Setiap bayi lahir dengan cara unik untuk “berbicara” dengan orang tuanya. Meski belum bisa mengucapkan kata, dia menyampaikan kebutuhan melalui tangisan, ekspresi wajah, gerakan tubuh, hingga ocehan kecil yang terdengar sehari-hari. Bahasa bayi ini menjadi jembatan komunikasi pertama antara bayi dan Mams, sekaligus pondasi penting dalam ikatan emosional sejak awal kehidupan.

Ketika Mams mulai memahami arti dari setiap tangisan atau gerakan kecil, momen kebersamaan akan terasa lebih bermakna. Respon yang tepat tidak hanya menenangkan si kecil, tetapi juga memperkuat rasa aman dan kepercayaan dirinya. Artikel ini akan mengajak Mams mengenal lebih dalam bahasa bayi di tahun pertama, agar komunikasi terasa lebih hangat dan penuh kedekatan.

Arti Tangisan Bayi Menurut Penelitian

Penelitian tentang Dunstan Baby Language menjelaskan bahwa bayi sejak lahir memiliki lima jenis suara refleks yang menandakan kebutuhan dasar, seperti: 

  • Lapar (neh)
  • Mengantuk (owh)
  • Tidak nyaman (heh)
  • Perut bergas (eairh)
  • Butuh sendawa (eh)

Suara ini muncul karena gerakan otomatis pada lidah, mulut, atau otot pernapasan. Beberapa studi bahkan menemukan akurasi tinggi dalam mengklasifikasikan tangisan bayi dengan teknologi pengenalan suara, meski sebagian pakar menilai buktinya masih terbatas karena belum dilakukan penelitian skala besar.

Setiap pola suara memiliki keterkaitan dengan kondisi tubuh bayi. Misalnya, suara “neh” muncul karena refleks isap saat lapar, sedangkan “owh” terdengar seperti menguap ketika bayi mengantuk. Suara “heh” kerap muncul saat bayi merasa tidak nyaman, misalnya popok basah atau suhu ruangan yang kurang pas. Meski pola ini membantu, variasi tetap bisa terjadi antar bayi tergantung usia, kesehatan, dan lingkungan. Pemahaman ini membuat orang tua lebih peka terhadap fase perkembangan bayi yang berbeda-beda.

Dari sudut pandang neurosains, tangisan bayi melibatkan sistem saraf pusat, limbik, hingga batang otak. Pada 0–4 bulan pertama, tangisan bayi yang semula terdengar acak perlahan berubah menjadi lebih teratur dan melodis. Menariknya, otak orang tua secara alami merespons tangisan dengan aktivasi area emosi dan perhatian. Hal ini menjelaskan mengapa Mams sering langsung “merasakan” kebutuhan si kecil meski tanpa kata-kata.

Bahasa Tubuh sebagai Kunci Komunikasi

Sebelum mampu bicara, bayi banyak menyampaikan pesan lewat bahasa tubuh. Gerakan sederhana seperti mengucek mata menandakan kantuk, mengepalkan tangan bisa berarti lapar atau tegang, sementara menendang kaki menandakan antusiasme. Studi dari Infant menegaskan bahwa ekspresi tubuh ini adalah “baby cues” yang membantu orang tua memahami kebutuhan lebih cepat.

Seiring bertambahnya usia, gerakan tubuh bayi berkembang dari sekadar refleks menjadi sinyal komunikasi yang disengaja. Misalnya, saat tangan diarahkan ke mulut dan Mams merespons dengan memberi ASI, bayi belajar bahwa gerakan tersebut bisa “berbicara”. Dengan begitu, si kecil aktif membangun pola komunikasi sejak dini, bukan hanya pasif menunggu.

Konsistensi respon orang tua sangat penting dalam tahap ini. Riset Current Opinion in Psychology menunjukkan bahwa bayi yang responsnya cepat terpenuhi cenderung lebih tenang, emosinya stabil, dan tumbuh dengan ikatan aman (secure attachment). Sebaliknya, jika sinyal bayi sering diabaikan, dia dapat mengalami stres berkepanjangan yang berpengaruh pada tidur, emosi, hingga interaksi sosial. Dengan kata lain, memahami bahasa bayi berarti membantu si kecil merasa didengar, sekaligus mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal.

Ocehan dan Babbling sebagai Awal Bicara

Mulai usia 2–4 bulan, bayi mengeluarkan suara vokal panjang seperti “oooh” atau “aaah” yang disebut cooing. Setelah 6 bulan, dia memasuki tahap babbling, yaitu menggabungkan vokal dan konsonan seperti “ba-ba” atau “da-da”. Babbling terbagi dua, yakni canonical babbling (pengulangan suku kata) dan variegated babbling (kombinasi beragam). Tahapan ini penting karena menjadi dasar bagi munculnya kata pertama.

