.

Yuk, simak panduan praktis dari ahli psikologi berikut ini agar anak semangat menjalani puasa!

Kapan Anak Bisa Mulai Belajar Puasa?

Setiap anak memiliki kesiapan yang berbeda dalam belajar berpuasa, tergantung pada kondisi fisik, kesiapan mental, serta tingkat kematangannya. Secara umum, berikut tahapan pengenalan puasa yang bisa diterapkan sesuai usia anak:

  • Usia 4 tahun ke atas: Anak bisa mulai diperkenalkan dengan konsep puasa dengan menahan makan selama 3-4 jam sebagai latihan awal.
  • Usia 7 tahun: Anak bisa mencoba puasa setengah hari atau bahkan sehari penuh jika merasa mampu.
  • Usia 10 tahun: Anak dianjurkan untuk berlatih puasa penuh, meskipun belum mencapai usia baligh.

Hal utama yang perlu diperhatikan adalah kesiapan anak. Jika mereka mulai menunjukkan rasa ingin tahu dan mulai memahami makna puasa, orang tua dapat membimbing mereka dengan sabar serta memberikan dukungan agar proses belajar berpuasa menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Cara Mengajarkan Anak Puasa dengan Tepat Menurut Ahli Psikologi UNAIR

Bulan Ramadan adalah momen istimewa di mana umat Muslim, dari anak-anak hingga orang dewasa, menjalankan ibadah puasa. Namun, bagi sebagian orang tua, mengajarkan anak berpuasa bisa menjadi tantangan tersendiri.

Menurut Dr. Dewi Retno Suminar, psikolog anak dari Universitas Airlangga (UNAIR), anak sebenarnya bisa mulai belajar puasa sejak dini. Tapi, penting bagi orang tua untuk tetap memperhatikan kesiapan fisik dan mental anak agar prosesnya berjalan dengan nyaman.

Dr. Dewi menjelaskan bahwa setiap anak memiliki tahapan perkembangan kognitif yang berbeda. Oleh karena itu, cara mengajarkan puasa pun perlu disesuaikan dengan usia mereka agar lebih efektif dan menyenangkan.

Anak di Bawah 7 Tahun

Di usia ini, anak masih dalam tahap belajar melalui pengamatan dan meniru perilaku orang-orang di sekitarnya. Maka, cara terbaik untuk mengenalkan puasa adalah dengan memberi contoh langsung.

Misalnya, orang tua bisa mengajak anak ikut sahur dan berbuka bersama, sambil menjelaskan secara sederhana bahwa puasa adalah ibadah yang dilakukan untuk belajar menahan lapar dan haus. Dengan melihat rutinitas Ramadan yang dijalankan keluarga, anak akan lebih mudah memahami dan tertarik untuk mencoba.

“Ciptakan suasana Ramadan di rumah dengan sahur, berpuasa, dan salat Tarawih bersama. Ini akan membantu anak memahami kebiasaan berpuasa dengan cara yang menyenangkan,” kata Dr. Dewi.

Anak Usia 7 Tahun ke Atas

Saat memasuki usia 7 tahun, anak mulai bisa memahami konsep puasa dengan lebih baik. Mereka juga sudah memiliki pemahaman tentang aturan dan manfaat dari ibadah yang dijalankan.

Agar anak semakin semangat, orang tua bisa memberikan apresiasi saat mereka berhasil menjalani puasa, misalnya dengan pujian atau hadiah kecil. Bentuk penghargaan ini bisa disesuaikan dengan karakter anak, ada yang cukup dengan kata-kata motivasi, sementara yang lain lebih termotivasi dengan hadiah kecil seperti makanan favorit atau mainan sederhana.

Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan kebutuhan fisik anak. Pastikan mereka mendapatkan asupan makanan bergizi saat sahur dan berbuka agar tetap kuat menjalani puasa. Jika perlu, berikan suplemen atau vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh mereka.

