Tahukah Mams bahwa masalah kesehatan mental anak bergantung pada parenting orang tua. Di usia dini, otak dan tubuh anak sedang berkembang dengan pesat, ini sangat rentan terhadap pengaruh luar.

Jika pola asuh Mams tidak dilakukan dengan baik, maka akan mengganggu kesehatan mental si kecil. Psikologi mengungkapkan, kedekatan orang tua dan anak sangat berpengaruh pada emosional sang anak hingga dewasa. Inilah mengapa sangat penting bagi Mams untuk mengetahui kesehatan mental anak sejak dini. 

Orang Tua yang Baik Tahu tentang Peran Dirinya dalam Kesehatan Mental Anaknya

Asosiasi Jiwa untuk Kesehatan Mental Bayi & Anak Usia Dini menyatakan bahwa tahun-tahun awal kehidupan merupakan dasar penting untuk kesehatan mental dan perkembangan sosial-emosional anak. Perawatan yang baik pada masa bayi, termasuk perhatian penuh dari orang tua, sangat penting untuk mendukung perkembangan ini.

Kasih sayang yang diterima anak akan mempengaruhi cara mereka menjelajahi dunia dan membangun hubungan sosial. Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak, dan interaksi antar anggota keluarga berpengaruh besar pada perkembangan emosi anak.

Keluarga dengan dinamika emosional yang intens dapat memengaruhi cara anak mengelola perasaannya di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pola asuh yang mendukung agar anak merasa aman dan terlindungi.

Pola asuh yang positif berhubungan langsung dengan kesehatan mental anak. Sebaliknya, perlakuan negatif dapat menimbulkan stres dan rasa takut yang berbahaya bagi perkembangan emosional mereka.

Faktor Apa saja yang Mempengaruhi Kesehatan Mental pada Anak?

Selain dari faktor pola asuh orang tua, kesehatan mental anak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal. Berikut penjelasannya:

1. Lingkungan Sosial

Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), interaksi sosial dan pengalaman di sekolah sangat mempengaruhi kesehatan mental anak. Anak yang di-bully atau terisolasi sosial berisiko mengalami kecemasan dan depresi. Sebaliknya, dukungan teman sebaya dan partisipasi dalam kegiatan sosial dapat meningkatkan kesejahteraan emosional serta memperkuat rasa keterhubungan dan dukungan.

2. Faktor Genetik dan Biologis

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam NIH, riwayat keluarga dengan gangguan mental dapat meningkatkan risiko anak mengembangkan kondisi serupa. Selain itu, kondisi seperti ADHD dan gangguan spektrum autisme dapat mempengaruhi bagaimana anak berfungsi secara emosional dan sosial.

3. Faktor Lingkungan

Kesejahteraan ekonomi keluarga berpengaruh pada kesehatan mental anak. Penelitian dalam NIH menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi lebih rentan terhadap stres dan masalah kesehatan mental akibat ketidakpastian dan keterbatasan sumber daya.

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil, seperti kekerasan domestik atau sering pindah rumah, juga menghadapi tantangan emosional yang lebih besar.

4. Pengalaman Traumatik

Pengalaman traumatik, seperti kekerasan, penyalahgunaan, atau kehilangan orang terkasih, dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental anak. Anak-anak yang mengalami trauma memerlukan dukungan dan intervensi yang sesuai untuk mengatasi dampak emosional dan psikologis.

5. Faktor Individual

Temperamen dan kepribadian individu mempengaruhi bagaimana anak menghadapi stres. Anak dengan temperamen yang lebih sensitif atau cenderung cemas mungkin lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Kesehatan Mental Orang Tua Menurun pada Kesehatan Mental Anak

Kesehatan mental orang tua dapat memengaruhi kesehatan mental anak, meski penyebab gangguan mental belum sepenuhnya dipahami. Gangguan mental bisa dipengaruhi oleh faktor genetik, namun tidak selalu diwariskan langsung. Peneliti belum berhasil menemukan gen spesifik yang bertanggung jawab atas gangguan mental.

Menurut Psikolog Ratna Yunita Setiyani Subardjo, gangguan mental pada anak lebih sering dipengaruhi oleh perilaku orang tua yang ditiru. Meskipun ada riwayat gangguan mental dalam keluarga, faktor lingkungan dan pengalaman masa kecil anak juga berperan penting dalam perkembangan kesehatan mental mereka.

