Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi utama yang tak tergantikan bagi bayi. Karena itu, kualitasnya tetap harus dijaga meski tidak diberikan langsung dari payudara. Bagi banyak Ibu yang bekerja atau memiliki aktivitas padat, memompa dan menyimpan ASI (ASIP) menjadi solusi agar si kecil tetap mendapat asupan terbaik kapan pun dibutuhkan.

Namun, sering muncul pertanyaan di benak para Mams. “Berapa lama ASI bertahan di kulkas?”, atau “Bagaimana cara menghangatkannya agar tidak merusak nutrisi?”. Untuk menjawabnya, mari kita bahas panduan praktis penyimpanan dan penghangatan ASI sesuai standar medis, yang mudah Mams terapkan dalam keseharian.

Berapa Lama ASI Bertahan di Kulkas dan Freezer?

ASI memiliki daya tahan berbeda tergantung pada suhu penyimpanan. Di suhu ruang sekitar 25°C, ASI hanya bertahan 4–6 jam karena bakteri cepat berkembang. Jika menggunakan cooler bag dengan es, ketahanannya bisa mencapai 24 jam. Di kulkas bersuhu 4°C, ASI dapat disimpan sekitar 4 hari, bahkan 5–8 hari bila suhu stabil dan wadah steril. Sementara itu, di freezer kulkas satu pintu bisa bertahan 2 minggu, di freezer dua pintu atau suhu −18°C mencapai 3–6 bulan, dan di deep freezer hingga 12 bulan, meski kualitas terbaik ada pada 6 bulan pertama.

Suhu berperan besar dalam menjaga kualitas ASI. Pendinginan memperlambat pertumbuhan bakteri sekaligus mempertahankan antibodi dan protein penting. Namun, meskipun dibekukan, beberapa vitamin seperti vitamin C tetap akan berkurang seiring waktu. Artinya, semakin cepat ASI digunakan, semakin baik pula gizi yang diterima bayi.

Mams juga perlu mengenali tanda ASI tidak layak konsumsi. Jika baunya menyengat atau asam, teksturnya menggumpal, atau rasanya berubah, sebaiknya segera dibuang. Pemisahan lemak kadang normal, tetapi bila tidak menyatu kembali setelah digoyang lembut, itu tanda ASI sudah rusak. Dengan mengenali ciri-ciri ini, Mams bisa memastikan si kecil hanya mendapat ASI yang aman.

Cara Menyimpan ASI yang Benar agar Nutrisi Tetap Terjaga

Panduan Waktu Simpan ASI Perah

*Meski bisa sampai 12 bulan, IDAI menyarankan penggunaan maksimal 6 bulan untuk menjaga kualitas nutrisi terbaik.

Mengetahui cara menyimpan ASI dari kulkas dengan benar sangat penting agar gizinya tetap utuh. Gunakan wadah steril seperti botol kaca, plastik BPA-free, atau kantong khusus ASI. Jangan lupa beri label tanggal dan jam pemerahan. Simpan dalam porsi kecil sesuai sekali minum, biasanya 60–120 ml, agar tidak ada sisa yang terbuang.

Selain wadah, cara mengatur stok juga penting. Terapkan sistem first in, first out (FIFO), yakni menggunakan ASI yang diperah lebih dulu. Hindari menyimpan di pintu kulkas karena suhunya tidak stabil. Letakkan ASI di bagian dalam kulkas atau freezer, serta pisahkan dari bahan makanan mentah agar tidak terkontaminasi.

Perlu Mams ketahui, ASI yang berbau agak “sabun” setelah disimpan biasanya dipengaruhi enzim lipase. Kondisi ini tidak berbahaya dan gizinya tetap terjaga. Bahkan, variasi rasa ASI bisa berubah sesuai makanan yang Mams konsumsi, dan hal ini membantu bayi mengenal beragam rasa sejak dini. Jadi, cara menyimpan ASI dari kulkas yang benar bukan hanya menjaga nutrisi, tetapi juga memberi pengalaman rasa yang bermanfaat bagi si kecil.

