Melihat luka kecil di bibir si kecil pasti membuat khawatir, ya Mams. Awalnya mungkin terlihat seperti sariawan biasa, tapi bisa jadi itu tanda infeksi yang lebih serius. Salah satu kemungkinannya adalah cold sore, yaitu luka lepuh yang disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Pada bayi, kondisi ini perlu diwaspadai karena daya tahan tubuhnya masih sangat lemah.
Cold sore bukan hanya masalah ringan, apalagi jika menyerang bayi. Virus HSV-1 sangat mudah menular, bahkan bisa menyebar sebelum luka terlihat. Penularan bisa terjadi lewat ciuman, sentuhan, atau benda yang terkontaminasi. Mengenali gejala sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Pengertian dan Penyebab Cold Sore pada Bayi
Cold sore adalah luka kecil berisi cairan yang biasanya muncul di sekitar bibir atau mulut. Luka ini terasa perih dan bisa membuat bayi tidak nyaman. Penyebabnya adalah infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1).
Penularan paling sering terjadi melalui ciuman dari orang dewasa yang terinfeksi atau kontak dengan air liur mereka. Virus juga bisa menyebar lewat benda yang terkontaminasi, seperti mainan, botol susu, atau handuk. Bayi sangat rentan karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna.
Gejala cold sore biasanya berupa luka lepuh kecil di sekitar bibir atau mulut yang bisa pecah dan mengering. Bayi bisa menjadi rewel, demam ringan, dan menolak menyusu karena rasa nyeri. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai sariawan, luka tergigit, atau iritasi makanan. Jika muncul gejala seperti ini, penting segera berkonsultasi dengan dokter.
Apakah Cold Sore Bisa Sembuh?
Cold sore memang bisa sembuh secara gejala, tapi virus penyebabnya (HSV-1) tetap ada di dalam tubuh. Setelah infeksi pertama, virus ini tidak hilang, melainkan bersembunyi di saraf dan bisa aktif lagi. Pemicu kambuhnya bisa berupa demam, stres, kelelahan, atau daya tahan tubuh yang lemah. Pada bayi, sistem imun yang belum sempurna membuat mereka lebih rentan mengalami kekambuhan.
Selain itu, cold sore umumnya sembuh dalam waktu 7 hingga 14 hari tanpa pengobatan khusus. Proses penyembuhan ini melalui beberapa tahap, mulai dari sensasi kesemutan, pembentukan lepuh, pecahnya lepuh, hingga pembentukan keropeng dan akhirnya sembuh total. Pada bayi atau individu dengan sistem imun yang lemah, penyembuhan bisa memakan waktu lebih lama, bahkan hingga 3 minggu.
Meski belum ada obat yang benar-benar menghilangkan HSV-1, terapi antivirus seperti asiklovir bisa membantu mempercepat penyembuhan. Untuk kasus yang sering kambuh, dokter bisa merekomendasikan terapi antivirus jangka panjang. Pencegahan tetap penting, seperti menjaga imun dan menghindari paparan sinar matahari langsung. Dengan perawatan yang tepat, cold sore bisa dikendalikan dan tidak terlalu mengganggu.
Cara Mencegah Cold Sore pada Bayi
Ini dia beberapa cara mencegah cold sore pada si kecil yang patut Mams perhatikan, adalah:
1. Hindari Mencium Bayi Saat Mengalami Cold Sore
Penyebab utama cold sore adalah virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) yang sangat mudah menular melalui kontak langsung. Salah satu cara penularan paling umum adalah melalui ciuman. Oleh karena itu, WHO mengatakan agar orang dewasa yang sedang mengalami cold sore sebaiknya tidak mencium bayi untuk menghindari risiko penularan.
Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi. Penularan virus ini pada bayi bisa menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi menyebar ke organ lain. Sebaiknya keluarga dan pengasuh memahami pentingnya menjaga jarak fisik saat cold sore aktif.
2. Jaga Kebersihan Tangan, Botol, dan Dot Bayi
Virus HSV-1 juga dapat menyebar melalui benda yang terkontaminasi air liur, seperti botol susu dan dot bayi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan peralatan bayi sangat penting. Setiap alat makan dan minum bayi harus selalu dicuci bersih dengan sabun dan air hangat.
