Menangis adalah bahasa utama bayi untuk menyampaikan kebutuhan, mulai dari rasa lapar, lelah, hingga sekadar ingin digendong. Namun, bagaimana jika tangisan berlangsung berjam-jam, muncul hampir di waktu yang sama setiap hari, dan sulit ditenangkan meski semua kebutuhan sudah terpenuhi? Kondisi ini dikenal sebagai kolik infantil, fenomena umum yang kerap membuat orang tua kewalahan. Diperkirakan sekitar 10–20% bayi usia 2 minggu hingga 4 bulan mengalaminya, dengan puncak intensitas tangisan biasanya pada usia 4–6 minggu.

Meski bukan tanda penyakit berbahaya, kolik infantil dapat menimbulkan kelelahan fisik sekaligus tekanan emosional bagi orang tua. Karena itu, penting bagi Mams untuk memahami apa itu kolik, faktor-faktor yang berperan, hingga cara menenangkan bayi. Dengan bekal pengetahuan yang tepat, Mams bisa menghadapi masa sulit ini dengan lebih tenang dan penuh percaya diri.

Definisi dan Perspektif Biologis Kolik Infantil

Kolik infantil adalah kondisi ketika bayi menangis tanpa sebab jelas, bahkan setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi. Tangisan bisa berlangsung lebih dari tiga jam sehari, terjadi berulang beberapa kali dalam seminggu, dan biasanya mereda seiring pertambahan usia. Walau terdengar mengkhawatirkan, kolik tidak meninggalkan dampak jangka panjang pada tumbuh kembang si kecil.

Hingga kini, penyebab pasti kolik belum sepenuhnya dipahami. Beberapa faktor diduga berperan, seperti sistem pencernaan yang belum matang, penumpukan gas, atau sensitivitas terhadap protein susu. Ada pula pengaruh hormon pencernaan serta faktor lingkungan, seperti cahaya terang dan kebisingan, yang dapat memperparah tangisan. Bahkan stres orang tua juga disebut berkontribusi, karena suasana hati dapat memengaruhi kenyamanan bayi.

Kolik sering menjadi ujian kesabaran. Bayi menangis keras, wajahnya memerah, tangan mengepal, dan kaki menekuk ke arah perut. Tangisan biasanya muncul sore hingga malam hari, saat energi orang tua mulai menurun. Memahami bahwa kolik infantil adalah bagian dari proses adaptasi tubuh bayi akan membantu Mams lebih siap menghadapi fase tersebut.

Faktor Risiko dan Penyebab yang Sering Terlewatkan

Faktor klasik seperti pencernaan belum matang, gas berlebih, atau sensitivitas terhadap susu formula memang sering disebut sebagai penyebab kolik. Pada bayi dengan alergi susu sapi, misalnya, protein tertentu dapat menimbulkan iritasi ringan di usus yang memicu rasa tidak nyaman. Namun, temuan terbaru menunjukkan bahwa penyebab kolik lebih kompleks dari sekadar masalah pencernaan.

Penelitian The Journal of Pediatrics tentang mikrobiota usus menemukan bahwa bayi dengan kolik memiliki jumlah bakteri baik yang lebih sedikit, dan lebih banyak bakteri penghasil gas. Selain itu, kondisi psikologis ibu saat hamil maupun menyusui juga berpengaruh. Stres dan kecemasan dapat memengaruhi perkembangan sistem saraf serta usus bayi, sehingga membuatnya lebih sensitif.

Faktor lingkungan pun tidak kalah penting. Bayi yang terlalu sering terpapar suara bising, cahaya terang, atau aktivitas berlebihan bisa mengalami overstimulasi yang memicu tangisan lebih lama. Begitu pula bayi dengan pola tidur tidak teratur cenderung lebih reaktif terhadap gangguan kecil. Semua ini menunjukkan bahwa kolik infantil adalah kondisi multifaktor, dipengaruhi oleh aspek biologis, psikologis, dan lingkungan yang saling berinteraksi.

Gejala Spesifik dan Analisis Tangisan Kolik Infantil

Kolik infantil memiliki pola tangisan khas yang berbeda dari tangisan biasa. Bayi sering mengepalkan tangan, menekuk kaki ke arah perut, wajah memerah, dan perut terasa tegang. Tangisan biasanya muncul mendadak, berlangsung lama, dan sering kali terjadi di waktu yang sama setiap hari, terutama menjelang malam.

