Pernah dengar tentang hepatoblastoma, Mams? Nama ini mungkin terdengar asing, tapi sebenarnya penyakit ini bisa mengintai siapa saja, terutama anak usia balita. Hepatoblastoma adalah salah satu jenis kanker hati langka dan memiliki dampak yang bisa sangat serius jika tidak terdeteksi sejak awal. Jenis tumor hati pediatrik ini termasuk agresif dan memerlukan perhatian serius dari orang tua.
Menurut data WHO, hepatoblastoma hanya terjadi pada 1 dari 1 juta anak setiap tahunnya. Namun sayangnya, Banyak orang tua baru menyadari keberadaan penyakit ini saat gejalanya sudah cukup parah. Itulah mengapa Mams perlu tahu tanda-tandanya sejak dini. Lebih cepat dikenali, lebih besar kemungkinan anak bisa sembuh total.
Apa Itu Hepatoblastoma?
Hepatoblastoma adalah jenis kanker hati ganas yang jarang terjadi dan biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 3 tahun. Penyakit ini berasal dari sel-sel hati yang belum matang dan tumbuh dengan cepat. Dalam dunia medis, kondisi ini juga dikenal sebagai salah satu neoplasma hepatik anak yang paling umum meskipun langka. Kebanyakan kasus ditemukan saat anak berusia 18 bulan. Meski jarang, kanker ini perlu dikenali sejak dini karena pertumbuhannya sangat agresif.
Kanker hati pada anak ini berbeda dengan yang terjadi pada orang dewasa. Pada orang dewasa, kanker hati sering disebabkan oleh penyakit hati kronis seperti hepatitis atau sirosis. Sementara itu, hepatoblastoma biasanya muncul tanpa riwayat penyakit hati sebelumnya. Kabar baiknya, hepatoblastoma lebih responsif terhadap kemoterapi dibandingkan kanker hati dewasa.
Meski jarang, hepatoblastoma bisa menyebar ke paru-paru dan menjadi lebih sulit ditangani. Oleh karena itu, penting untuk waspada dan segera memeriksakan anak jika muncul gejala mencurigakan. Deteksi dini dapat meningkatkan peluang sembuh hingga 90% tergantung stadium dan respons terhadap pengobatan.
Penyebab dan Gejala Hepatoblastoma
Memahami penyebab dan tanda-tanda awalnya sangat penting agar pengobatan bisa dilakukan sejak dini. Berikut penjelasan mengenai faktor penyebab dan gejala yang harus diwaspadai.
Penyebab
Hingga kini, belum ditemukan penyebab tunggal yang pasti dari hepatoblastoma. Namun, sejumlah faktor risiko telah diidentifikasi berdasarkan penelitian medis internasional. Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan sangat rendah berisiko lebih tinggi mengalami kanker ini. Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit langka pada balita yang sering kali tidak diketahui sampai tahap lanjut.
Gejala
Gejala hepatoblastoma sering kali sulit dikenali di awal karena menyerupai masalah pencernaan atau infeksi ringan. Namun, ada beberapa tanda fisik yang perlu diwaspadai oleh orang tua:
- Perut membesar atau tampak tidak simetris
- Nyeri di area perut, terutama bagian kanan atas
- Mual dan muntah tanpa sebab yang jelas
- Penurunan nafsu makan dan berat badan
- Kulit dan mata tampak menguning (jaundice)
- Demam yang tidak diketahui penyebabnya
- Anak tampak lesu, mudah lelah, atau pucat akibat anemia
Jika anak menunjukkan lebih dari satu gejala di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Deteksi dini memberi peluang pengobatan yang lebih efektif dan meningkatkan tingkat kesembuhan dari kanker ganas pada anak usia dini seperti ini.
Penanda untuk Hepatoblastoma
Alpha-fetoprotein (AFP) adalah penanda utama yang digunakan untuk mendeteksi hepatoblastoma. Sebagian besar anak dengan kanker ini menunjukkan kadar AFP yang sangat tinggi dalam darah. Pemeriksaan AFP juga membantu dokter memantau apakah pengobatan berjalan efektif. Namun, pada sebagian kecil kasus, AFP bisa tetap rendah, terutama jika jenis kankernya lebih ganas.
Selain tes darah, dokter biasanya menggunakan USG, CT scan, atau MRI untuk melihat lebih jelas kondisi hati anak. Pemeriksaan ini membantu menentukan ukuran dan penyebaran tumor. Meski begitu, diagnosis pasti hanya bisa ditegakkan lewat biopsi. Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari hati untuk diperiksa di laboratorium.
Sindrom yang Berhubungan dengan Hepatoblastoma
Beberapa sindrom genetik diketahui meningkatkan risiko hepatoblastoma pada anak. Beckwith-Wiedemann Syndrome (BWS) adalah kondisi langka yang menyebabkan pertumbuhan berlebih dan sering dikaitkan dengan tumor hati. Familial Adenomatous Polyposis (FAP) juga bisa meningkatkan risiko, karena mutasi gen APC yang memengaruhi pertumbuhan sel. Selain itu, Simpson-Golabi-Behmel Syndrome (SGBS), yang diturunkan dari kromosom X, juga sering dikaitkan dengan risiko kanker hati pada anak.