Jenis-jenis Parenting Orang Tua dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Anak

Cara orang tua mendidik dan berinteraksi dengan anak sangat berpengaruh pada perkembangan psikologis dan perilaku mereka, yang berhubungan langsung dengan kesehatan mental anak. Pola asuh yang kurang baik, seperti terlalu protektif atau menekan kecenderungan alami anak, dapat meningkatkan kecemasan sosial pada anak.

Penting bagi orang tua untuk memahami gaya pengasuhan mereka agar dapat mendukung kesehatan mental anak. Menurut Baumrind, ada empat jenis pola asuh: 

1. Berwibawa (Authoritative)

Pola asuh otoritatif berfokus pada keseimbangan antara dukungan dan kendali, dengan perhatian yang lebih besar pada kebutuhan anak. Makagingge (2019) menyatakan bahwa ini adalah gaya pengasuhan yang paling sehat dan positif.

Orang tua yang mengasuh dengan cara ini menunjukkan kasih sayang, menghormati anak, serta berbicara dan mendengarkan dengan penuh perhatian, sambil menetapkan ekspektasi yang jelas.

Dampak pada Kesehatan Mental Anak

  • Memiliki kesehatan mental yang cenderung baik
  • Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
  • Keterampilan sosial yang baik
  • Mampu mengatasi stres dengan baik
  • Lebih rendah mengalami risiko masalah perilaku dan gangguan kecemasan

2. Otoriter (Authoritarian)

Pola asuh otoriter ditandai oleh aturan ketat, hukuman keras, dan kurangnya kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Orang tua yang menerapkan pola ini cenderung merasa keputusan mereka selalu benar, tanpa melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.

Mereka sangat mengontrol dan tidak responsif terhadap kebutuhan emosional anak, serta menuntut perilaku dewasa yang tidak sesuai usia.

Dampak pada Kesehatan Mental Anak

  • Seringkali menunjukkan tanda ketidaknyamanan dan harga diri yang rendah
  • Mengalami masalah kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam berinteraksi sosial
  • Merasa tidak dihargai dan tertekan

3. Permisif (Permissive)

Orang tua dengan gaya pengasuhan permisif cenderung responsif terhadap anak-anak dan memberi kebebasan lebih, namun sedikit memberi tuntutan. Pola asuh ini minim aturan dan bimbingan, sehingga anak memiliki kontrol besar atas perilakunya.

Meskipun memberikan penerimaan dan kehangatan yang penting untuk perkembangan anak, kebebasan yang berlebihan seringkali membuat anak kurang memahami norma sosial dan agama.

Dampak pada Kesehatan Mental Anak

  • Kurang dalam disiplin dan tanggung jawab
  • Mengalami masalah perilaku, seperti impulsif dan kesulitan mengatur diri sendiri
  • Kesulitan dalam memahami batasan sosial dan mengatasi frustasi

4. Demokratis (Democratic)

Pola asuh demokratis memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan dan membuat keputusan sendiri tanpa terlalu banyak campur tangan dari orang tua. Dalam pola asuh ini, anak diberi kebebasan untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya. Tujuannya adalah agar anak memiliki kontrol internal dan merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Dampak pada Kesehatan Mental Anak

  • Mandiri dan bertanggung jawab
  • Memiliki kesehatan mental yang baik
  • Berkemampuan baik dalam menghadapi tantangan dan tekanan hidup
  • Mempunyai kepercayaan diri yang baik
  • Berketerampilan sosial yang kuat

A Word From Navila

Itulah informasi mengenai kesehatan mental anak bergantung pada parenting orang tua. Penting bagi orang tua untuk memahami dampak gaya asuh dalam mendukung perkembangan sosial-emosional anak. Selain pola asuh, faktor lain seperti lingkungan sosial, genetik, kondisi ekonomi, dan pengalaman traumatik juga berperan. Dengan pemahaman ini, orang tua dapat memberikan dukungan yang tepat untuk perkembangan anak yang sehat secara emosional.


References

  • NIMH. Children and Mental Health: Is This Just a Stage? Retrieved from https://www.nimh.nih.gov/health/publications/children-and-mental-health
  • Rasic, D., Hajek, T., Alda, M., & Uher, R. (2014). Risk of mental illness in offspring of parents with schizophrenia, bipolar disorder, and major depressive disorder: a meta-analysis of family high-risk studies. Schizophrenia bulletin40(1), 28-38.
  • Behere, A. P., Basnet, P., & Campbell, P. (2017). Effects of family structure on mental health of children: A preliminary study. Indian journal of psychological medicine39(4), 457-463.