Batuk dan bersin mungkin terdengar sepele, namun bisa berdampak besar jika dilakukan tanpa etika, terutama di tempat umum. Banyak orang masih belum menyadari bahwa satu batuk tanpa penutup mulut bisa menyebarkan ribuan partikel droplet pembawa penyakit. Apalagi sejak pandemi, kesadaran akan kebersihan pernapasan menjadi sorotan penting dalam kehidupan sehari-hari. Etika batuk dan bersin kini bukan sekadar soal sopan santun, tapi bagian dari tanggung jawab sosial dan kesehatan publik.
Sayangnya, kebiasaan sederhana ini masih sering diabaikan. Tak jarang, kita melihat orang bersin sembarangan, tanpa menutup hidung atau mencuci tangan setelahnya. Padahal, cara yang salah bisa menularkan penyakit ke orang lain dalam hitungan detik. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana etika batuk dan bersin yang benar menurut panduan medis, kesalahan umum yang perlu dihindari, dan cara menanamkan kebiasaan ini sejak dini.
Mengapa Etika Batuk dan Bersin Itu Penting?
Batuk dan bersin memang reaksi alami tubuh, namun juga merupakan jalur utama penyebaran virus dan bakteri. Saat seseorang batuk atau bersin, ia mengeluarkan ribuan droplet kecil yang bisa mengandung virus flu, COVID-19, TBC, hingga RSV. Droplet ini bisa melayang di udara sejauh 1–2 meter, dan dalam kondisi tertentu, bahkan bertahan di udara selama beberapa menit.
Ketika hal ini terjadi di ruang publik, seperti dalam kendaraan umum, ruang kerja, atau sekolah, risiko penularan meningkat tajam. Studi di Wuhan bahkan menemukan jejak virus COVID-19 hingga sejauh 4 meter dari pasien, membuktikan betapa jauhnya partikel droplet bisa menjangkau. Oleh karena itu, tindakan seperti menutup mulut saat batuk bukan hanya soal etika pribadi, melainkan langkah preventif yang bisa menyelamatkan orang lain.
Lebih jauh lagi, etika batuk dan bersin adalah bagian dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tindakan sederhana seperti menutup mulut dengan benar atau mencuci tangan setelah batuk bisa berdampak besar bagi kesehatan kolektif. Saat hal ini dibiasakan sejak dini, maka akan terbentuk budaya saling menjaga, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat luas.
Etika Batuk dan Bersin yang Disarankan oleh WHO & Kementerian Kesehatan
Menurut WHO dan Kementerian Kesehatan RI, etika batuk dan bersin merupakan bagian dari respiratory hygiene atau kebersihan saluran pernapasan. Tujuannya jelas: meminimalisir penularan penyakit menular, terutama di lingkungan umum. Meski sederhana, kebiasaan ini sangat efektif dalam mencegah penyebaran virus.
Berikut adalah lima etika batuk dan bersin yang direkomendasikan WHO dan Kemenkes:
- Tutup mulut dan hidung dengan siku bagian dalam atau tisu sekali pakai. Hindari menggunakan telapak tangan, karena tangan bisa menyebarkan virus ke berbagai permukaan.
- Buang tisu bekas ke tempat sampah tertutup segera setelah digunakan. Jangan biarkan tisu bekas berserakan atau disimpan di saku.
- Hindari menutup mulut dengan tangan kosong. Tangan yang terkontaminasi bisa memindahkan virus ke HP, gagang pintu, atau wajah.
- Cuci tangan dengan sabun atau gunakan hand sanitizer berbasis alkohol minimal 60%. Lakukan setidaknya selama 20 detik setelah batuk atau bersin.
- Gunakan masker jika batuk atau bersin tidak kunjung berhenti. Ini penting terutama saat berada di tempat umum seperti sekolah, kantor, atau transportasi.
Namun kenyataannya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan, misalnya batuk ke udara tanpa menutup mulut, atau bersin ke tangan lalu menyentuh benda publik. Hal ini bisa memicu fomite transmission, yaitu penularan penyakit melalui benda yang terkontaminasi. Dengan menerapkan etika batuk yang benar, kita bukan hanya melindungi diri, tapi juga orang-orang rentan di sekitar seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.
Cara Mengajarkan Etika Batuk dan Bersin ke Anak Sejak Dini
Menanamkan etika batuk dan bersin pada anak sebaiknya dimulai sejak usia dini. Anak-anak usia prasekolah berada dalam fase meniru, sehingga mereka akan lebih mudah memahami jika diajarkan melalui contoh langsung atau permainan yang menyenangkan.
Orang tua bisa mengajak anak bermain peran sebagai dokter dan pasien sambil mempraktikkan cara batuk ke siku. Lagu-lagu edukatif atau video animasi juga bisa jadi media belajar yang efektif. Yang terpenting, orang tua dan guru harus konsisten memberi contoh yang benar setiap hari.
