Mams, meski terlihat belum banyak mengerti dunia, bayi ternyata sudah mulai merasakan dan menyerap berbagai pengalaman emosional sejak hari pertama kelahirannya. Bahkan sebelum mampu bicara, mereka sudah bisa merespons kehangatan pelukan, nada suara, hingga ekspresi wajah kita. Sayangnya, masih banyak anggapan bahwa bayi terlalu kecil untuk merasakan stres, sehingga kesehatan mental mereka sering luput dari perhatian.

Padahal, justru di masa inilah fondasi kesehatan mental mulai dibentuk. Lewat interaksi penuh kasih, rasa aman, dan lingkungan yang stabil, otak bayi berkembang membentuk jalur emosional dan sosialnya. Pengalaman awal ini tidak hanya memengaruhi suasana hati, tapi juga kemampuan bayi membangun hubungan sosial dan mengatur emosi di masa depan. 

Di artikel ini, Mams akan menemukan penjelasan ilmiah dan panduan praktis untuk mendukung kesehatan mental bayi sejak dini, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang bahagia dan tangguh.

Kesehatan Mental Bayi Itu Nyata, Bukan Mitos

Mams, kesehatan mental pada bayi bukanlah sesuatu yang bisa disepelekan. Walau belum bisa berbicara, mereka punya cara sendiri dalam merasakan dan merespons dunia di sekitarnya. Tatapan mata yang saling bertemu, pelukan yang hangat, hingga suara lembut orang tua, semuanya menjadi bekal penting dalam membangun rasa aman dan kepercayaan. Studi dari Harvard Center on the Developing Child bahkan menegaskan bahwa pengalaman emosional di tahun pertama kehidupan membentuk arsitektur otak yang memengaruhi cara anak mengelola emosi dan belajar di masa depan.

Namun, bila hubungan emosional ini terganggu, dampaknya bisa besar. Penelitian dari Zero to Three menyebutkan bahwa pengasuhan yang tidak responsif bisa memicu sistem stres bayi. Bila terjadi terus-menerus, hormon kortisol akan meningkat dan memengaruhi perkembangan sistem saraf. Akibatnya, bayi mungkin menjadi lebih mudah cemas, sulit tidur, atau tampak tidak nyaman secara emosional. Ini bukan sekadar fase yang akan lewat, melainkan bisa membekas dalam jangka panjang.

Berita baiknya, Mams bisa mencegah hal ini dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten. Menanggapi tangis, memberikan pelukan, atau sekadar menyapa dengan suara lembut sangat berpengaruh bagi bayi. Studi dari National Scientific Council on the Developing Child menunjukkan bahwa kelekatan yang aman membantu anak membangun ketahanan mental yang kuat. Jadi, kehadiran emosional Mams sangatlah berharga dalam membentuk masa depan si kecil.

Stres Orang Tua Bisa Menular ke Bayi

Mams mungkin tidak menyangka, tapi stres yang dirasakan orang tua, terutama ibu, bisa memengaruhi kondisi emosional bayi. Saat ibu mengalami kecemasan, depresi, atau kelelahan, tubuhnya memproduksi hormon stres seperti kortisol. Hormon ini bisa terbawa ke bayi, terutama melalui interaksi fisik intens seperti menyusui atau menggendong. Penelitian dari University of California, San Francisco menunjukkan bahwa kadar kortisol ibu berkaitan langsung dengan kadar kortisol dalam tubuh bayi.

Paparan stres yang berkepanjangan berisiko mengganggu perkembangan otak, khususnya bagian yang berperan dalam regulasi emosi. Amigdala dan korteks prefrontal, misalnya, sangat sensitif terhadap stres dan bisa memengaruhi kemampuan bayi mengatur respons emosionalnya kelak. Studi dari Harvard juga menyebutkan bahwa stres kronis pada masa bayi dapat meningkatkan risiko gangguan emosional, kesulitan sosialisasi, hingga masalah perilaku saat tumbuh besar.

Namun, tidak semua stres berdampak buruk. Kehadiran lingkungan yang suportif dan pengasuhan penuh kasih bisa membantu bayi beradaptasi dengan stres. Intervensi seperti dukungan sosial bagi ibu, konseling, serta waktu bonding yang berkualitas terbukti mampu menurunkan risiko tersebut. Jadi, mengenali dan mengelola stres sejak dini bukan hanya bermanfaat bagi orang tua, tetapi juga penting bagi keseimbangan emosi si kecil.

Tanda-Tanda Kesehatan Mental Bayi yang Terganggu

Mams, meskipun belum bisa bicara, bayi sebenarnya punya banyak cara untuk menyampaikan kondisi emosionalnya. Saat kebutuhan dasar seperti makan, tidur, dan kenyamanan fisik sudah terpenuhi, tapi bayi tetap rewel atau tampak tidak nyaman, itu bisa jadi sinyal bahwa ada yang terganggu secara emosional. Mengenali tanda-tanda awal gangguan kesehatan mental akan membantu Mams mengambil langkah yang tepat sebelum masalah berkembang lebih jauh.

