Setiap anak lahir dengan kebutuhan mendasar untuk merasa aman dan dicintai. Dari pelukan pertama, tatapan penuh kasih, hingga cara orang tua merespons tangisan, semuanya membentuk dasar penting yang dikenal sebagai attachment. Attachment adalah ikatan emosional mendalam antara anak dan pengasuh utamanya, yang nantinya menjadi pondasi rasa percaya diri, keterampilan sosial, hingga cara anak mengelola emosinya sepanjang hidup.

Dalam artikel ini, Mams akan mengenal lebih jauh apa itu attachment, jenis-jenis keterikatan yang bisa terbentuk, serta bagaimana kualitas hubungan awal ini berpengaruh besar terhadap perkembangan anak menurut psikologi modern.

Attachment sebagai Fondasi Emosional Anak

Psikolog John Bowlby menjelaskan bahwa attachment adalah sistem bawaan yang membuat bayi mencari rasa aman dari orang terdekatnya. Temuan ini kemudian diperkuat oleh penelitian Mary Ainsworth lewat Strange Situation, yang menunjukkan perbedaan pola keterikatan anak. Anak yang mendapatkan respons hangat dan konsisten dari orang tua cenderung membentuk secure attachment, yaitu ikatan yang menjadi dasar rasa percaya diri dan hubungan sosial di kemudian hari.

Ikatan ini membuat anak merasa dirinya berharga. Karena kebutuhannya direspons dengan penuh kasih, anak lebih berani mengeksplorasi lingkungan, menghadapi hal baru, dan kembali pada orang tua sebagai “zona aman”. Penelitian Emotion juga menunjukkan bahwa anak dengan secure attachment lebih mampu mengekspresikan emosinya sesuai konteks, sehingga lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang berbeda.

Jenis-jenis Attachment dan Ciri-cirinya

Attachment tidak selalu terbentuk dengan pola yang sama. Ada empat tipe utama yang penting dipahami orang tua:

1. Secure Attachment (Aman)

Anak merasa aman ketika orang tua hadir, sedih saat ditinggal, lalu cepat tenang ketika kembali. Contoh sederhana, anak bisa rewel di rumah tapi lebih tenang di sekolah, karena dia tahu rumah adalah tempat aman untuk menyalurkan emosinya. Pola ini terbentuk dari pengasuhan konsisten dan penuh kasih, sehingga anak tumbuh lebih percaya diri dan mudah bersosialisasi.

2. Avoidant Attachment (Menghindar)

Terbentuk ketika kebutuhan anak sering tidak ditanggapi. Anak belajar menekan emosinya dan tampak mandiri berlebihan. Dia mungkin tidak menunjukkan kesedihan saat orang tua pergi, bahkan tetap cuek ketika mereka kembali. Meski terlihat tenang, sebenarnya anak menyimpan kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi.

3. Ambivalent/Resistant Attachment (Cemas-Ambivalen)

Muncul akibat pola asuh yang tidak konsisten, kadang penuh kasih, kadang diabaikan. Anak menjadi sulit memprediksi reaksi orang tua, sehingga tampak sangat bergantung namun juga sulit ditenangkan. Misalnya, anak menangis keras saat ditinggal di daycare, tapi tetap gelisah atau menolak dipeluk ketika dijemput.

4. Disorganized Attachment (Tidak Teratur)

Tipe ini ditandai dengan reaksi campur aduk, anak ingin mendekat tapi tiba-tiba menjauh, atau tampak membeku saat bertemu orang tua. Biasanya terbentuk dalam lingkungan penuh tekanan atau trauma. Anak merasa bingung antara mencari perlindungan dan takut pada pengasuhnya, sehingga berisiko mengganggu perkembangan emosional.

Navila All Products

Dampak Attachment terhadap Perkembangan Anak

Kualitas attachment berpengaruh besar terhadap bagaimana anak mengelola emosi dan membangun rasa percaya diri. Anak dengan secure attachment biasanya lebih mudah menenangkan diri, lebih berani mencoba hal baru, dan memiliki regulasi emosi yang baik. Mereka tumbuh dengan keyakinan bahwa dirinya berharga dan layak dicintai.