Studi dari Child Health Nursing Research Korea menunjukkan bahwa perilaku anak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan orang tua. Jadi, ketika anak melihat orang dewasa rutin menutup mulut saat batuk, mereka akan cenderung menirunya. Ini adalah cara efektif membentuk kebiasaan sehat sekaligus membangun kesadaran sosial anak sejak dini.
Bagaimana Budaya Etika Batuk dan Bersin di Negara Lain?
Etika batuk dan bersin sangat berkaitan dengan budaya dan nilai sosial suatu negara. Di Jepang, misalnya, memakai masker adalah bagian dari etika sosial yang telah lama diterapkan, jauh sebelum pandemi. Masyarakat Jepang percaya bahwa batuk tanpa penutup di ruang publik adalah perilaku yang tidak bertanggung jawab. Bahkan setelah aturan masker dilonggarkan, lebih dari 70% warganya tetap mengenakan masker saat merasa kurang sehat.
Di negara-negara Barat seperti Eropa dan Amerika, etika batuk dan bersin juga diperhatikan, terutama saat pandemi berlangsung. Namun, kesadaran ini sering kali mengikuti regulasi pemerintah. Ketika aturan longgar, sebagian masyarakat kembali pada kebiasaan lama. Meski begitu, batuk sembarangan tetap dianggap tidak sopan, terutama di ruang publik seperti kantor atau kereta.
Di Indonesia, pandemi telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya etika batuk dan bersin. Kini, banyak kantor, sekolah, dan ruang publik menyediakan tisu, hand sanitizer, bahkan poster edukasi. Namun, penerapan di lapangan belum seragam. Karena itu, penting bagi kita untuk mendorong budaya baru: menjaga orang lain adalah bentuk tanggung jawab sosial, bukan semata aturan.
A Word From Navila
Etika batuk dan bersin mungkin tampak sepele, tapi dampaknya nyata bagi kesehatan sekitar. Dengan menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta mencuci tangan setelahnya, kita membantu mencegah penyebaran penyakit seperti flu, TBC, hingga COVID-19. Ini adalah kebiasaan kecil dengan dampak besar, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Untuk mendukung gaya hidup bersih dan sehat, gunakan juga Minyak Telon Navila dan Minyak Kayu Putih Navila dalam rutinitas harian keluarga. Selain memberikan kehangatan, keduanya juga menghadirkan sensasi nyaman dan aroma menenangkan yang cocok untuk seluruh anggota keluarga. Oleskan setelah mandi atau sebelum tidur untuk menjaga tubuh tetap hangat dan rileks. Bersama Navila, kita bisa ciptakan lingkungan yang sehat, peduli, dan terlindungi!
References
- Verywell Health. How Germs Are Transmitted—And How to Protect Yourself. Retrieved from https://www.verywellhealth.com/droplet-transmission-3956438
- WHO. Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for IPC precaution recommendations. Retrieved from https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/modes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
- Kemenkes. Jangan Asal Bersin Dan Batuk, Kenali Etika Bersin Dan Batuk Agar Tidak Menularkan Penyakit. Retrieved from https://ayosehat.kemkes.go.id/jangan-asal-bersin-dan-batuk-kenali-etika-bersin-dan-batuk-agar-tidak-menularkan-penyaki
- Siegel, J. D., Rhinehart, E., Jackson, M., Chiarello, L., & Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee. (2019, May). 2007 Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Infectious Agents in Health Care Settings. https://www.academia.edu/download/56539327/Isolation2007.pdf
- Verywell Health. Reasons Why You Should Cover Your Cough. Retrieved from https://www.verywellhealth.com/why-you-should-cover-your-cough-770726
- Younie, S., Crosby, S., Firth, C., McNicholl, J., & Laird, K. (2024). “Bye-bye germs”: respiratory tract infection prevention—an education intervention for children. Education Sciences, 14(3), 302. https://www.mdpi.com/2227-7102/14/3/302
- Kim, J., & Oh, S. (2021). The relationship between mothers’ knowledge and practice level of cough etiquette and their children’s practice level in South Korea. Child health nursing research, 27(4), 385. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8650946/
- Steinbauer, P., Bichler, M., Fuiko, R., Seferagic, S., Haas, H., Lisy, T., … & Giordano, V. (2025). CARTOON-based educational intervention for children to foster hygiene knowledge and emotional resilience in preschool children: a randomized controlled trial. Frontiers in Pediatrics, 13, 1514793. https://www.frontiersin.org/journals/pediatrics/articles/10.3389/fped.2025.1514793/full
- Nippon. Mask Culture in Japan. Retrieved from https://www.nippon.com/en/features/jg00084/mask-culture-in-japan.html
- Vanityfair. If 80% of Americans Wore Masks, COVID-19 Infections Would Plummet, New Study Says. Retrieved from https://www.vanityfair.com/news/2020/05/masks-covid-19-infections-would-plummet-new-study-says