Setiap malam, ketika waktu tidur tiba, sebagian si kecil justru mulai menggaruk kulitnya tanpa henti. Tak lama kemudian, muncul bentol-bentol merah yang terasa gatal, membuatnya sulit terlelap. Banyak orang tua mengira hal ini hanya reaksi sementara, padahal kondisi tersebut dikenal sebagai kaligata atau biduran, bentuk alergi kulit yang bisa muncul berulang dan sering kali terasa lebih parah di malam hari.
Fenomena kaligata setiap malam bukan hal sepele, Mams. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai hal, mulai dari perubahan suhu kamar, paparan alergen seperti debu atau tungau, hingga reaksi tubuh terhadap makanan tertentu. Bahkan, perubahan hormon dan suhu tubuh saat malam hari juga dapat memperburuk gatal pada malam hari, membuat si kecil semakin sulit merasa nyaman menjelang tidur.
Karena itu, penting bagi Mams memahami apa penyebab kaligata setiap hari, bagaimana mengenalinya sejak awal, serta langkah paling aman untuk menenangkannya agar si kecil bisa tidur nyenyak dan kulitnya kembali nyaman.
Mengapa Kaligata Sering Muncul di Malam Hari?
Kaligata, atau dalam istilah medis disebut urtikaria, merupakan reaksi kulit yang ditandai dengan bentol berwarna merah atau putih, disertai rasa gatal. Bentol ini bisa berpindah-pindah lokasi dalam waktu singkat dan biasanya muncul sebagai respon sistem imun terhadap sesuatu yang dianggap ‘asing’. Sayangnya, pada beberapa bayi, sistem kekebalan masih belum stabil sehingga lebih mudah bereaksi terhadap hal-hal tertentu yang sebetulnya tidak berbahaya.
Beberapa pemicu umum antara lain adalah makanan tertentu seperti telur, susu, atau makanan laut. Selain itu, infeksi ringan, perubahan suhu, dan bahkan stres bisa memperparah gejala. Saat tubuh mengenali zat tertentu sebagai ancaman, dia melepaskan histamin, zat pemicu reaksi alergi, yang menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kulit dan memunculkan bentol serta rasa gatal. Inilah yang menjadi penyebab biduran dan cara mengatasinya tentu perlu disesuaikan dengan pemicunya masing-masing.
Meskipun gejalanya kadang tampak ringan, kaligata perlu diwaspadai terutama bila muncul setiap malam atau disertai pembengkakan di wajah dan sesak napas. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Untuk kasus yang lebih ringan, Mams bisa mulai dengan memberi kompres dingin atau mengikuti saran dokter dalam penggunaan antihistamin. Catatan pentingnya: kenali pola dan pemicunya sejak dini.
Faktor Lingkungan yang Sering Jadi Pemicu Utama
Selain makanan dan kondisi tubuh, lingkungan kamar juga berperan besar dalam munculnya kaligata setiap malam. Tanpa disadari, kamar tidur bisa menjadi tempat berkumpulnya alergen seperti debu dan tungau kasur. Partikel mikroskopis ini sering bersembunyi di bantal, sprei, dan boneka berbulu yang menemani tidur si kecil, lalu memicu reaksi gatal-gatal berulang terutama saat malam hari.
Suhu dan kelembapan udara pun tak kalah berpengaruh. Udara yang terlalu dingin atau terlalu lembap bisa memperparah gatal pada malam hari, terutama bila ventilasi kamar tidak memadai. Kondisi ini membuat kulit mudah mengalami iritasi dan memberikan peluang lebih besar bagi kaligata untuk kambuh. Oleh karena itu, menjaga kestabilan suhu dan memastikan sirkulasi udara tetap baik sangat penting untuk mencegah keluhan kulit.
Bukan hanya itu, paparan bahan kimia dari detergen, pewangi pakaian, dan semprotan ruangan juga bisa menjadi pemicu tersembunyi. Untuk mencegah reaksi berulang, pilihlah produk rumah tangga yang lembut di kulit dan bebas pewangi. Cuci sprei secara rutin dengan air hangat dan kurangi penumpukan benda berbulu di kamar. Dengan langkah sederhana ini, Mams bisa membantu menurunkan risiko kaligata setiap malam tanpa banyak intervensi obat.
Kaligata Setiap Hari Bisa Jadi Tanda Alergi Kronis
Kaligata yang hanya muncul sesekali mungkin tidak terlalu mengganggu, tetapi bila frekuensinya meningkat menjadi hampir setiap hari, apalagi berlangsung selama lebih dari enam minggu, bisa jadi si kecil mengalami kaligata kronis. Ini adalah bentuk reaksi alergi yang berlangsung jangka panjang dan bisa sangat mengganggu, terutama saat gejalanya lebih terasa di malam hari.