Beberapa tanda yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Menangis terus-menerus tanpa penyebab medis
  • Tidak menunjukkan ekspresi wajah atau tertarik pada sekeliling
  • Sulit tidur meski suasana mendukung
  • Tidak merespons pelukan, suara, atau ajakan bermain
  • Terlambat mencapai tonggak perkembangan seperti tengkurap atau kontak mata
  • Terlalu sensitif terhadap suara atau cahaya
  • Terlihat pasif atau kurang aktif dibanding bayi seusianya

Menurut Infant Mental Health Journal, kemampuan bayi merespons rangsangan sosial, seperti ekspresi wajah orang tua, merupakan indikator penting perkembangan emosional dan neurologis. Jika respons ini tampak berkurang atau tidak muncul, bisa jadi ada gangguan pada sistem regulasi emosinya. Konsultasi dengan tenaga profesional akan sangat membantu dalam memastikan kesehatan mental si Kecil tetap optimal.

Cara Sederhana Membangun Kesehatan Mental Bayi Sejak Dini

Menanggapi tangisan bayi dengan sabar dan penuh perhatian adalah langkah awal dalam membentuk sistem emosi yang sehat. Mams, saat bayi merasa direspons, otaknya mulai belajar bahwa dunia ini aman dan dirinya berarti. Studi dari Harvard menyebutkan bahwa interaksi emosional ini membentuk jalur saraf yang sangat penting bagi regulasi stres dan kestabilan emosi di kemudian hari.

Sebaliknya, bila bayi terlalu sering dibiarkan menangis tanpa respons, kadar hormon stresnya bisa meningkat. Bila ini terjadi terus-menerus, perkembangan otak dapat terganggu, terutama di area yang berkaitan dengan kelekatan dan regulasi emosi. Zero to Three juga mencatat bahwa bayi yang kurang mendapatkan dukungan emosional cenderung mengalami kesulitan dalam membangun kelekatan yang sehat di masa depan.

Namun, menjadi responsif bukan berarti harus langsung menggendong setiap kali bayi merengek. Yang terpenting adalah konsistensi dan kehadiran emosional. Respons sederhana seperti menatap mata, berbicara lembut, atau memegang tangan bayi, menciptakan interaksi serve and return yang sangat penting. Di sinilah kelekatan emosional dibentuk, dan dari sinilah pula pondasi mental yang sehat mulai tumbuh.

A Word From Navila

Mams, kesehatan mental bayi terbentuk bukan hanya dari tidur yang cukup atau ASI yang bergizi, tetapi juga dari sentuhan emosional yang tulus sejak hari pertama. Pelukan hangat, suara Ibu yang lembut, dan tatapan penuh kasih adalah bahasa cinta pertama yang mereka pahami. Dari pengalaman emosional awal inilah si kecil belajar merasa aman, dicintai, dan dihargai.

Salah satu cara sederhana untuk membangun kelekatan adalah melalui rutinitas harian yang hangat, seperti mengoleskan minyak telon setelah mandi. Pilihlah yang aman dan lembut di kulit seperti Minyak Telon Navila. Formulanya yang terbuat dari bahan alami seperti minyak kelapa, eucalyptus, dan anise oil, tidak hanya nyaman bagi kulit sensitif bayi, tetapi juga menenangkan dan memperkuat bonding emosional. 

Minyak Telon Terbaik Buat Bayi: Belanja Minyak Telon Navila

Yuk, ciptakan momen penuh kasih setiap hari bersama Minyak Telon Navila, untuk si kecil yang sehat, hangat, dan bahagia luar dalam.


References

  • Harvard University. Brain Architecture. Retrieved from https://developingchild.harvard.edu/key-concept/brain-architecture/
  • Izett, E., Rooney, R., Prescott, S. L., De Palma, M., & McDevitt, M. (2021). Prevention of mental health difficulties for children aged 0–3 years: A review. Frontiers in psychology, 11, 500361.
  • Zero to Three. Advancing Infant and Early Childhood Mental Health. Retrieved from https://www.zerotothree.org/issue-areas/infant-and-early-childhood-mental-health/
  • Harvard University. Three Core Concepts in Early Development. Retrieved from https://developingchild.harvard.edu/resources/videos/three-core-concepts-in-early-development/
  • WHO. Nurturing care for early childhood development. Retrieved from https://www.who.int/teams/maternal-newborn-child-adolescent-health-and-ageing/child-health/nurturing-care
  • Harvard University. Serve and Return. Retrieved from https://developingchild.harvard.edu/key-concept/serve-and-return/