Apakah Mams merasa cemas dengan kebiasaan anak yang terlalu sering bermain gadget? Jangan remehkan hal ini, karena kecanduan gadget bisa membawa dampak serius pada kesehatan si kecil. Bahkan, pada 2021, seorang siswa SMP di Bandung Barat meninggal dunia akibat kecanduan game, dengan penyebab utama gangguan saraf akibat paparan radiasi ponsel.

Jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda kecanduan, penting bagi Mams untuk segera bertindak dengan membatasi penggunaan gadgetnya. Yuk, simak cara efektif mengatasi kecanduan gadget pada anak agar kesehatannya tetap terjaga dan perkembangan sosialnya tidak terganggu!

Dampak Negatif Kecanduan Gadget

Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar gawai bisa memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak. Penelitian dari Cureus menunjukkan bahwa anak yang sering bermain gadget berisiko lebih tinggi mengalami gangguan tidur, obesitas, dan masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.

Selain itu, kebiasaan ini juga bisa membuat anak kesulitan mengenali dan mengungkapkan perasaannya, bahkan bisa memicu perilaku agresif dan mengganggu kesehatan psikologis mereka secara keseluruhan. Tidak hanya itu, kebiasaan ini juga berhubungan dengan masalah lain, seperti pola makan yang tidak sehat dan gangguan dalam hubungan anak dengan orang tua.

Strategi Cara Mengatasi Anak yang Kecanduan Gadget di Berbagai Usia

Sudah tahu dampak negatifnya kan Mams? Untuk itu Mams perlu melakukan strategi tegas dalam mengatasi anak yang kecanduan gadget. Berikut beberapa cara mengatasi anak yang kecanduan gadget di berbagai usia.

Bayi (1-5 tahun)

dr. Hans Natanael Sp.A, BCCS, CIMI, CBATR, dokter spesialis anak, menyarankan agar bayi usia 0-2 tahun tidak terpapar gadget sama sekali.

Paparan screen time pada usia ini dapat mengganggu ikatan emosional (bonding) dan menyebabkan anak menjadi lebih acuh serta kurang interaktif, yang berpotensi menimbulkan gangguan perkembangan seperti autisme.

Untuk anak usia 3 tahun ke atas, Mams bisa memberikan gadget dengan batasan waktu yang tegas. Berikut beberapa tips:

  1. Tegas dengan waktu screen time. Tentukan durasi (misalnya 1 jam per hari) dan pastikan Mams mengakhiri screen time meski anak tantrum.
  2. Kenalkan konsep kepemilikan. Jelaskan bahwa gadget milik Mams, jadi anak harus bisa menerima jika tidak boleh menggunakannya.
  3. Ajak anak bermain aktif. Anak usia ini perlu banyak bergerak, jadi pastikan Mams menyediakan waktu untuk bermain.
  4. Interaksi langsung. Jangan lupa untuk berbicara dan berinteraksi dengan si kecil setiap hari.
  5. Berikan buku usia sesuai. Berikan buku jenis board book untuk balita agar anak lebih fokus dan mengurangi ketergantungan pada gadget.

Anak Usia Sekolah (6-12 tahun)

Pada usia ini anak-anak akan semakin aktif karena sebagian besar waktunya sudah lepas dari pandangan Mams. Jangan terlalu kasar pada anak di usia ini karena hanya akan membuatnya tambah marah dan nantinya tidak mempedulikan Mams. Beberapa cara yang bisa Mams lakukan:

  1. Batasi dengan tegas penggunaan gadget. Mams bisa menyita gadget dari pandangan anak selama waktu belajar.
  2. Mams bisa membiasakan kegiatan produktif yang meningkatkan keterampilannya seperti melukis, bermain musik dll.
  3. Atur jadwal si kecil agar tidak terlalu padat, supaya dia tidak terlalu lelah saat belajar.
  4. Buat sesi deep talk dengan anak untuk memperkuat hubungan Mams juga memberikan motivasi belajar yang kuat pada anak.
  5. Buatkan sudut ruangan atau ruangan sendiri untuk belajar yang menyenangkan, misalnya menyediakan rak buku perpustakaan.

Remaja (13-18 tahun)

Pada usia remaja (13-18 tahun), anak mulai sulit diatur karena dia semakin tergantung pada gadget. Mams tidak bisa menggunakan pendekatan keras, karena ini justru akan membuat anak semakin menolak. Namun, pengawasan tetap diperlukan, terutama dalam mengatur waktu penggunaan gadget.

Mams bisa tegas dalam menetapkan batas waktu penggunaan gadget, seperti melarangnya saat ujian, namun tetap dengan cara yang lembut. Motivasi juga penting agar anak sadar akan kebutuhannya. Beberapa tips yang bisa disampaikan:

  1. Letakkan gadget di luar kamar tidur saat tidur, dan hindari penggunaannya 30-60 menit sebelum tidur.
  2. Jika susah tidur, baca buku untuk membantu bangun lebih pagi.
  3. Saat bersama keluarga, hindari penggunaan gadget untuk menikmati waktu berkualitas.
  4. Edukasi anak tentang dampak negatif kecanduan gadget sebelum menggunakan terlalu sering.

Peran Orang Tua dan Lingkungan Keluarga dalam Penggunaan Gadget

Orang tua memegang peran penting dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak, terutama di era digital ini. Teknologi memiliki dampak positif dan negatif, sehingga orang tua perlu bijak dalam mengawasi anak. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatur penggunaan gadget:

  1. Batasi waktu penggunaan. Tentukan waktu penggunaan gadget, misalnya 1 jam 30 menit sehari. Setelah itu, anak harus mengembalikan gadget.
  2. Pilih aplikasi yang bermanfaat. Pilih aplikasi yang mendukung pembelajaran dan pastikan anak hanya mengakses konten yang sudah diawasi, jauh dari kekerasan dan pornografi.
  3. Temani anak saat menggunakan gadget. Selalu temani anak saat menggunakan gadget untuk memastikan dia mengakses konten yang aman.
  4. Ajarkan tanggung jawab. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab dalam menggunakan gadget, seperti menabung untuk kuota internet atau menyelesaikan tugas sebelum bermain.
  5. Dorong interaksi sosial. Ajak anak untuk lebih banyak berinteraksi dengan keluarga dan teman, serta batasi penggunaan gadget jika dia terlalu asyik bermain.

A Word From Navila

Kecanduan gadget bisa menjadi masalah besar bagi anak, Mams, terutama karena dampaknya yang bisa memengaruhi kesehatan dan perkembangan mereka. Namun, dengan pengawasan yang tepat dan aturan yang tegas namun lembut, Mams bisa membantu anak menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata. Peran Mams sangat penting dalam memastikan anak bisa menggunakan gadget secara bijak dan tetap berkembang dengan baik.

Mams juga bisa mencoba aktivitas menyenangkan dan edukatif, seperti sensory play, yang bermanfaat untuk perkembangan anak. Untuk lebih tahu tentang manfaatnya, yuk kunjungi: Apa Itu Sensory Play? Mengapa Ini Penting untuk Anak.


References

  • Muppalla, S. K., Vuppalapati, S., Pulliahgaru, A. R., Sreenivasulu, H., & kumar Muppalla, S. (2023). Effects of excessive screen time on child development: an updated review and strategies for management. Cureus, 15(6). https://www.cureus.com/articles/162175-effects-of-excessive-screen-time-on-child-development-an-updated-review-and-strategies-for-management.pdf
  • Priftis, N., & Panagiotakos, D. (2023). Screen time and its health consequences in children and adolescents. Children, 10(10), 1665. https://www.mdpi.com/2227-9067/10/10/1665