Ketika melihat si kecil tampak aktif lalu tiba-tiba jantungnya berdetak kencang, banyak orang tua langsung cemas dan khawatir terjadi sesuatu. Padahal, detak jantung yang cepat tidak selalu menandakan bahaya, Mams. Secara alami, detak jantung normal anak memang lebih tinggi dibanding orang dewasa, terutama pada bayi dan balita yang tubuhnya masih dalam tahap pertumbuhan dan memerlukan lebih banyak energi.

Namun, penting bagi Mams memahami kisaran detak jantung normal anak sesuai usia. Pengetahuan ini membantu Mams membedakan mana kondisi yang masih aman dan mana yang perlu diperiksa lebih lanjut. Dalam artikel ini, Mams akan menemukan panduan lengkap tentang detak jantung normal bayi dan anak berdasarkan usia, cara memeriksa nadi anak secara sederhana di rumah, hingga tanda-tanda yang perlu diwaspadai bila denyut jantung terlalu cepat (takikardia) atau justru terlalu lambat (bradikardia).

Mengapa Detak Jantung Anak Lebih Cepat dari Orang Dewasa?

Detak jantung anak yang lebih cepat merupakan hal alami dan disebabkan oleh ukuran jantung yang lebih kecil serta metabolisme tubuh yang lebih tinggi. Karena kapasitas jantung anak dalam memompa darah per denyut masih terbatas, organ ini harus bekerja lebih sering untuk memastikan suplai oksigen dan nutrisi tetap tercukupi ke seluruh tubuh. Penelitian dalam The Lancet mencatat bahwa detak jantung normal bayi baru lahir dapat mencapai hingga 145 denyut per menit, dan akan menurun perlahan seiring bertambahnya usia.

Selain faktor ukuran, metabolisme tubuh anak yang tinggi juga memengaruhi kecepatan detak jantungnya. Bayi dan balita membutuhkan energi besar untuk proses tumbuh kembang yang pesat, seperti pembentukan jaringan, perkembangan otak, serta fungsi organ vital. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, jantung harus bekerja lebih cepat agar oksigen dan zat gizi tersebar optimal. Karena itu, meski saat beristirahat sekalipun, detak jantung normal anak tetap lebih tinggi dibanding orang dewasa yang metabolismenya sudah stabil.

Faktor eksternal juga bisa membuat jantung anak berdetak lebih cepat, seperti demam, tangisan, aktivitas fisik, atau rasa takut. Kondisi-kondisi ini memicu sistem saraf simpatik untuk meningkatkan denyut jantung sementara. Sebaliknya, saat anak tidur atau rileks, detaknya menurun secara alami karena tubuh berada dalam keadaan tenang. Jadi, selama tidak disertai gejala seperti napas cepat, lemas, atau wajah pucat, detak jantung normal bayi dan anak yang cepat masih tergolong wajar dan merupakan reaksi tubuh terhadap situasi tertentu.

Navila All Products

Detak Jantung Normal Anak Berdasarkan Usia

UsiaMedian (Denyut/Menit)Kisaran Normal (Persentil 2,5 – 97,5)
0–1 bulan~127 bpm107 – 181 bpm (The Lancet)
1–3 bulansedikit di bawah puncak—
3–6 bulan~140 bpm104 – 175 bpm (The Lancet)
6–9 bulan~134 bpm98 – 168 bpm (The Lancet)
9–12 bulan~128 bpm93 – 161 bpm (The Lancet)
1–2 tahun~116 bpm82 – 149 bpm (The Lancet)
2–3 tahun~110 bpm76 – 142 bpm (The Lancet)
3–4 tahun~104 bpm70 – 136 bpm (The Lancet)
4–6 tahun~98 bpm65 – 131 bpm (The Lancet)
6–8 tahun~91 bpm59 – 123 bpm (The Lancet)
8–12 tahun~84 bpm52 – 115 bpm (The Lancet)
12–15 tahun~78 bpm47 – 108 bpm (The Lancet)
15–18 tahun~73 bpm43 – 104 bpm (The Lancet)

Detak jantung merupakan salah satu indikator penting untuk menilai kesehatan jantung dan sirkulasi darah anak. Berdasarkan data The Lancet, detak jantung normal anak saat beristirahat menurun seiring pertambahan usia. Normal detak jantung bayi baru lahir biasanya berada dalam kisaran 120–160 kali per menit, anak usia sekolah sekitar 70–110 kali per menit, dan remaja mencapai rentang 60–100 kali per menit, mendekati nilai normal orang dewasa.

Penurunan ini menunjukkan bahwa jantung semakin efisien dalam memompa darah seiring pertumbuhan. Agar hasil pengukuran akurat, pastikan anak dalam keadaan tenang ketika diperiksa. Pengukuran setelah bermain, menangis, atau aktivitas fisik bisa menghasilkan angka lebih tinggi. Variasi kecil di luar normal nadi pada anak tidak selalu berarti ada gangguan, terutama bila anak tetap aktif dan tidak menunjukkan tanda-tanda seperti sesak napas, pusing, atau lemas.