Ocehan bayi bukan sekadar suara lucu, melainkan latihan serius bagi otot bicara. Gerakan lidah, bibir, rahang, dan pita suara dilatih untuk menghasilkan bunyi yang makin terkontrol. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa keterlambatan babbling bisa menjadi tanda awal adanya risiko gangguan bahasa atau keterlambatan perkembangan.

Navila All Products

Respon Mams juga memengaruhi perkembangan ini. Studi Europe PMC menemukan bahwa ketika orang tua menanggapi ocehan bayi dengan cepat dan relevan, frekuensi babbling meningkat dan kualitas vokalisasi lebih kompleks. Praktik bergiliran berbicara (turn-taking) membantu bayi memahami pola percakapan. Bayi yang sering mendapat respon positif sejak dini terbukti memiliki kosakata lebih banyak saat usia satu tahun.

Ekspresi Wajah dan Respon Emosional

Selain suara dan gerakan, ekspresi wajah juga menjadi bahasa bayi yang utama. Pada minggu-minggu pertama, senyum biasanya hanya refleks, namun sekitar usia 6–12 minggu muncul senyum sosial yang merupakan respon terhadap interaksi. Senyum ini menjadi bentuk komunikasi emosional pertama, dan ketika Mams membalasnya, terbentuklah pola komunikasi dua arah yang memperkuat kedekatan.

Ekspresi negatif seperti meringis atau menangis juga sangat penting untuk diperhatikan. Sejak lahir, wajah bayi sudah menunjukkan ketidaknyamanan, misalnya saat lapar atau kedinginan. Memasuki usia 4–6 bulan, ekspresi ini semakin jelas, misalnya wajah marah ketika dipindahkan dari posisi yang nyaman. Artinya, bayi menggunakan ekspresi untuk menyampaikan perasaan, bukan sekadar refleks semata.

Pada usia 4–5 bulan, tawa mulai muncul sebagai ekspresi positif yang melengkapi senyum sosial. Tawa tidak hanya menjadi tanda bayi senang, tetapi juga cara dia belajar menikmati interaksi sosial. Ketika Mams merespons dengan pelukan, tatapan, atau suara hangat, bayi belajar bahwa dunia adalah tempat yang aman. Hal ini menjadi dasar terbentuknya secure attachment, kemampuan mengatur emosi, serta fondasi empati di masa depan.

A Word From Navila

Memahami bahasa bayi berarti mendengarkan lebih dari sekadar tangisan, tetapi juga membaca gerakan, ekspresi, dan ocehan kecil yang penuh arti. Saat Mams peka terhadap sinyal ini, komunikasi terasa lebih hangat dan ikatan emosional semakin kuat. Inilah pondasi penting yang mendukung tumbuh kembang bayi serta membentuk rasa aman sejak dini.

Minyak Telon Navila All Variants

Untuk melengkapi momen kebersamaan, Mams bisa memberikan sentuhan lembut penuh kasih dengan Minyak Telon Navila. Kehangatan alaminya membantu meredakan perut kembung, menjaga kenyamanan, serta memberi aroma menenangkan khas bayi. Dengan begitu, setiap pelukan dan respon Mams tak hanya menenangkan si kecil, tetapi juga mempererat kedekatan yang penuh cinta.


References

  • Worldwide Interpreting and Translation. What is the Dunstan Baby Language Theory? Retrieved from https://worldwideinterpreters.com.au/2023/07/31/what-is-the-dunstan-baby-language-theory/
  • Wang, Z., Cai, Y., Wang, X., Wu, S., Cao, Y., Xu, F., & Huang, M. (2025). The significance of an infant’s cry: a narrative review of physiological, pathological, and analytical perspectives. Frontiers in Pediatrics, 13, 1558951.
  • Healthline. Dunstan Baby Language. Retrieved from https://www.healthline.com/health/baby/dunstan-baby-language
  • Infant. Understanding Your Baby’s Cues. Retrieved from https://www.infantcentre.ie/research/research-studies/what-to-expect-in-the-nicu/what-you-can-do-for-your-baby/understanding-your-babys-cues/
  • Zeifman, D. M., & St James-Roberts, I. (2017). Parenting the crying infant. Current opinion in Psychology, 15, 149-154.
  • Raising Children. Baby cues and baby body language: video guide. Retrieved from https://raisingchildren.net.au/newborns/connecting-communicating/communicating/baby-cues
  • The Royal Children’s Hospital Melbourne. Cues. Retrieved from https://www.rch.org.au/cocoon/project/getting-to-know-baby/Cues/
  • Nathani, S., Ertmer, D. J., & Stark, R. E. (2006). Assessing vocal development in infants and toddlers. Clinical linguistics & phonetics, 20(5), 351-369.
  • Long, H. L., Ramsay, G., Bowman, D. D., Burkhardt-Reed, M. M., & Oller, D. K. (2020). Canonical babbling during vocal turn taking and independent vocal play.
  • Healthy Children. Emotional & Social Development in Babies: Birth to 3 Months. Retrieved from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Emotional-and-Social-Development-Birth-to-3-Months.aspx