Cara Menghangatkan ASI dari Kulkas dengan Aman

Cara Menghangatkan ASI dari Kulkas dengan Aman

Saat akan diberikan, cara menghangatkan ASI dari kulkas sebaiknya dilakukan dengan metode sederhana. Letakkan botol atau kantong ASI yang tertutup rapat dalam mangkuk berisi air hangat, bukan air mendidih. Setelah itu, goyangkan perlahan agar lemak yang mengendap tercampur rata. Sebelum diminumkan, cek suhunya dengan meneteskan sedikit di pergelangan tangan, pastikan terasa hangat seperti suhu tubuh.

Hindari penggunaan microwave atau kompor. Kedua metode ini bisa merusak antibodi, enzim, dan protein penting dalam ASI karena panasnya terlalu tinggi. Selain itu, microwave menimbulkan “hot spots” yang berisiko melukai mulut bayi. Oleh sebab itu, cara lembut dengan air hangat selalu jadi pilihan paling aman.

Sebagai alternatif praktis, Mams dapat memakai bottle warmer, asalkan suhu tetap diawasi. Bahkan, sebagian bayi tidak masalah minum ASI dingin, sehingga pemanasan bukan keharusan. Hal terpenting adalah kenyamanan bayi dan menjaga kualitas ASI tetap baik.

Cara Mencairkan ASI Beku dan Tips Hindari Kesalahan Umum

Cara Mencairkan ASI Beku

Cara mencairkan ASI beku sebaiknya dilakukan perlahan agar kandungan nutrisi tidak rusak. Cara aman adalah memindahkan ASI dari freezer ke kulkas bawah semalaman. Setelah cair, hangatkan dengan merendam wadah di air hangat atau di bawah aliran air hangat, tetap dalam kondisi tertutup rapat.

Jika butuh lebih cepat, ASI bisa dicairkan di bawah air mengalir hangat, tetapi jangan pernah membekukan kembali setelah mencair. ASI cair yang disimpan di kulkas hanya bertahan 24 jam. Begitu dipanaskan atau dibiarkan di suhu ruang, sebaiknya segera diberikan dalam 2 jam untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Untuk menghindari sisa, simpan ASI dalam porsi kecil sesuai kebutuhan bayi. Ingat, ASI yang sudah dihangatkan dan tersisa dalam botol sebaiknya dibuang karena bisa terkontaminasi air liur. Dengan memberi label tanggal dan mengikuti sistem FIFO, Mams dapat menjaga kualitas ASI sekaligus menghindari kesalahan umum dalam penyimpanan.

A Word From Navila

Menyimpan dan menghangatkan ASI memang membutuhkan perhatian, tetapi setiap langkah kecil yang Mams lakukan adalah wujud cinta terbesar untuk si kecil. Menjaga suhu, memilih wadah yang tepat, hingga menghangatkan dengan lembut berarti Mams sedang memastikan nutrisi dan antibodi dalam ASI tetap utuh. Ingat, ASI bukan sekadar makanan, melainkan juga ikatan kasih sayang yang akan melekat sepanjang hidup anak.

Navila ASI Booster Terbaik

Untuk mendukung perjalanan menyusui tetap lancar, jangan lupa lengkapi dengan asupan bernutrisi dan bantuan alami dari Navila ASI Booster. Dengan kandungan herbal pilihan, Navila membantu menjaga produksi ASI tetap optimal sehingga si kecil selalu mendapatkan nutrisi terbaik setiap hari.


References

  • Gue Sehat. Cara Menyimpan ASI Perah yang Benar – dr. Lucia Nauli Simbolon, SpA. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=TB8Qpw_ciq8
  • IDAI. Penyimpanan ASI Perah. Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/penyimpanan-asi-perah
  • Healthline. How to Safely Warm Breast Milk from the Refrigerator and Freezer. Retrieved from https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-warm-breast-milk