Selain itu, cuci tangan secara rutin dengan sabun sebelum memegang bayi atau membersihkan perlengkapan mereka. Jika tidak memungkinkan mencuci tangan, gunakan hand sanitizer berbahan alkohol untuk membunuh virus yang menempel di tangan. Kebersihan tangan adalah kunci utama pencegahan penularan virus.
3. Edukasi Anggota Keluarga untuk Tidak Berbagi Alat Makan
Virus herpes simpleks dapat menyebar melalui air liur, bahkan saat tidak ada luka yang terlihat. Oleh karena itu, penting bagi semua anggota keluarga untuk tidak berbagi alat makan, gelas, atau peralatan pribadi lainnya dengan bayi. Ini adalah langkah mudah tetapi sangat efektif untuk mencegah infeksi.
Edukasi anggota keluarga sangat penting agar mereka paham risiko penularan cold sore. Penularan tidak hanya terjadi dari orang yang sedang sakit, tetapi juga dari pembawa virus tanpa gejala. Jadi, kebiasaan berbagi alat makan harus dihindari di lingkungan rumah.
4. Waspadai Tanda Awal (Rewel dan Bibir Memerah)
Pada bayi, gejala cold sore bisa terlihat seperti bibir memerah, luka kecil, atau lepuh yang mudah pecah. Sebelum muncul luka, bayi mungkin menjadi lebih rewel atau menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan. Orang tua perlu waspada terhadap perubahan perilaku ini.
Selain itu, demam ringan juga bisa menyertai infeksi cold sore. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter anak. Penanganan dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius dan mempercepat pemulihan bayi.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika bayi mengalami demam tinggi, luka di bibir yang menyebar ke area mata atau hidung, sulit makan atau minum, atau luka yang tidak kunjung sembuh setelah 10 hari, segera bawa bayi ke dokter. Kondisi ini bisa jadi tanda infeksi serius seperti herpes simpleks yang perlu penanganan cepat. Infeksi pada mata bayi, misalnya, dapat membahayakan penglihatan jika tidak diobati. Demam tinggi pada bayi juga harus diwaspadai karena bisa menandakan infeksi berat.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) sangat mudah menular, terutama dari orang dewasa yang sedang mengalami cold sore. Oleh karena itu, orang tua dan pengasuh harus menjaga kebersihan dan menghindari kontak langsung dengan bayi saat memiliki luka di bibir. Segera konsultasikan ke dokter jika gejala memburuk. Pencegahan yang baik dan penanganan dini sangat penting agar bayi tetap sehat dan terhindar dari komplikasi.
A Word From Navila
Munculnya luka di bibir bayi memang sering membuat orang tua merasa cemas. Apalagi jika itu tanda cold sore yang disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Meski terlihat ringan, kondisi ini perlu perhatian khusus karena sistem kekebalan bayi masih sangat rentan. Dengan mengenali gejala sejak awal dan menjaga kebersihan serta menghindari kontak langsung saat cold sore aktif, penularan bisa dicegah dan proses penyembuhan menjadi lebih cepat.
Selain cold sore, masalah kulit lain seperti buras di wajah juga sering dialami bayi dan perlu penanganan tepat. Jika ingin tahu cara mudah menghilangkan buras agar kulit bayi tetap sehat dan halus, yuk cek selengkapnya di: Cara Menghilangkan Buras di Wajah Bayi.
References
- Healthy Children. Cold Sores in Children: About the Herpes Simplex Virus. Retrieved from https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/skin/Pages/Herpes-Simplex-Virus-Cold-Sores.aspx
- Healthline. Recurrent Herpes Simplex Labialis. Retrieved from https://www.healthline.com/health/fever-blister-causes
- CDC. Genital Herpes. Retrieved from https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/herpes.htm
- WHO. Herpes simplex virus. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/herpes-simplex-virus
- UTSW Med. How to protect your baby from herpes infection. Retrieved from https://utswmed.org/medblog/herpes-simplex-pregnancy-baby/