Penyebab kaligata setiap hari bisa sangat beragam, mulai dari alergi makanan yang tidak disadari, infeksi tersembunyi, hingga gangguan sistem imun ringan. Bahkan, dalam banyak kasus, pemicunya tidak bisa diidentifikasi secara jelas meskipun sudah dilakukan berbagai pemeriksaan. Inilah pentingnya mencatat secara detail kapan gejala muncul dan apa aktivitas atau makanan yang dikonsumsi sebelumnya.
Untuk mengetahui penyebab pasti, biasanya dokter akan merekomendasikan tes alergi kulit atau pemeriksaan darah untuk melihat reaksi imun tubuh. Dari sana, baru bisa ditentukan apakah diperlukan pengobatan jangka panjang seperti terapi antihistamin harian, atau cukup dengan mengatur kembali pola makan dan lingkungan si kecil. Mengetahui penyebabnya akan membantu Mams mengambil tindakan yang lebih tepat dan efisien.
Cara Aman Mengatasi dan Mencegah Kaligata pada Bayi di Malam Hari
Menghadapi kaligata setiap malam tentu membuat Mams ingin cepat-cepat meredakannya, apalagi jika si kecil merasa sangat terganggu oleh rasa gatal yang datang tiba-tiba. Untungnya, ada beberapa langkah aman yang bisa dilakukan di rumah untuk mengurangi gejala sekaligus mencegahnya kembali muncul. Fokusnya adalah memberikan kenyamanan dan menjaga kondisi kulit tetap tenang.
Beberapa hal yang bisa Mams lakukan antara lain:
- Kompres area yang gatal dengan kain lembap dan dingin.
- Mandikan si kecil dengan air hangat suam-suam kuku menjelang tidur.
- Gunakan sabun lembut tanpa pewangi serta pakaian berbahan katun.
- Pastikan kamar tidur bersih, sejuk, dan sirkulasi udaranya lancar.
- Bila perlu, berikan antihistamin sesuai anjuran dokter.
Sebagai langkah pencegahan jangka panjang, Mams bisa mulai memperhatikan apa saja yang menjadi pemicu gejala. Hindari makanan yang sebelumnya pernah menimbulkan reaksi, jaga kebersihan kamar, dan buat rutinitas tidur yang menenangkan. Dengan perawatan konsisten dan pola hidup sehat, kemungkinan kaligata setiap malam muncul bisa diminimalisir secara alami.
A Word From Navila
Mams, menghadapi gatal pada malam hari karena kaligata memang bisa membuat hati khawatir, apalagi kalau muncul tanpa sebab yang jelas. Tapi, kondisi ini bisa dikendalikan bila kita memahami penyebab biduran dan cara mengatasinya secara menyeluruh. Fokus utamanya bukan hanya pada meredakan gejala, tapi juga mencegah kekambuhan dengan memahami pola dan penyebabnya.
Jika gejalanya makin sering atau muncul disertai sesak napas dan pembengkakan, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter. Kualitas tidur yang baik dan kulit yang sehat sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang si kecil. Yuk, bantu dia tetap nyaman setiap malam dengan lingkungan yang bersih dan perawatan yang lembut.
Untuk tips perawatan kulit lainnya, Mams juga bisa lanjut membaca: Cara Mengatasi Ruam Popok pada Bayi dengan Minyak Telon.
References
- Verywell Health. 9 Causes of Itchy Skin at Night and What to Do. Retrieved from https://www.verywellhealth.com/itchy-skin-at-night-5212394
- He, G. Y., Tsai, T. F., Lin, C. L., Shih, H. M., & Hsu, T. Y. (2018). Association between sleep disorders and subsequent chronic spontaneous urticaria development: a population-based cohort study. Medicine, 97(34), e11992.
- ECARF. Dust Mite Allergy. Retrieved from https://www.ecarf.org/en/information-portal/allergies-overview/dust-mite-allergy/
- Yu, S., Bigambo, F. M., Zhou, Z., Mzava, S. M., Qin, H., Gao, L., & Wang, X. (2024). Impact of temperature and relative humidity variability on children’s allergic diseases and critical time window identification. BMC Public Health, 24(1), 2068.
- Web MD. Hives (Children). Retrieved from https://www.webmd.com/first-aid/hives-children