Selain itu, ikatan emosional yang aman juga membantu anak lebih empatik, kooperatif, dan mudah menjalin pertemanan. Sebaliknya, anak dengan keterikatan tidak aman sering menghadapi kesulitan mengekspresikan perasaan atau mempercayai orang lain, yang dapat memengaruhi interaksi sosialnya sehari-hari.

Dalam jangka panjang, pola attachment bisa memengaruhi kesehatan mental dan gaya pola asuh anak ketika dewasa. Mereka yang memiliki secure attachment cenderung lebih resilien dalam menghadapi tekanan hidup dan mampu membangun hubungan yang stabil. Sementara itu, keterikatan tidak aman lebih berisiko memicu kecemasan, depresi, atau kesulitan dalam menjalin relasi sehat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya attachment dalam mendukung perkembangan anak secara optimal.

Cara Membangun Secure Attachment di Kehidupan Sehari-hari

Mams dapat menumbuhkan secure attachment melalui pengasuhan yang responsif dan konsisten. Merespons tangisan anak dengan cepat, memperhatikan sinyal kecilnya, dan memberikan pelukan hangat membuat anak merasa kebutuhan emosionalnya penting. Hal ini menumbuhkan rasa aman sekaligus kepercayaan diri untuk bereksplorasi.

Kebiasaan harian yang teratur juga penting. Rutinitas tidur dengan pola tetap, disertai dongeng atau belaian sebelum tidur, membantu anak merasa dunia dapat diprediksi. Konsistensi semacam ini membuat anak lebih tenang sekaligus memperkuat ikatan emosional dengan orang tua.

Selain itu, jangan lupakan validasi emosi. Saat anak marah atau kecewa, akui perasaannya dengan lembut, alih-alih menyuruhnya diam. Validasi membuat anak merasa dimengerti dan membantu mereka belajar mengelola emosi sendiri. Luangkan pula waktu khusus setiap hari, meski hanya 10 menit, untuk mendengarkan cerita anak tanpa gangguan. Quality time sederhana ini sangat berharga dalam memperkuat secure attachment dan mendukung perkembangan anak jangka panjang.

A Word From Navila

Mams, attachment adalah fondasi penting dalam hubungan orang tua dan anak. Ikatan emosional yang sehat akan menumbuhkan rasa aman, kepercayaan diri, dan kemampuan si kecil menjalin relasi di masa depan. Sentuhan hangat, pelukan, dan interaksi penuh kasih setiap hari menjadi kunci dalam membangun kelekatan ini.

Minyak Telon Navila All Variants

Sebagai bagian dari momen kedekatan, Mams juga bisa menghadirkan kenyamanan ekstra untuk si kecil. Sentuhan lembut saat memijat bayi dengan Minyak Telon Navila tak hanya membuat tubuhnya hangat dan harum, tetapi juga memperkuat keintiman antara Mams dan buah hati.

Hadirkan cinta, kehangatan, dan kenyamanan dalam setiap sentuhan bersama si kecil, karena dari situlah tumbuh pondasi emosional yang akan dia bawa sepanjang hidupnya.


References

  • Verywell Mind. What Is Attachment Theory? Retrieved from https://www.verywellmind.com/what-is-attachment-theory-2795337
  • Tabachnick, A. R., He, Y., Zajac, L., Carlson, E. A., & Dozier, M. (2022). Secure attachment in infancy predicts context-dependent emotion expression in middle childhood. Emotion, 22(2), 258.
  • Waters, S. F., Virmani, E. A., Thompson, R. A., Meyer, S., Raikes, H. A., & Jochem, R. (2010). Emotion regulation and attachment: Unpacking two constructs and their association. Journal of psychopathology and behavioral assessment, 32(1), 37-47.
  • NSPCC Learning. Attachment and child development. Retrieved from https://learning.nspcc.org.uk/child-health-development/attachment-early-years
  • Lobo, E., Mahapatra, S., Babu, G. R., van Schayck, O. C., Srinivas, P. N., & Mukherjee, D. (2024). Practices and outcomes of responsive caregiving on child neurodevelopment and mental health across diverse global populations: a scoping review protocol. BMJ open, 14(4), e078712.
  • Mindell, J. A., & Williamson, A. A. (2018). Benefits of a bedtime routine in young children: Sleep, development, and beyond. Sleep medicine reviews, 40, 93-108.