Untuk membedakan kolik dari tangisan biasa, para ahli menggunakan pencatatan pola tangisan. Misalnya, Barr Diary mencatat durasi, frekuensi, serta kemungkinan pemicunya. Bahkan ada studi yang menganalisis pola suara dengan bantuan teknologi machine learning. Data-data ini mengungkap bahwa kolik memiliki karakteristik unik: intensitas tinggi, pola berulang, dan durasi lebih dari 3 jam.

Mencatat pola tangisan sangat membantu orang tua maupun dokter. Catatan tersebut bisa digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan lain, seperti refluks, alergi susu, atau infeksi. Dengan observasi sistematis, penanganan kolik bisa dilakukan lebih tepat, dan strategi menenangkan bayi dapat ditemukan lebih cepat.

Tips Menenangkan Si Kecil yang Kolik

Menghadapi bayi kolik memang melelahkan, tetapi ada berbagai cara sederhana yang bisa membantu menenangkan si kecil.

1. Gendongan Bayi (Babywearing)

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang lebih sering digendong cenderung menangis lebih sedikit. Kehangatan tubuh, detak jantung, dan ritme napas orang tua memberikan stimulasi menenangkan bagi bayi, sekaligus memperkuat ikatan emosional.

2. Gerakan Goyang & White Noise

Suara white noise yang menyerupai kondisi dalam rahim dapat memberi rasa aman, sementara goyangan lembut menstimulasi sistem keseimbangan bayi. Kombinasi keduanya membantu bayi lebih cepat tenang, asalkan dilakukan dengan hati-hati.

3. Pijat Perut & Perubahan Posisi

Pijatan lembut di perut bayi dapat membantu mengurangi gas dan merangsang pergerakan usus. Posisi “colic hold”, yaitu meletakkan bayi tengkurap di lengan dengan tekanan lembut di perut, juga sering membantu meredakan ketidaknyamanan.

4. Peran Orang Tua

Ketenangan dan kesabaran adalah kunci utama. Bayi sangat peka terhadap emosi pengasuhnya, sehingga stres orang tua dapat memperburuk kondisi. Cobalah satu teknik menenangkan secara konsisten sebelum beralih ke cara lain. Bila merasa kewalahan, mintalah bantuan pasangan atau keluarga. Dan bila tangisan disertai gejala serius seperti demam, muntah, atau berat badan turun, segera konsultasikan ke dokter.

A Word From Navila

Kolik infantil memang bukan kondisi berbahaya, namun bisa menguras energi dan emosi orang tua. Dengan memahami bahwa kolik infantil adalah fase sementara dalam proses adaptasi tubuh bayi, Mams bisa menghadapi situasi ini dengan lebih tenang.

Minyak Telon Navila All Variants

Di masa kolik, sentuhan hangat orang tua menjadi penenang terbaik untuk bayi. Pijat lembut dengan Minyak Telon Navila dapat menjadi pilihan, karena kehangatan alaminya membantu meredakan perut kembung, memberikan rasa rileks, sekaligus menjaga kelembutan kulit si kecil.

Jadikan pijat dengan Minyak Telon Navila sebagai rutinitas penuh cinta, momen istimewa yang bukan hanya menenangkan bayi, tetapi juga mempererat ikatan emosional Anda dengan buah hati tercinta.


References

  • Johnson, J. D., Cocker, K., & Chang, E. (2015). Infantile colic: recognition and treatment. American family physician, 92(7), 577-582.
  • Rhoads, J. M., Collins, J., Fatheree, N. Y., Hashmi, S. S., Taylor, C. M., Luo, M., … & Liu, Y. (2018). Infant colic represents gut inflammation and dysbiosis. The Journal of pediatrics, 203, 55-61.
  • Wolke, D., Bilgin, A., & Samara, M. (2017). Systematic review and meta-analysis: fussing and crying durations and prevalence of colic in infants. The Journal of pediatrics, 185, 55-61.
  • Hunziker, U. A., & Barr, R. G. (1986). Increased carrying reduces infant crying: a randomized controlled trial. Pediatrics, 77(5), 641-648.
  • Sezici, E., & Yigit, D. (2018). Comparison between swinging and playing of white noise among colicky babies: A paired randomised controlled trial. Journal of clinical nursing, 27(3-4), 593-600.
  • Bahrami, H., Kiani, M. A., & Noras, M. (2016). Massage for infantile colic: Review and literature. Journal of Pediatric Perspectives, 4(6), 1953-1958.
  • Banks, J. B., Rouster, A. S., & Chee, J. (2023). Infantile colic. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing.