Melihat bentuk kepala bayi yang tampak peyang atau tidak simetris sering kali membuat orang tua panik. Terlebih jika sejak awal sudah berusaha mencegahnya dengan bantal khusus, tapi hasilnya justru tidak sesuai harapan. Rasa bersalah pun muncul, apakah bantal yang digunakan salah? Atau jangan-jangan posisi tidur si kecil yang kurang tepat? Pertanyaan yang tak kalah penting: apakah kepala bayi yang sudah terlanjur peyang masih bisa kembali normal?

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap penyebab kepala peyang pada bayi, kaitannya dengan bantal, serta langkah-langkah alami yang bisa dilakukan sejak dini. Penjelasan ini penting untuk membantu Mams memahami kondisi si kecil dan memilih pendekatan yang aman, efektif, dan sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya.

Mengapa Kepala Bayi Bisa Peyang, dan Apa Peran Bantal?

Kondisi kepala bayi yang rata di satu sisi disebut positional plagiocephaly. Ini terjadi ketika kepala si kecil menerima tekanan terus-menerus di satu area, biasanya akibat posisi tidur yang tidak bervariasi. Karena tulang tengkoraknya masih sangat lunak, terutama pada enam bulan pertama, maka bentuk kepalanya bisa mudah berubah tergantung tekanan dari luar.

Faktor utama peyangnya kepala bayi bukanlah bantal, melainkan posisi tidur yang monoton. Sejak kampanye Back to Sleep diperkenalkan untuk mengurangi risiko kematian mendadak (SIDS), bayi lebih sering tidur telentang. Hal ini baik untuk keselamatan, tetapi jika tidak diimbangi dengan variasi posisi atau stimulasi seperti tummy time, bisa memicu peyang. Si kecil yang jarang digendong atau terlalu lama di car seat juga lebih rentan mengalami tekanan di satu sisi kepala.

Meski banyak produk bantal peyang dijual dengan klaim bisa membentuk kepala, bukti ilmiahnya masih terbatas. Bahkan lembaga medis seperti Food and Drug Administration (FDA) dan American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa bantal bayi tidak direkomendasikan karena bisa menambah risiko sesak napas. Artinya, bantal bukan penyebab utama kepala peyang, tetapi juga bukan solusi terbaik. Fokus utama tetap pada variasi posisi dan stimulasi yang sesuai usia.

Apakah Kepala Bayi Peyang Bisa Kembali Normal? Ini Batas Usianya

Kabar baiknya, kepala bayi yang peyang biasanya masih bisa kembali normal secara alami, terutama jika ditangani sejak dini. Tulang tengkorak si kecil belum menyatu sempurna saat lahir, masih terdapat bagian lunak (fontanel) yang memungkinkan bentuk kepala menyesuaikan dengan pertumbuhan otak. Hal inilah yang membuat kepala si kecil masih bisa dikoreksi secara alami, tanpa perlu alat khusus.

Menurut panduan medis, tulang kepala bayi mulai mengalami pengerasan secara bertahap sejak usia 6 bulan dan biasanya akan menutup sempurna antara 18 hingga 24 bulan. Artinya, waktu terbaik untuk melakukan koreksi bentuk kepala adalah di usia 0 sampai 6 bulan, periode ini disebut sebagai golden window. Di usia ini, tulang masih sangat lentur dan responsif terhadap perubahan posisi. Setelah lewat dari 6 bulan, peluang koreksi tetap ada, tapi tidak seoptimal sebelumnya.

Langkah korektif bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mengatur posisi tidur, memperbanyak tummy time, dan mengganti posisi saat menggendong atau menyusui. Bila setelah usia 6–12 bulan tidak ada perubahan berarti, konsultasi dengan dokter anak atau spesialis tumbuh kembang sangat disarankan. Namun, untuk kebanyakan kasus ringan, perubahan bisa terjadi hanya dengan pengaturan posisi yang konsisten.

Cara Mengoreksi Kepala Bayi Peyang Secara Alami Tanpa Helm

Terapi reposisi (repositioning therapy) adalah metode alami yang aman dan efektif untuk membantu mengoreksi bentuk kepala bayi. Konsepnya sederhana, yaitu hindari tekanan di satu titik kepala dengan mengganti posisi si kecil secara berkala, baik saat tidur, menyusui, maupun bermain. Jika ia cenderung tidur dengan kepala mengarah ke kanan, coba arahkan ke kiri secara bergantian.

Tummy time juga berperan besar dalam mengurangi tekanan di bagian belakang kepala sekaligus memperkuat otot leher dan tubuh bagian atas. Aktivitas ini idealnya dilakukan 10–15 menit per sesi, beberapa kali sehari, hingga mencapai 30 menit per hari. Mulailah perlahan sejak bayi baru lahir, dan pastikan selalu dalam pengawasan.

Agar lebih maksimal, Mams bisa mengikuti checklist harian:

  • Gendong si kecil dari sisi berbeda.
  • Letakkan mainan di sisi yang ingin distimulasi agar si kecil menoleh.
  • Batasi waktu dalam car seat atau bouncer. 

Bila setelah usia 6 bulan bentuk kepala masih terlihat asimetris meski sudah melakukan reposisi secara konsisten, dokter bisa merekomendasikan terapi tambahan seperti penggunaan helm. Namun, ini hanya dilakukan bila koreksi alami tidak memberikan hasil yang cukup.

Apakah Bantal Peyang Efektif? Ini Panduan Umur dan Cara Pakainya

Bantal peyang sering dianggap solusi praktis untuk mencegah atau mengatasi kepala tidak simetris. Namun, banyak ahli menilai efektivitasnya masih diragukan secara medis. Bahkan, FDA dan AAP justru memperingatkan bahwa bantal jenis ini bisa mengganggu gerak alami kepala bayi, yang sebenarnya sangat penting untuk perkembangan otot dan tulang tengkoraknya.

Karena alasan keamanan, bantal tidak disarankan digunakan pada bayi di bawah usia 12 bulan. Di usia ini, sistem pernapasan si kecil belum matang dan struktur kepalanya masih sangat lembut. Penggunaan bantal tanpa pengawasan bisa meningkatkan risiko kematian mendadak (SIDS). Si kecil sebaiknya tidur di atas permukaan datar dan keras, tanpa tambahan bantal atau guling.

Jika Mams tetap ingin menggunakan bantal peyang, lakukan dengan bijak:

  • Gunakan hanya setelah si kecil berusia di atas 1 tahun dan sudah bisa mengubah posisi tidurnya sendiri. 
  • Pilih bantal berbahan breathable seperti katun atau jaring, dan hindari penggunaannya saat tidur malam. 
  • Pahami bahwa bantal hanya pelengkap, bukan solusi utama untuk memperbaiki bentuk kepala bayi.

A Word from Navila

Bentuk kepala bayi yang peyang bukan akhir dari segalanya. Selama ditangani sejak dini dan dengan pendekatan yang tepat, bentuk kepala bisa kembali normal tanpa perlu alat khusus. Fokuslah pada stimulasi alami, seperti variasi posisi tidur, tummy time, dan teknik menggendong yang bergantian. Terapi reposisi yang konsisten dan perhatian penuh dari Mams dapat memberikan hasil maksimal, terutama di usia emas 0–6 bulan.

Minyak Telon Terbaik Buat Bayi: Belanja Minyak Telon Navila

Sebagai pelengkap perawatan harian, Mams juga bisa memberikan kenyamanan ekstra lewat Minyak Telon Navila. Diperkaya dengan bahan alami yang lembut di kulit si kecil, Minyak Telon Navila memberikan kehangatan, efek menenangkan lewat aroma alami, sekaligus menjaga kelembapan kulit lembutnya. Tersedia dalam berbagai varian aroma yang disukai bayi, Minyak Telon Navila siap menemani momen bonding dan mendukung tumbuh kembang si kecil dengan penuh cinta.


References

  • The Guardian. Flat out. Retrieved from https://www.theguardian.com/society/2003/jul/08/lifeandhealth.sciencenews
  • Standford Medicine. Anatomy of the Newborn Skull. Retrieved from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=anatomy-of-the-newborn-skull-90-P01840
  • Flannery, A. B. K., Looman, W. S., & Kemper, K. (2012). Evidence-based care of the child with deformational plagiocephaly, part II: management. Journal of Pediatric Health Care, 26(5), 320-331. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S089152451100366X
  • Healthline. FDA Says Head-Shaping Pillows for Infants Can Be Dangerous: What Parents Should Know. Retrieved from https://www.healthline.com/health-news/fda-says-head-shaping-pillows-for-infants-can-be-dangerous-what-parents-should-know
  • Stanford Medicine. Creating a Safe Sleep Environment for Your Baby. Retrieved from https://healthier.stanfordchildrens.org/en/creating-a-safe-sleep-environment-for-your-baby/