Peran ayah memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan anak, termasuk anak perempuan pubertas. Kehadiran ayah tidak hanya mendukung perkembangan kognitif anak, tetapi juga membantu mengurangi kebutuhan perhatian maskulin yang berlebihan dan menetapkan aturan yang lebih tegas dalam hubungan anak perempuan dengan lawan jenis.
Menurut Dr. Mkwananzi, seorang demograf dan peneliti senior di Institut Studi Gender UNISA, validasi dari seorang ayah terhadap anak perempuannya berperan besar dalam membentuk rasa nilai diri dan kepercayaan dirinya. Dukungan ini sangat penting, terutama saat anak perempuan menghadapi masa pubertas yang penuh perubahan fisik dan emosional.
Ayah perlu membuka diri dan berani memulai percakapan tentang topik-topik sensitif dengan putrinya. Meski mungkin terasa canggung, belajar mendampingi anak perempuan melewati masa ini adalah langkah penting untuk mendukung kestabilan emosinya.
Pentingnya Ayah Mengenal Pubertas pada Anak Perempuan
Pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai antara usia 8 hingga 14 tahun, ditandai dengan tumbuhnya payudara, rambut di area tubuh tertentu, dan timbulnya jerawat. Perubahan ini juga disertai perubahan suasana hati akibat hormon, seperti murung atau sedih tanpa alasan yang jelas. Sekitar dua tahun setelah payudara mulai tumbuh, anak perempuan akan mengalami menstruasi dan menjadi lebih perhatian pada penampilan serta mulai tertarik pada lawan jenis.
Sayangnya, banyak Ayah yang memilih mundur dalam fase penting ini dan menyerahkan sepenuhnya peran pendampingan kepada Ibu. Padahal, keterlibatan Ayah sangat penting untuk mendukung perkembangan rasa percaya diri anak perempuan. Menurut Nadya Pramesrani, M.Psi., seorang Psikolog Keluarga, interaksi Ayah dengan anak perempuan selama masa pubertas juga mencegah perasaan malu berlebihan atau bahkan penolakan yang dirasakan anak.
Keterlibatan Ayah mencakup memberikan edukasi seks, seperti menjelaskan hubungan romantis yang sehat. Tanpa komunikasi terbuka, anak perempuan bisa merasa tidak nyaman berbicara tentang menstruasi atau perubahan tubuhnya, bahkan dengan Ayah sendiri.
Ini yang dirasakan putri Ayah saat memasuki usia pubertas, yaitu:
- Tidak nyaman dengan tubuh baru: Anak perempuan mungkin merasa gemuk, malu, atau tidak percaya diri. Hindari bercanda tentang penampilannya.
- Malu membahas menstruasi: Meski Ayah tidak mengalami menstruasi, membantu dengan tindakan kecil, seperti menawarkan produk kebutuhannya, dapat membuatnya merasa didukung.
- Membandingkan diri: Anak perempuan cenderung membandingkan perkembangan tubuhnya dengan teman-temannya. Jika dia berkembang lebih awal, dia mungkin mendapat perhatian lebih dari laki-laki.
- Mood swing: Perubahan hormon dapat membuatnya lebih moody.
- Butuh kasih sayang Ayah: Meski dia tumbuh besar, anak perempuan mungkin tetap ingin dimanja oleh Ayah. Jangan menolak pelukan atau kasih sayang, karena ini penting untuk perasaannya.
Tips Menghadapi Anak Perempuan yang Pubertas
Berikut beberapa tips untuk Ayah dalam menghadapi anak perempuan yang pubertas, yaitu:
1. Mulailah Berbicara dengan Anak Perempuan Sejak Dini
Manfaatkan masa kanak-kanaknya, saat ia masih terbuka untuk bertanya, untuk membicarakan menstruasi dan perubahan tubuh dengan bahasa yang sesuai usianya. Ini membantu membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa Ayah selalu siap mendiskusikan hal tersebut.
2. Mencari Banyak Informasi
Bekali diri dengan pengetahuan tentang pubertas meskipun Ayah tidak mengalaminya. Jika anak lebih nyaman berbicara dengan ibunya, hargai keputusan tersebut, namun tetap tunjukkan bahwa Ayah siap mendukung dan mendengarkan kapan pun dibutuhkan.
3. Tetaplah Positif dan Penuh Kasih kepada Anak Perempuan
Pubertas bisa membingungkan bagi anak. Ketika tubuhnya berubah, pastikan ia merasa bahwa Ayah tetap hadir dan mencintainya. Hindari sikap menjauh karena dia membutuhkan kasih sayang lebih di masa ini.
4. Membantunya Melewati Hari-hari yang Sulit
Jika dia merasa tidak nyaman, tanyakan apakah dia butuh bantal pemanas untuk kram perut. Ayah juga bisa membuatkan smoothie sehat, atau cokelat. Validasi perasaannya, bantu ringankan gejalanya, dan tunjukkan bahwa Ayah selalu ada untuknya.
5. Pujilah Putri Ayah Atas Hal-hal yang Dia Lakukan
Pujilah pencapaian atau usaha yang dia lakukan dengan baik, berikan pelukan, dan tegaskan bahwa Ayah mencintainya apa adanya. Anak perempuan sering merasa canggung dengan perubahan tubuhnya, jadi pastikan ia tahu bahwa perubahan ini tidak memengaruhi cinta Ayah kepadanya.
Apa yang Dibutuhkan Anak Perempuan dari Ayahnya?
Beberapa poin penting yang perlu Ayah perhatikan karena anak perempuan membutuhkannya, yaitu:
- Habiskan waktu berkualitas bersama dan hadir di acara-acara pentingnya. Tanyakan tentang harinya, hadiri acara-acara kegiatannya.
- Beri contoh perilaku yang baik. Dia memperhatikan bagaimana Ayah memperlakukan wanita.
- Akui kekuatannya dan katakan bahwa Ayah bangga padanya.
- Jadilah orang yang mudah dihubungi dan penuh kasih sayang.
- Tegas dalam disiplin, tapi juga jadilah pendengar yang baik.
- Ceritakan pengalaman masa lalu Ayah dan berbagi kisah tentang laki-laki.
- Jangan memecahkan setiap masalahnya, tunjukkan empati terlebih dahulu.
- Pujilah dia, remaja sering bereksperimen dengan penampilan, terimalah perubahan tersebut.
- Ingatkan dia bahwa aman untuk berbicara dengan Ayah tentang seks dan perubahan tubuhnya.
Kesimpulannya, dalam menghadapi masa pubertas anak perempuan, peran Ayah sangatlah penting untuk mendukung perkembangan emosional dan kepercayaan diri mereka. Kehadiran dan perhatian Ayah akan memberikan dampak positif yang signifikan pada hubungan mereka dan membantu anak perempuan melewati fase pubertas dengan lebih baik.
Mau informasi lebih lengkap tentang family, moms and baby lainnya? Yuk, segera kunjungi media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semoga informasi di atas bermanfaat.