Menjelang hari perkiraan lahir, wajar jika Mams ingin mencari dokter yang terasa paling cocok dan fasilitas yang mendukung proses persalinan. Dalam pencarian itu, sebagian Mams akhirnya berpindah dokter atau faskes lebih dari satu kali. Pilihan ini sepenuhnya sah, namun sering memunculkan pertanyaan yang bikin cemas: “Kalau sering pindah dokter, apakah klaim BPJS melahirkan bisa bermasalah?” Kekhawatiran ini sangat umum, terutama ketika Mams ingin memastikan biaya persalinan tetap ditanggung secara penuh saat lahiran pakai BPJS.
Sistem melahirkan dengan BPJS bekerja melalui alur berjenjang yang cukup terstruktur. Pemeriksaan sebaiknya dimulai dan dipantau di Faskes 1 sebelum Mams dirujuk ke rumah sakit. Jika perpindahan terjadi berkali-kali tanpa prosedur yang jelas, rekam medis bisa terputus dan membuat tim medis ragu mengambil keputusan. Artikel ini akan membahas alasan di balik keraguan tersebut, risiko administratif yang mungkin muncul, serta langkah praktis agar proses lahiran tetap lancar menggunakan BPJS untuk ibu hamil.
Mengapa BPJS Melahirkan Tidak Bisa Fleksibel?
BPJS Kesehatan menerapkan sistem rujukan berjenjang agar kondisi kehamilan dipantau secara menyeluruh sejak trimester awal. Pemeriksaan seperti USG, tekanan darah, dan tanda bahaya dicatat di Faskes 1 sebagai dasar penentuan apakah Mams bisa menjalani lahiran normal BPJS atau membutuhkan tindakan lanjutan. Data ini menjadi fondasi penting yang digunakan dokter untuk menilai keamanan persalinan. Tanpa dokumentasi yang konsisten, proses rujukan dapat dianggap kurang kuat baik secara medis maupun administratif.
Ketika Mams sering berpindah faskes, riwayat pemeriksaan mudah tercecer karena setiap layanan memiliki sistem pencatatan berbeda. Bagian penting seperti hasil lab awal atau riwayat ANC mungkin tidak terbawa ke tempat baru. Saat Mams datang ke rumah sakit dengan catatan yang tidak lengkap, dokter kesulitan memastikan perjalanan kehamilan secara utuh. Kondisi ini bisa menimbulkan keraguan karena setiap keputusan medis harus bisa dipertanggungjawabkan dalam skema melahirkan dengan BPJS.
Keraguan tersebut bukan bentuk penolakan, tetapi bentuk kehati-hatian. Rumah sakit wajib memastikan setiap tindakan sudah sesuai indikasi klinis dan dilandasi rekam medis lengkap. Semakin rapi catatan pemeriksaan, semakin mudah tim medis menilai kondisi Mams menjelang persalinan. Alurnya pun menjadi lebih aman, dan klaim BPJS melahirkan dapat diproses tanpa hambatan administratif.
Dampak Sering Ganti Dokter
Perpindahan dokter yang terlalu sering dapat memicu ketidaksinkronan data yang menjadi kunci dalam proses klaim. Setiap faskes menyimpan rekam medis secara internal, sehingga perjalanan ANC bisa terpecah dan sulit disatukan kembali. Padahal, BPJS membutuhkan riwayat lengkap sejak awal kehamilan sebagai bukti bahwa kondisi Mams dipantau secara rutin. Ketika data tidak utuh, verifikator harus menelusuri ulang, dan proses klaim berisiko tertahan meskipun pelayanan sudah diberikan.
Di rumah sakit, resume medis menjadi dasar penetapan diagnosis dan penentuan rencana persalinan. Jika dokternya tidak memiliki gambaran menyeluruh tentang kondisi Mams, penilaian klinis menjadi kurang kuat. Hal ini bisa berdampak pada klaim, baik untuk lahiran normal BPJS maupun tindakan yang memerlukan justifikasi medis tambahan. Proses verifikasi juga bisa memakan waktu lebih lama jika terdapat bagian riwayat yang tidak jelas.
Meski begitu, sebagian besar fasilitas kesehatan tetap menerima pasien pindahan. Yang penting, rekam medis perlu dikonsolidasikan kembali. Mams dapat meminta salinan USG, hasil lab, dan catatan ANC dari faskes sebelumnya lalu menyerahkannya ke dokter yang baru. Ketika datanya lengkap dan runtut, rumah sakit dapat menyusun resume medis yang kuat sehingga proses melahirkan dengan BPJS berjalan lebih lancar.