Anak dengan sindrom-sindrom tersebut sebaiknya menjalani skrining genetik dan pemeriksaan berkala. Pemantauan rutin seperti USG perut tiap 3 bulan dan pemeriksaan kadar AFP bisa membantu deteksi dini. Bila ada riwayat keluarga dengan kondisi ini, segera konsultasikan ke dokter genetika atau onkologi anak. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Pengobatan Hepatoblastoma
Pengobatan hepatoblastoma biasanya adalah dimulai dengan kemoterapi untuk mengecilkan tumor agar lebih mudah diangkat. Protokol seperti SIOPEL (International Childhood Liver Tumors Strategy Group) sering digunakan. Studi menunjukkan bahwa 89% pasien menerima kemoterapi neoadjuvan sebelum tindakan bedah, dengan hasil yang menjanjikan.
Setelah itu, dokter akan melakukan operasi untuk mengangkat seluruh tumor. Jika tumor terlalu besar atau tidak bisa diangkat, transplantasi hati bisa menjadi pilihan. Data dari JAMA Surgery menunjukkan bahwa pasien yang menjalani transplantasi hati primer memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 78%. Perkembangan pengobatan ini membuat peluang sembuh anak-anak dengan hepatoblastoma semakin besar.
Selain tindakan medis, keberhasilan pengobatan juga bergantung pada tim multidisiplin yang terdiri dari dokter, psikolog, dan ahli gizi. Mereka bekerja sama untuk menjaga kesehatan fisik dan mental anak selama perawatan. Dukungan ini sangat penting agar anak tetap kuat dan tumbuh dengan baik setelah pengobatan selesai.
A Word From Navila
Hepatoblastoma adalah kanker hati langka yang sering menyerang anak balita. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Jika anak menunjukkan gejala seperti perut membesar atau mudah lelah, segera periksakan ke dokter. Jangan tunggu sampai terlambat, karena penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa anak.
Sebagai orang tua, menjaga kesehatan anak bukan hanya soal pengobatan, tetapi juga pencegahan sejak dini lewat gaya hidup yang lebih sehat. Salah satu langkah sederhana yang bisa Anda mulai dari sekarang adalah memberikan camilan bergizi dan lezat untuk si kecil. Yuk, temukan ide-ide camilan sehat yang mudah dibuat di rumah, hanya di: Resep Camilan Sehat untuk Anak.
References
- Orpha. Hepatoblastoma. Retrieved from https://www.orpha.net/en/disease/detail/449
- Huang, S., Lin, Y., Liu, S., Shang, J., & Wang, Z. (2024). Impact of treatment on the prognosis of childhood in hepatoblastoma: A SEER based analysis. Heliyon, 10(14). https://www.cell.com/heliyon/fulltext/S2405-8440(24)10541-5
- Karolinska Hospital. Hepatoblastoma. Retrieved from https://www.karolinskahospital.com/care-at-karolinska/conditions/hepatoblastoma/
- McLaughlin, C. C., Baptiste, M. S., Schymura, M. J., Nasca, P. C., & Zdeb, M. S. (2006). Maternal and infant birth characteristics and hepatoblastoma. American journal of epidemiology, 163(9), 818-828. https://academic.oup.com/aje/article-abstract/163/9/818/108789
- Valley Children’s Healthcare. Hepatoblastoma in Children. Retrieved from https://www.valleychildrens.org/services/cancer-and-blood-disorders-center/conditions-we-treat/hepatoblastoma
- De Ioris, M., Brugieres, L., Zimmermann, A., Keeling, J., Brock, P., Maibach, R., … & Perilongo, G. (2008). Hepatoblastoma with a low serum alpha-fetoprotein level at diagnosis: the SIOPEL group experience. European journal of cancer, 44(4), 545-550. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959804907009677
- Feka, P., Gauthier, F., & Wildhaber, B. E. (2013). Beckwith–Wiedemann syndrome with hepatoblastoma and infantile hepatic hemangioma: A patient-specific management. Journal of Pediatric Surgery Case Reports, 1(4), 53-55. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S221357661300033X
- Küpesiz, F. T., Akınel, A. N., AkbaÅŸ, H., Sivrice, Ç., Kintrup, G. T., Karagüzel, G., … & Güler, E. (2022). Multidisciplinary Management of Pediatric Hepatoblastoma: a 20-year single-center experience. The Turkish Journal of Gastroenterology, 33(12), 1069. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9797744/
- Pham, T. A., Gallo, A. M., Concepcion, W., Esquivel, C. O., & Bonham, C. A. (2015). Effect of liver transplant on long-term disease-free survival in children with hepatoblastoma and hepatocellular cancer. JAMA surgery, 150(12), 1150-1158. https://jamanetwork.com/journals/jamasurgery/article-abstract/2429289
1 comment