Menariknya, anak atau remaja yang rutin berolahraga bisa memiliki detak jantung istirahat lebih rendah, sekitar 40–60 kali per menit. Kondisi ini disebut athlete’s heart, di mana jantung bekerja lebih efisien berkat latihan teratur. Selama tidak disertai keluhan seperti mudah lelah atau pingsan, kondisi ini masih tergolong normal.

Cara Memeriksa Nadi Anak di Rumah dengan Aman dan Akurat

Mengecek nadi anak di rumah merupakan cara sederhana yang bisa Mams lakukan untuk memantau kesehatannya. Tak perlu alat khusus, cukup gunakan dua jari, telunjuk dan jari tengah, yang diletakkan di pergelangan tangan bagian dalam (arteri radial) atau sisi leher (arteri karotis). Rasakan denyutan halusnya dan hindari penggunaan ibu jari agar hasilnya tidak bias seperti disarankan oleh Mayo Clinic dan KidsHealth.

Berikut langkah-langkah mudah yang bisa Mams ikuti:

  1. Pastikan anak dalam keadaan tenang dan rileks.
  2. Letakkan dua jari di titik nadi pilihan (pergelangan tangan atau leher).
  3. Tekan lembut hingga terasa denyutnya.
  4. Hitung selama 60 detik penuh, atau 30 detik lalu kalikan dua bila denyut teratur.
  5. Bandingkan hasilnya dengan kisaran normal nadi pada anak sesuai usia.

Kini, Mams juga bisa memanfaatkan smartwatch atau aplikasi ponsel untuk membantu memantau detak jantung normal anak, terutama pada anak yang lebih besar. Namun, bila hasil dari perangkat digital berbeda jauh dari pengukuran manual, sebaiknya periksa kembali atau konsultasikan dengan dokter.

Kapan Orang Tua Harus Waspada dan Menghubungi Dokter

Detak jantung anak bisa menjadi sinyal penting dari kondisi kesehatannya. Bila jantung berdetak terlalu cepat (takikardia) atau terlalu lambat (bradikardia) saat anak beristirahat, Mams perlu lebih waspada. Secara umum, detak jantung normal anak saat tenang berada di kisaran 70–110 denyut per menit, tergantung usia. Jika detak mencapai lebih dari 200 denyut per menit tanpa aktivitas berat, atau turun di bawah 50 denyut per menit disertai gejala seperti pucat dan lemas, segera lakukan pemeriksaan medis.

Tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan antara lain pusing, sesak napas, linglung, berkeringat dingin, atau bahkan pingsan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa suplai oksigen ke otak dan tubuh mungkin tidak optimal. Bila perubahan irama jantung terjadi berulang, catat waktu dan situasinya untuk membantu dokter menilai penyebabnya lebih akurat.

Penyebab gangguan irama jantung bisa beragam, mulai dari demam tinggi, dehidrasi, stres emosional, efek obat, hingga kelainan jantung bawaan. Pada anak dengan riwayat jantung, perubahan kecil sekalipun sebaiknya segera diperiksa. Jika detak jantung terasa tidak wajar dan disertai gejala berat, segera bawa ke dokter anak atau spesialis jantung anak agar bisa dilakukan pemeriksaan seperti EKG atau tes darah untuk menemukan penyebab pastinya.

A Word From Navila

Memahami detak jantung normal anak sesuai usia membantu Mams menilai kondisi si kecil dengan lebih tenang dan rasional. Detak yang cepat tidak selalu berarti bahaya, sebagian besar merupakan tanda tubuh yang sedang tumbuh dan beradaptasi. Namun, mengetahui batas normal, cara memeriksa dengan benar, serta kapan harus waspada tetap penting agar setiap perubahan bisa ditangani sejak dini.

Dengan pemantauan rutin dan konsultasi tepat waktu, Mams turut menjaga kesehatan jantung si kecil sejak dini, fondasi penting bagi tumbuh kembang yang optimal. Detak jantung yang sehat menjadi awal dari sistem peredaran darah yang kuat. Yuk, lanjutkan dengan membaca artikel Kegiatan Anggota Keluarga dalam Upaya Menjaga Kesehatan Organ Peredaran Darah dan temukan berbagai cara sederhana menjaga jantung serta sirkulasi darah anak tetap kuat dan sehat sejak dini.


References

  • Children’s Health Queensland. Anatomical and Physiological Differences in Children. Retrieved from https://www.childrens.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0031/179725/how-children-are-different-anatomical-and-physiological-differences.pdf
  • Saikia, D., & Mahanta, B. (2019). Cardiovascular and respiratory physiology in children. Indian journal of anaesthesia, 63(9), 690-697.
  • Fleming, S., Thompson, M., Stevens, R., Heneghan, C., Plüddemann, A., Maconochie, I., … & Mant, D. (2011). Normal ranges of heart rate and respiratory rate in children from birth to 18 years of age: a systematic review of observational studies. The Lancet, 377(9770), 1011-1018.
  • Mayo Clinic. How to take your pulse. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/how-to-take-pulse/art-20482581
  • Kids Health. How to Take Your Child’s Pulse. Retrieved from https://kidshealth.org/en/parents/take-pulse.html
  • RCH. Supraventricular Tachycardia SVT. Retrieved from https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/supraventricular_tachycardia_svt/