Setiap orang tua tentu ingin memastikan tumbuh kembang si kecil berjalan normal. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah lingkar kepala balita. Ukuran ini bukan sekadar data fisik, melainkan mencerminkan perkembangan otak anak. Pemantauan dilakukan sejak bayi lahir hingga usia 36 bulan, dengan masa paling penting pada 0–24 bulan ketika otak bertumbuh sangat cepat.
Menariknya, satu kali hasil pengukuran saja tidak cukup untuk menilai pertumbuhan anak. Yang jauh lebih penting adalah melihat pola perubahan lingkar kepala dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, WHO menyediakan grafik standar pertumbuhan berdasarkan usia dan jenis kelamin sebagai acuan utama. Dengan pemantauan teratur, Mams bisa lebih percaya diri sekaligus lebih cepat tanggap bila ada tanda yang perlu diperiksa lebih lanjut.
Cara Mengukur Lingkar Kepala Balita dengan Benar
Banyak orang tua masih bingung soal cara mengukur lingkar kepala balita. Meski terlihat sederhana, ada teknik khusus agar hasilnya akurat. Dengan langkah yang tepat, Mams bisa memantau tumbuh kembang si kecil lebih percaya diri. Yuk, ikuti panduan berikut:
- Gunakan pita ukur fleksibel non-elastis khusus antropometri agar hasil tidak meleset.
- Tandai titik ukur dengan spidol kecil jika anak banyak bergerak supaya posisi tetap konsisten.
- Catat hasil di Buku KIA lengkap dengan tanggal dan usia anak (bulan + hari) untuk memantau pola pertumbuhan.
- Posisikan anak dengan benar: bayi berbaring, balita duduk tegak dengan kepala stabil.
- Lingkarkan pita ukur melalui dahi tepat di atas alis hingga bagian paling menonjol di belakang kepala (occiput).
- Lakukan pengukuran minimal 2–3 kali dan pilih nilai terbesar atau rata-rata bila selisih kecil.
- Catat hasil hingga 0,1 cm agar perubahan kecil tetap terlihat.
- Hindari kesalahan umum seperti pita terlalu longgar, terlalu ketat, atau salah posisi.
- Tenangkan anak selama pengukuran, Mams bisa minta bantuan pasangan atau tenaga kesehatan bila si kecil sulit diam.
Dengan mengikuti langkah-langkah sederhana ini, Mams bisa memastikan hasil pengukuran lebih akurat dan konsisten. Ingat, yang penting bukan satu angka saja, melainkan pola pertumbuhan dari waktu ke waktu. Pemantauan rutin akan membantu Mams lebih cepat tanggap bila ada tanda yang perlu diperhatikan.
Panduan Membaca Grafik Pertumbuhan Lingkar Kepala
Jika Mams sudah tahu cara mengukur lingkar kepala balita, hasil angkanya jangan dilihat sendirian. Angka tersebut perlu ditempel (diplot) pada grafik pertumbuhan WHO sesuai usia dan jenis kelamin. Di grafik itu ada garis-garis persentil, yang ibaratnya seperti “peringkat” anak dibandingkan teman sebaya.
Misalnya, persentil ke-50 artinya ukuran kepala anak pas di tengah, sama dengan rata-rata anak seusianya. Sementara itu, z-score adalah cara lain untuk menampilkan hal yang sama, tapi dalam bentuk angka matematis yang menunjukkan seberapa jauh hasil anak dari rata-rata.

Batas yang dianggap normal lingkar kepala balita oleh dokter umumnya berada di antara persentil ke-2,3 hingga 97,7 (atau sekitar -2 SD sampai +2 SD dalam z-score). Jika hasil pengukuran jatuh di bawah garis bawah, dokter mungkin mencurigai ukuran kepala terlalu kecil (microcephaly). Sebaliknya, jika di atas garis atas, bisa mengarah ke kepala terlalu besar (macrocephaly). Namun, penting dipahami bahwa posisi di bawah atau atas grafik tidak selalu berbahaya selama pertumbuhannya stabil dari waktu ke waktu. Misalnya, anak yang sejak bayi selalu berada di persentil ke-10 dan jalurnya konsisten lurus, biasanya tidak bermasalah.

