Sedang mencari cara menyapih anak dengan efektif Bunda? Menyapih adalah fase penting dalam tumbuh kembang anak, yakni transisi dari ASI atau susu formula ke makanan padat dan cair lainnya.
Menyapih idealnya dilakukan pada waktu yang tepat, yaitu antara usia 6-12 bulan, untuk memastikan proses berjalan lancar. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan memperkenalkan MPASI saat anak berusia sekitar 6 bulan. Ini membantu perkembangan motorik dan keterampilan makan anak, sambil tetap memberikan ASI atau susu formula sebagai nutrisi tambahan.
Setiap anak memiliki reaksi dan emosi yang berbeda terhadap proses menyapih. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memahami berbagai teknik menyapih agar dapat menerapkan metode yang paling sesuai. Berikut beberapa cara menyapih anak yang bisa Bunda coba.
7 Teknik Cara Menyapih Anak yang Ampuh
Ini dia Bunda beberapa teknik menyapih yang bisa Bunda pilih untuk diterapkan pada proses penyapihan si kecil. Berikut penjelasannya!
1. Menyapih secara Bertahap
Menyapih secara bertahap dilakukan dengan cara mengurangi satu sesi menyusui setiap beberapa hari atau minggu, tergantung pada respon si kecil dan kenyamanan Bunda.
Misalnya, jika si kecil biasanya menyusui lima kali sehari, Bunda bisa mulai dengan mengurangi satu sesi menyusui, kemudian mempertahankan jadwal baru tersebut selama beberapa hari hingga anak terbiasa.
Setelah itu, sesi menyusui berikutnya bisa dikurangi, dan seterusnya, hingga anak sepenuhnya berhenti menyusui.
2. Metode Pantang Sebagian
Metode pantang sebagian atau “partial weaning” adalah teknik menyapih yang dilakukan secara bertahap dengan mengurangi satu sesi menyusui setiap harinya. Proses ini dilakukan secara perlahan-lahan sehingga anak memiliki waktu untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.Â
Penurunan frekuensi menyusui biasanya dimulai dengan mengeliminasi sesi menyusui yang paling tidak penting bagi anak, seperti menyusui di siang hari, dan secara bertahap menuju sesi menyusui sebelum tidur yang sering kali paling sulit untuk dihilangkan.
3. Menyapih dengan Mengalihkan Perhatian Anak
Teknik ini melibatkan pengalihan perhatian anak dari menyusui dengan menawarkan makanan lain atau melibatkan mereka dalam aktivitas yang menarik. Pendekatan ini bisa efektif karena secara perlahan mengurangi ketergantungan anak pada ASI atau susu formula, sambil tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan emosional mereka.Â
Ada berbagai makanan dan aktivitas yang dapat digunakan sebagai pengalihan untuk menyapih anak. Pilihan ini harus disesuaikan dengan usia anak, preferensi pribadi, dan kebutuhan nutrisi mereka.
Makanan yang Bisa Digunakan:
- Buah seperti apel, pir, atau pisang adalah pilihan yang baik. Buah-buahan ini kaya akan serat dan vitamin, dan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak.
- Yogurt, biskuit gandum, atau potongan keju adalah camilan yang bisa menarik perhatian anak sekaligus memberikan nutrisi penting.
- Makanan yang memiliki tekstur menarik, seperti potongan sayuran renyah atau kerupuk beras, bisa membuat anak lebih tertarik.
Aktivitas yang Bisa Dilakukan:
- Bermain dengan mainan favorit
- Membaca buku cerita
- Bermain di luar ruangan
Tidak semua anak siap untuk disapih pada waktu yang sama, dan beberapa mungkin menunjukkan tanda-tanda kesiapan lebih cepat daripada yang lain. Berikut tanda-tanda si kecil siap disapih dengan metode ini:
- Menurunnya minat pada ASI atau susu formula
- Lebih sering mengalihkan perhatian sendiri
- Mampu makan makanan padat dengan baik
4. Cold Turkey
Menyapih dengan metode “cold turkey” adalah cara menghentikan pemberian ASI atau susu formula secara langsung tanpa melalui tahapan pengurangan frekuensi menyusui. Dalam teknik ini, Bunda berhenti menyusui sepenuhnya pada satu waktu tertentu.