Syarat Melahirkan Pakai BPJS yang Sering Tidak Disadari
Banyak Mams berpikir bahwa kartu aktif sudah cukup untuk lahiran pakai BPJS, padahal ada syarat lain yang sama pentingnya. Pemeriksaan rutin di Faskes 1, kepesertaan tanpa tunggakan, serta rujukan resmi menjadi bagian dari kelengkapan administratif yang wajib dipenuhi. Semuanya digunakan sebagai bukti bahwa kehamilan dipantau sejak awal hingga menjelang hari persalinan.
Kunjungan ANC yang teratur juga menjadi indikator bahwa kondisi Mams diawasi dengan baik. Pemeriksaan USG, tekanan darah, hasil lab, hingga catatan tumbuh kembang janin membantu dokter menentukan keamanan persalinan. Tanpa catatan yang jelas, Faskes 1 kesulitan mengeluarkan rujukan yang kuat, dan hal tersebut dapat berdampak pada proses verifikasi klaim BPJS di rumah sakit.
Pada kondisi tertentu seperti tindakan caesar, BPJS memerlukan justifikasi medis yang dapat dibuktikan melalui rekam medis lengkap. Tanpa dokumentasi tersebut, rumah sakit dapat kesulitan mengajukan klaim karena indikasinya tidak cukup kuat. Semua aturan ini bukan untuk membatasi, tetapi demi memastikan keputusan medis selalu dilakukan berdasarkan kebutuhan, bukan permintaan. Dengan pemeriksaan yang teratur, klaim BPJS melahirkan akan lebih aman dan persalinan berjalan lebih terarah.
Cara Agar Klaim BPJS Melahirkan Tetap Aman Meski Pernah Ganti Dokter
Sering pindah dokter sebenarnya tidak selalu masalah, asalkan rekam medis tetap lengkap. Untuk itu, Mams sebaiknya kembali melakukan beberapa kunjungan pemeriksaan ke Faskes 1 menjelang HPL. Langkah ini membantu menyelaraskan data dan memastikan dokter memiliki dasar kuat untuk mengeluarkan rujukan. Semakin rapi dokumentasi, semakin kecil risiko klaim tertahan.
Saat berpindah layanan, bawalah rangkuman medis, hasil USG, dan catatan ANC dari tempat sebelumnya. Dokter baru akan lebih mudah memahami perjalanan kehamilan sejak awal sehingga penilaian klinis menjadi lebih akurat. Buku KIA juga berperan penting karena berisi catatan resmi dan konsisten yang diakui semua faskes. Ketika semua data tersedia, proses klaim menjadi lebih cepat dan minim verifikasi tambahan.
Jika perpindahan faskes dilakukan karena alasan jarak atau tempat tinggal, segera perbarui data melalui Mobile JKN atau kantor BPJS. Dengan faskes baru tercatat secara resmi, dokter dapat mengeluarkan rujukan yang sah dan sesuai kebutuhan. Selama alur rujukan diikuti, rekam medis lengkap, dan persyaratan dipenuhi, Mams tetap bisa melahirkan dengan BPJS tanpa kendala berarti.
A Word From Navila
Pada akhirnya, kelancaran BPJS melahirkan sangat dipengaruhi oleh keteraturan pemeriksaan dan kelengkapan catatan medis. Perpindahan dokter tidak masalah selama rekam medis tetap utuh dan rujukan dari Faskes 1 jelas. Dengan memastikan pemeriksaan rutin, membawa rangkuman pemeriksaan sebelumnya, serta memperbarui faskes bila diperlukan, proses lahiran pakai BPJS akan jauh lebih aman dan minim hambatan. Dengan begitu, Mams bisa fokus mempersiapkan diri menyambut si kecil dengan tenang.
Mendekati hari persalinan, jangan lupa memastikan kebutuhan si kecil juga sudah lengkap agar momen pertama bersama lebih nyaman. Mams bisa cek daftar perlengkapan yang perlu dipersiapkan di: List Perlengkapan Bayi Baru Lahir Anti Mubazir, New Parents Wajib Tahu!
References
- Handayani, P. W., Dartanto, T., Moeis, F. R., Pinem, A. A., Azzahro, F., Hidayanto, A. N., & Ayuningtyas, D. (2021). The regional and referral compliance of online healthcare systems by Indonesia National Health Insurance agency and health-seeking behavior in Indonesia. Heliyon, 7(9).
- BPK. Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2020. Retrieved from https://peraturan.bpk.go.id/Details/138676/permenkes-no-86-tahun-2019




