Astragalus root adalah salah satu herbal populer yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Herbal ini dikenal karena kemampuannya dalam memperkuat sistem imun, meningkatkan energi, dan melindungi tubuh dari infeksi. Tak heran jika astragalus sering ditemukan dalam bentuk suplemen, teh, atau ekstrak cair yang diklaim menyehatkan. Namun, meski berasal dari bahan alami, bukan berarti aman untuk semua orang.
Sebagian besar manfaat astragalus memang menjanjikan, terutama untuk memperkuat daya tahan tubuh. Tapi, tidak semua kondisi tubuh bisa merespons herbal ini dengan aman. Justru, pada kelompok tertentu, astragalus bisa menimbulkan interaksi yang berisiko atau memperparah kondisi medis yang sedang dialami. Berikut ini enam kelompok orang yang sebaiknya menghindari konsumsi astragalus, lengkap dengan alasan medis yang relevan.
1. Ibu Hamil, Menyusui, dan Anak-anak
Meski astragalus root dikenal sebagai tonik imun, ibu hamil dan menyusui justru menjadi kelompok yang harus ekstra hati-hati terhadap herbal ini. Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang kuat mengenai keamanan konsumsi astragalus selama kehamilan atau menyusui. Studi dari BioMedicine yang menguji pada hewan bahkan menunjukkan kemungkinan gangguan hormonal yang dapat berdampak pada perkembangan janin.
Efek seperti peningkatan hormon LH dan FSH serta penurunan progesteron bisa mengganggu keseimbangan kehamilan, terutama di trimester awal. Selain itu, astragalus berpotensi berinteraksi dengan nutrisi penting seperti zat besi dan asam folat, yang sangat dibutuhkan ibu hamil dan menyusui. Untuk anak-anak, sistem metabolisme yang belum matang membuat mereka lebih rentan terhadap reaksi alergi atau gangguan pencernaan akibat senyawa aktif dalam astragalus.
2. Pengidap Penyakit Autoimun
Astragalus root memang dapat meningkatkan respons imun tubuh, tapi justru inilah yang menjadi masalah bagi penderita autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau multiple sclerosis. Dalam kondisi ini, sistem imun sudah terlalu aktif dan bisa menyerang sel tubuh sendiri. Mengonsumsi astragalus dapat memperburuk peradangan dan memicu kekambuhan.
Senyawa aktif dalam astragalus, seperti polisakarida, terbukti merangsang sel T-helper dan sel peradangan lainnya. Jika tidak diimbangi oleh mekanisme pengendali seperti sel T-regulator, kondisi tubuh justru bisa memburuk. Maka, bagi penderita autoimun, penggunaan astragalus harus dihindari kecuali dengan persetujuan dan pengawasan ketat dari dokter spesialis.
3. Pasien Transplantasi dan Terapi Imunosupresif
Bagi penerima transplantasi organ, menjaga agar sistem imun tetap rendah adalah kunci agar tubuh tidak menolak organ baru. Astragalus yang bersifat imunostimulan justru bertolak belakang dengan prinsip ini. Konsumsi astragalus berisiko menurunkan efektivitas obat imunosupresif seperti siklosporin atau kortikosteroid, yang bisa berujung pada penolakan organ atau infeksi serius.
Banyak dokter melarang keras penggunaan herbal imunostimulan pada pasien pasca-transplantasi. Bahkan dalam bentuk teh atau suplemen sekalipun, astragalus tetap dianggap berisiko tinggi. Karena itu, penting untuk tidak mengonsumsi herbal apa pun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim medis, khususnya pada kondisi seperti ini.
4. Penderita Diabetes yang Sedang Konsumsi Obat
Salah satu manfaat astragalus adalah membantu menurunkan gula darah. Sayangnya, manfaat ini bisa berubah menjadi bahaya jika digunakan bersamaan dengan obat diabetes seperti insulin atau metformin. Kombinasi ini dapat menyebabkan hipoglikemia, yaitu penurunan gula darah yang ekstrem dan bisa membahayakan jiwa.
Gejala hipoglikemia bisa muncul tiba-tiba, mulai dari gemetar, pusing, hingga kehilangan kesadaran. Oleh karena itu, penderita diabetes harus sangat berhati-hati sebelum mencoba suplemen herbal seperti astragalus. Bila tetap ingin menggunakannya, lakukan dengan pengawasan ketat dan pantauan gula darah secara berkala.
5. Pengidap Penyakit Hati dan Ginjal
Astragalus dimetabolisme melalui hati dan ginjal. Pada orang dengan fungsi organ yang normal, hal ini tidak menjadi masalah. Namun, jika seseorang memiliki riwayat gangguan hati atau ginjal, konsumsi astragalus bisa menambah beban organ dan memperparah kondisi yang ada. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya stres oksidatif pada hati setelah konsumsi ekstrak astragalus jangka panjang.