Cara Umum Lainnya Mengajarkan Anak Berpuasa

Mengajarkan anak untuk berpuasa butuh pendekatan yang sabar dan penuh pengertian. Jangan sampai mereka merasa terbebani, tapi justru menikmati prosesnya. Berikut beberapa cara lainnya yang bisa dilakukan agar anak lebih mudah belajar puasa:

1. Jelaskan dengan Cara yang Mudah

Gunakan bahasa yang sederhana saat mengenalkan konsep puasa pada anak. Misalnya, katakan bahwa puasa adalah belajar menahan lapar dan haus untuk sementara waktu sebagai bentuk ibadah dan kepedulian terhadap orang-orang yang kurang beruntung. Ceritakan dengan gaya bercerita agar anak lebih mudah memahami dan tertarik.

2. Mulai dengan Puasa Setengah Hari

Jangan langsung meminta anak untuk berpuasa sehari penuh. Mulailah dengan puasa beberapa jam, misalnya sampai waktu Dzuhur atau Ashar. Seiring waktu, tingkatkan durasinya secara perlahan sesuai dengan kemampuan si kecil.

3. Sajikan Makanan Favorit Saat Sahur

Sahur bisa jadi tantangan bagi anak karena mereka harus bangun lebih awal. Supaya lebih semangat, siapkan makanan favoritnya, tapi tetap sehat dan bergizi agar mereka punya cukup energi untuk menjalani puasa.

4. Ajarkan Cara Mengalihkan Rasa Lapar dan Haus

Saat anak mulai merasa lapar atau haus, ajarkan mereka cara mengalihkan perhatian, misalnya dengan bermain, membaca buku, atau tidur siang. Beri pengertian bahwa rasa lapar itu wajar dan akan terasa lebih ringan kalau mereka sibuk dengan hal yang menyenangkan.

Mengapa Anak Perlu Belajar Puasa Sejak Dini?

Membiasakan anak untuk berpuasa sejak kecil bukan hanya tentang menjalankan kewajiban agama, tetapi juga memiliki banyak manfaat bagi perkembangan mereka. Menurut Dr. Dewi, beberapa manfaat yang bisa diperoleh anak dari belajar berpuasa antara lain:

  • Membantu anak lebih disiplin dan taat dalam beribadah
  • Mengajarkan anak untuk menghargai orang-orang yang kurang beruntung
  • Meningkatkan rasa empati terhadap sesama
  • Membentuk kebiasaan bersyukur atas apa yang dimiliki
  • Melatih anak mengendalikan diri dan bersabar

“Dengan belajar puasa sejak kecil, anak lebih mudah memahami makna empati, rasa hormat terhadap orang lain, serta pentingnya bersyukur. Mereka akan lebih menghargai makanan dan memahami bagaimana rasanya jika seseorang tidak bisa makan,” ungkap Dr. Dewi.

Mengajarkan puasa pada anak memang butuh kesabaran dan pendekatan yang tepat. Yang terpenting, jangan sampai mereka merasa terpaksa, tetapi ajak mereka menjalani puasa dengan suasana yang menyenangkan. Dengan begitu, mereka akan tumbuh dengan pemahaman yang lebih dalam tentang ibadah dan nilai-nilai kehidupan.

A Word From Navila

Mengajarkan anak berpuasa bukan sekadar melatih mereka menahan lapar dan haus, tetapi juga membentuk karakter disiplin, empati, dan rasa syukur sejak dini. Dengan cara yang tepat, puasa bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan penuh makna bagi si kecil. Peran orang tua sangat penting dalam membimbing mereka dengan sabar serta menciptakan suasana Ramadan yang hangat dan positif.

Butuh inspirasi kegiatan seru selama Ramadan bersama anak? Cek ide-ide menariknya di sini: Ide Kegiatan Ramadan untuk Anak!

References

  • Lifeway Kids. Fasting: Teaching Kids Spiritual Disciplines. Retrieved from https://kidsministry.lifeway.com/2014/01/02/fasting-teaching-kids-spiritual-disciplines/
  • UNAIR. The right way to teach children to fast according to UNAIR Psychology expert. Retrieved from https://unair.ac.id/the-right-way-to-teach-children-to-fast-according-to-unair-psychology-expert/
  • Klik Dokter. Cara Terbaik Mengajari Anak Berpuasa Ramadan. Retrieved from https://www.klikdokter.com/ibu-anak/tips-parenting/cara-terbaik-mengajari-anak-berpuasa-ramadan