Yang lebih perlu diwaspadai adalah jika grafik menunjukkan perubahan drastis. Contohnya, Bayi A sejak usia 4 sampai 6 bulan tetap di persentil ke-10, ini normal karena stabil. Tetapi Bayi B awalnya berada di persentil ke-50 lalu turun ke persentil ke-5 hanya dalam waktu dua bulan. Perubahan tajam seperti ini perlu segera diperiksa lebih lanjut, karena bisa menandakan adanya masalah medis. Jadi, hal terpenting bukan sekadar melihat “posisi” anak di grafik, melainkan memperhatikan pola pertumbuhan kepalanya dari waktu ke waktu.
Kapan Harus Waspada dan Segera Konsultasi ke Dokter?
Lingkar kepala yang terlalu kecil (microcephaly, <3rd persentil) atau terlalu besar (macrocephaly, >97th persentil) bisa menjadi tanda adanya masalah. Selain angka persentil, dokter juga memperhatikan kecepatan perubahan grafik, misalnya pertumbuhan yang melonjak tajam atau justru melambat drastis. Jika disertai gejala lain seperti muntah berulang, keterlambatan bicara atau motorik, serta ubun-ubun yang menonjol atau cekung, evaluasi medis perlu dilakukan segera.
Langkah pertama biasanya memastikan kembali pengukuran dilakukan dengan benar oleh tenaga kesehatan. Setelah itu, dokter akan meninjau riwayat tumbuh kembang, riwayat keluarga, serta kondisi kehamilan dan persalinan sebelumnya. Pemeriksaan fisik juga penting untuk melihat bentuk kepala, kondisi ubun-ubun, hingga tanda tekanan di dalam otak. Pada beberapa kasus, lingkar kepala besar bisa merupakan variasi genetik normal jika pertumbuhan anak tetap baik. Namun, jika ada tanda bahaya, pemeriksaan penunjang seperti USG kepala atau MRI dapat dilakukan.
Jika ditemukan hal yang mengarah pada kondisi medis lebih serius, dokter mungkin akan merujuk ke spesialis anak, terutama neuropediatri. Pemeriksaan tambahan seperti tes genetik atau evaluasi metabolik bisa dilakukan sesuai indikasi. Bila ubun-ubun menonjol dan lingkar kepala bertambah cepat, pemeriksaan harus segera dilakukan karena dapat mengindikasikan adanya tekanan dalam otak. Namun, jika grafik stabil dan tumbuh kembang anak berjalan baik, dokter umumnya menyarankan observasi berkala. Dengan begitu, Mams tetap tenang karena langkah yang jelas sudah ditetapkan.
Panduan Praktis Memantau Lingkar Kepala di Rumah atau Posyandu
Pemantauan lingkar kepala balita sebaiknya menjadi rutinitas, terutama pada tahun pertama kehidupan. WHO merekomendasikan pengukuran lebih sering pada usia 0–12 bulan, kemudian setiap 2–3 bulan hingga anak berusia 24 bulan, dan minimal sekali lagi pada usia 24–36 bulan. Semua hasil harus dicatat di Buku KIA lengkap dengan detail usia, nilai lingkar kepala, serta siapa yang mengukur. Data yang lengkap memudahkan dokter menilai tren pertumbuhan anak.
Untuk meningkatkan akurasi, kader Posyandu dapat mengikuti langkah sederhana: memastikan alat ukur siap, mengulang pengukuran minimal tiga kali, mencatat hasil terbaik atau rata-rata, lalu memplotnya ke grafik WHO. Jika hasil normal lingkar kepala balita, cukup jadwalkan kunjungan berikutnya. Tetapi bila ada penyimpangan, anak sebaiknya segera dirujuk ke Puskesmas atau dokter anak. Dengan alur ini, deteksi dini bisa dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Yang tak kalah penting adalah komunikasi kepada orang tua. Istilah medis sering membuat cemas, sehingga penyampaian hasil sebaiknya dengan bahasa sederhana dan menenangkan. Misalnya, jika hasil normal: “Bunda, pertumbuhan kepala si kecil baik, kita pantau lagi bulan depan ya.” Sedangkan jika ada penyimpangan: “Bunda, hasilnya sedikit berbeda, untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal kita sarankan periksa ke Puskesmas.” Cara ini membuat orang tua merasa didampingi, bukan disalahkan.
A Word From Navila
Mengukur dan memantau lingkar kepala balita adalah langkah sederhana namun sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang otak anak berjalan optimal. Yang menjadi kunci bukan angka sesaat, melainkan pola pertumbuhan dari waktu ke waktu. Dengan pengukuran yang benar, pencatatan rapi di Buku KIA, serta pemanfaatan grafik WHO, Mams dapat lebih percaya diri dalam memantau perkembangan si kecil.

Namun, kesehatan bukan hanya soal angka dan grafik. Tumbuh kembang anak juga dipengaruhi kenyamanan dan kasih sayang sehari-hari. Sentuhan hangat setelah mandi atau menjelang tidur, misalnya, mampu menenangkan si kecil sekaligus memperkuat ikatan emosional. Minyak Telon Navila hadir untuk mendukung momen penuh kasih ini, membantu melindungi si kecil dari rasa kembung, memberi rasa hangat alami, sekaligus menjaga kelembutan kulitnya. Dengan begitu, Mams bisa mendampingi pertumbuhan anak secara menyeluruh, dari kesehatan, kenyamanan, hingga kasih sayang sehari-hari.
References
- Sengasai, C., Chokephaibulkit, K., Plipat, N., & Wongsiridej, P. (2023). Serial head circumference measurements should be used to classify congenital microcephaly. BMC pediatrics, 23(1), 490.
- Universitas of Minnesota. How to Measure Head Growth. Retrieved from https://med.umn.edu/adoption/resources/how-measure-head-growth
- CDC. Growth Charts: What to know. Retrieved from https://www.cdc.gov/growthcharts/information-for-healthcare-professionals.htm
- WHO. Head circumference for age. Retrieved from https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/head-circumference-for-age
- NIH. Macrocephaly. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560786/
- Brigham and Women’s Hospital. Pediatric newborn medicine clinical practice guidelines. Retrieved from https://www.brighamandwomens.org/assets/BWH/pediatric-newborn-medicine/pdfs/microcephaly-cpg.pdf
- Kemenkes. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Retrieved from https://ayosehat.kemkes.go.id/buku-kia-kesehatan-ibu-dan-anak