Meskipun beberapa studi mencatat potensi manfaat astragalus untuk ginjal dalam dosis kecil, tetap diperlukan kehati-hatian. Interaksi dengan obat-obatan dan penumpukan zat aktif di tubuh bisa memicu reaksi yang tidak diinginkan. Konsultasi dengan dokter menjadi langkah penting sebelum mencoba herbal ini, terutama bagi mereka yang menjalani pengobatan rutin untuk penyakit hati atau ginjal.
6. Konsumen Obat Medis Tertentu
Astragalus bisa berinteraksi dengan berbagai obat medis, termasuk obat pengencer darah, diuretik, dan obat tekanan darah. Efek gabungan ini bisa memperkuat atau mengubah cara kerja obat, yang justru meningkatkan risiko komplikasi seperti perdarahan, tekanan darah turun drastis, atau gangguan elektrolit.
Sayangnya, banyak orang tidak menyadari potensi interaksi ini karena menganggap herbal sebagai “obat alami” yang aman dikonsumsi. Padahal, reaksi antara astragalus dan obat medis bisa sangat kuat, terutama jika dikonsumsi rutin. Karena itu, selalu informasikan kepada dokter jika sedang mengonsumsi herbal atau suplemen, agar tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan.
A Word From Navila
Mams, astragalus root memang menawarkan banyak manfaat bagi daya tahan tubuh, tapi bukan berarti bisa digunakan oleh semua orang. Ibu hamil, penderita autoimun, pasien transplantasi, hingga pengguna obat tertentu harus ekstra waspada karena risiko interaksi atau efek samping yang bisa muncul.
Herbal ini tetap harus diperlakukan layaknya obat: dengan dosis yang tepat, informasi lengkap, dan pengawasan profesional. Jadi, sebelum menjadikan astragalus sebagai bagian dari gaya hidup sehat, pastikan Ibu sudah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terlebih dahulu.
Agar tidak salah langkah, penting untuk memahami lebih dalam bagaimana efek samping astragalus bisa muncul, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Yuk, lanjut baca selengkapnya di: Efek Samping Astragalus Jika Dikonsumsi dalam Jangka Panjang!
References
- NIH. Astragalus. Retrieved from https://www.nccih.nih.gov/health/astragalus
- Shahrani, M., Asgharzadeh, N., Kheiri, S., Karimi, R., Sadeghimanesh, A., Asgharian, S., & Lorigooini, Z. (2020). Astragalus fascicolifolius manna abortifacient risk and effects on sex hormones in BALB/c mice. BioMedicine, 10(4), 11. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7735977/
- Healthline. Astragalus: An Ancient Root With Health Benefits. Retrieved from https://www.healthline.com/nutrition/astragalus
- Hou, Y. C., Wu, J. M., Wang, M. Y., Wu, M. H., Chen, K. Y., Yeh, S. L., & Lin, M. T. (2015). Modulatory Effects of Astragalus Polysaccharides on T‐Cell Polarization in Mice with Polymicrobial Sepsis. Mediators of Inflammation, 2015(1), 826319. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1155/2015/826319
- Web MD. Astragalus – Uses, Side Effects, and More. Retrieved from https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-963/astragalus
- Hou, Y. C., Wu, J. M., Wang, M. Y., Wu, M. H., Chen, K. Y., Yeh, S. L., & Lin, M. T. (2015). Modulatory Effects of Astragalus Polysaccharides on T‐Cell Polarization in Mice with Polymicrobial Sepsis. Mediators of Inflammation, 2015(1), 826319. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1155/2015/826319
- Cross, R. (2006). Transplant Immunosuppressants: Common Drug Interactions. PHARMACY TIMES, 72(2), 44. https://www.pharmacytimes.com/view/2006-02-5235
- Verywell Health. What Is Astragalus Good For? Retrieved from https://www.verywellhealth.com/astragalus-what-should-i-know-about-it-89410
- Zou, F., Mao, X. Q., Wang, N., Liu, J., & Ou-Yang, J. P. (2009). Astragalus polysaccharides alleviates glucose toxicity and restores glucose homeostasis in diabetic states via activation of AMPK. Acta Pharmacologica Sinica, 30(12), 1607-1615. https://www.nature.com/articles/aps2009168
- Wu, Y., OU‐YANG, J. P., Wu, K., Wang, Y., ZHOU, Y. F., & WEN, C. Y. (2005). Hypoglycemic effect of Astragalus polysaccharide and its effect on PTP1B 1. Acta Pharmacologica Sinica, 26(3), 345-352. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1745-7254.2005.00062.x
1 comment