Metode ini sering dipilih untuk alasan medis, perubahan kondisi pribadi, atau karena anak sudah mencapai usia di mana menyusui dianggap tidak lagi diperlukan. Meski efektif jika direncanakan dengan baik, teknik ini memiliki tantangan, terutama secara emosional. Baik ibu maupun anak mungkin kesulitan beradaptasi karena tidak ada masa transisi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
5. Menyapih Melalui Makanan Padat
Teknik ini melibatkan pengurangan frekuensi menyusui dengan memperkenalkan serta meningkatkan konsumsi makanan padat secara bertahap. Pendekatan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar anak dapat beradaptasi tanpa stres dan tetap mendapatkan nutrisi yang cukup.
Pada usia sekitar 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan padat sebagai pendamping ASI atau susu formula. Seiring bertambahnya usia, khususnya mendekati 1 tahun, makanan padat menjadi sumber nutrisi utama. Pada usia 1-2 tahun, sebagian besar kebutuhan gizi anak seharusnya dipenuhi dari makanan padat.
Penting bagi orang tua untuk memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi, terutama di usia 6-12 bulan, guna mendukung pertumbuhan yang optimal. Berikut adalah contoh menu yang direkomendasikan untuk anak usia 1-2 tahun:
Sarapan
- Bubur oatmeal dengan potongan buah seperti pisang atau stroberi.
- Telur orak-arik dengan roti gandum panggang.
- Smoothie dari yogurt, buah-buahan, dan sayuran hijau seperti bayam.
Camilan Pagi
- Potongan buah-buahan seperti apel, pir, atau jeruk.
- Keju rendah garam atau potongan kecil roti gandum.
Makan Siang
- Nasi atau pasta dengan daging ayam cincang, sayuran kukus (wortel, brokoli), dan sedikit keju parut.
- Sup sayuran dengan kacang-kacangan dan sedikit daging sapi atau ayam.
- Tahu atau tempe yang dipotong kecil-kecil, dimasak dengan saus tomat buatan rumah.
Camilan Sore
- Yogurt alami tanpa gula dengan potongan buah segar.
- Biskuit gandum utuh dengan selai kacang (tanpa gula tambahan).
Makan Malam
- Nasi tim dengan ikan, sayuran seperti bayam atau labu, dan sedikit minyak zaitun.
- Omelet dengan sayuran (seperti bayam, tomat) dan sedikit keju.
- Bubur jagung dengan kacang polong dan daging ayam atau sapi cincang.
Minuman
- Air putih dan susu, jika diperlukan, sebagai pelengkap. Hindari jus dengan tambahan gula.
6. Menyapih dengan Mengurangi Durasi Menyusui
Teknik ini melibatkan pengurangan durasi menyusui secara bertahap agar anak dapat beradaptasi dengan perubahan. Contohnya, jika anak biasanya menyusui selama 15 menit, durasinya dikurangi menjadi 10 menit selama beberapa hari, kemudian 5 menit, hingga sesi menyusui berakhir sepenuhnya.
Studi di Journal of Pediatrics (2018) yang melibatkan 120 ibu dan anak usia 1-2 tahun menemukan bahwa 80% ibu berhasil menyapih dalam 4-6 minggu tanpa menghadapi resistensi berarti dari anak.
7. Metode WWL
WWL merupakan singkatan dari “Wean with Love” atau “Menyapih dengan Cinta,” adalah pendekatan menyapih yang menekankan pada perasaan dan kebutuhan emosional anak selama proses transisi dari ASI atau susu formula ke makanan padat.
Teknik ini didasarkan pada prinsip bahwa menyapih harus dilakukan secara bertahap dan penuh kasih sayang, tanpa tekanan atau paksaan, untuk memastikan anak merasa aman dan dicintai selama masa perubahan yang signifikan ini.
Tanda-Tanda si Kecil sudah Siap Disapih
Mengetahui kapan anak siap untuk disapih adalah langkah penting dalam memastikan proses yang lancar dan minim stres. Beberapa tanda umum bahwa anak mungkin siap untuk disapih meliputi:
- Anak menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap makanan padat dan makan dengan baik saat waktu makan.
- Anak secara alami mengurangi frekuensi menyusui dan lebih sering mengandalkan makanan atau minuman lain.
- Anak mungkin mengalami ketidaknyamanan atau mengalami kesulitan saat menyusui, seperti gigitan atau menolak menyusui.
- Kebutuhan mengomunikasikan kebutuhan, seperti dengan kata-kata atau bahasa tubuh.
Kesimpulannya, cara menyapih anak adalah proses yang sangat personal dan membutuhkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan si kecil. Dengan kesabaran, konsistensi, dan perhatian, Bunda dapat membuat proses menyapih menjadi pengalaman yang positif dan mendukung perkembangan emosional serta fisik anak.
Bunda tertarik dengan informasi moms and baby lainnya? Yuk, kunjungi media sosial Navila di di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semangat selalu Bunda hebat!