Tidak mengetahui cara menghadapi anak yang beranjak remaja memang bukan hal mudah, ya, Mams? Rasanya baru kemarin dia memeluk erat atau menggambar sesuatu lucu untuk kita, tapi tiba-tiba semuanya berubah.
Begitu memasuki usia 13 tahun, ekspresi cerianya mungkin berganti jadi datar atau cemberut. Media sosial jadi lebih menarik daripada berbincang dengan keluarga, dan di tempat umum, dia mulai menjaga jarak. Benar kan, Mams?
Nah, daripada bingung, yuk kita pahami lebih dalam tentang perkembangan remaja dan cari cara terbaik untuk menghadapi fase ini dengan tenang!
Memahami Perkembangan Remaja
Memahami apa yang dialami oleh anak remaja kita sangat penting. Remaja memiliki kebutuhan alami untuk menemukan kemandirian dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Perubahan sikap si kecil yang dulu patuh bisa terasa mendadak, namun ini adalah bagian dari proses menemukan jati diri, bukan pembangkangan.
Menurut psikolog Erik Erikson, masa remaja adalah fase pencarian identitas. Anak mulai belajar bagaimana berperan dalam masyarakat, membentuk pandangan sendiri, dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Dia butuh ruang untuk mencoba, salah, dan belajar dari pengalaman.
Di zaman media sosial seperti sekarang, tantangan ini semakin besar. Tekanan untuk “terlihat” dan “disukai” membuat mereka lebih emosional dan sensitif. Ditambah lagi dengan perubahan hormon, tak heran kalau mereka sering terlihat moody dan sulit ditebak. Oleh karena itu, fase remaja adalah masa anak menjadi lebih sulit diatur akibat tekanan sosial dan emosional yang dirinya hadapi.
6 Cara Menghadapi Anak yang Beranjak Remaja
Berikut Navila berikan beberapa cara untuk membantu Mams dalam menghadapi fase pertumbuhan remaja pada anak Mams, di antaranya:
1. Bantu Anak Menemukan Jati Diri
Aktivitas dan minat yang dirinya jalani saat ini bisa sangat memengaruhi kehidupannya ke depan. Dukung anak untuk mencoba hal-hal baru, baik itu dalam olahraga, seni, atau akademik. Ikuti minat si kecil tanpa terlalu mengatur.
2. Tetapkan Batasan Bersama-sama
Remaja cenderung tak suka diatur, namun dia tetap butuh batasan. Saat si kecil ingin keluar bersama teman, misalnya, bicarakan tentang aturan pulang dan siapa yang boleh ditemui. Diskusikan penggunaan media sosial dan buat kesepakatan, misalnya kapan waktu yang tepat dan tidak tepat untuk menggunakan ponsel. Si kecil tetap perlu aturan untuk membantu dirinya mencari jati diri.
3. Beri Tahu Konsekuensi dari Perilaku Anak
Remaja mungkin terlihat santai dan “bebas,” tapi dia juga perlu tahu bahwa setiap tindakan punya konsekuensi. Mams bisa menggunakan sistem hadiah atau konsekuensi sebagai cara mengingatkan si kecil, dengan bentuk penghargaan yang lebih sesuai dengan usianya sekarang.
4. Jadilah Pendengar dengan Penuh Perhatian
Remaja sering merasa tidak dipahami. Ketika si kecil ingin berbicara, beri perhatian penuh dan dengarkan hingga dirinya selesai. Hal ini akan membuka ruang bagi percakapan yang lebih mendalam dan membuatnya merasa dihargai.
5. Hindari Membandingkan Anak
Seringkali orang tua cenderung membandingkan anaknya dengan anak orang lain, terutama jika anak memiliki sifat yang sulit diatur atau tidak sesuai dengan harapan orang tua. Namun, membandingkan anak dapat menurunkan rasa percaya diri si kecil dan menambah tekanan. Sebaiknya, berikan dukungan dan dorongan positif agar anak merasa dihargai, serta beri pujian atas hal-hal baik yang sudah si kecil capai.
6. Berikan Ruang dan Privasi
Remaja membutuhkan ruang pribadi untuk merasa dihargai. Memberikan sedikit privasi bukan berarti Mams tidak peduli, tetapi menunjukkan bahwa Mams percaya pada kemampuan si kecil untuk mengelola diri. Ini juga membantu memperkuat hubungan yang sehat dan saling pengertian.
A Word From Navila
Masa remaja adalah periode yang penuh tantangan, baik bagi anak maupun orang tua. Kunci menghadapi perubahan ini adalah dengan menjadi pendengar yang baik, memberikan dukungan, dan tetap menetapkan batasan yang sehat. Dengan pendekatan yang penuh kasih dan pengertian, anak akan merasa lebih nyaman, dihargai, dan tetap dekat dengan keluarga.
Setiap anak memiliki perjalanan yang unik, begitu juga dengan cara mendidiknya. Yuk, pelajari lebih lanjut bagaimana membimbing anak sesuai dengan karakter dan kebutuhannya di sini: Cara Mendidik Anak Laki-laki dan Perempuan.
References
- Lumen. Identity Development Theory. Retrieved from https://courses.lumenlearning.com/adolescent/chapter/identity-development-theory/
- NHS. Coping with your teenager. Retrieved from https://www.nhs.uk/mental-health/children-and-young-adults/advice-for-parents/cope-with-your-teenager/
2 comments