Mams pernah merasa sudah menunjukkan cinta, tapi Paps justru tampak tidak merespons seperti yang diharapkan? Atau mungkin Mams sering kecewa karena Paps tak membalas perhatian dengan cara yang Mams inginkan? Sering kali, situasi ini bukan karena kurang cinta, tapi karena perbedaan cara menyampaikannya. Ibarat berbicara dalam bahasa asing, pesan cinta pun jadi tidak tersampaikan dengan utuh.
Konsep love language atau bahasa cinta dikenalkan oleh Dr. Gary Chapman untuk menjelaskan cara seseorang merasa dicintai. Setiap individu memiliki gaya unik dalam menerima dan mengekspresikan kasih sayang. Dengan memahami bahasa cinta pasangan, Mams bisa membangun komunikasi emosional yang lebih selaras dan penuh makna. Artikel ini akan membahas lima jenis bahasa cinta dan cara menerapkannya agar hubungan tetap hangat, meski di tengah kesibukan rumah tangga.
Apa Itu Love Language dan Mengapa Penting dalam Hubungan?
Love language merujuk pada lima cara utama seseorang memberi dan menerima cinta, yaitu Words of Affirmation, Acts of Service, Receiving Gifts, Quality Time, dan Physical Touch. Ketika pasangan tidak saling memahami bahasa cintanya, mereka bisa merasa tidak dihargai, meskipun sebenarnya saling menyayangi. Inilah mengapa pemahaman love language menjadi kunci dalam membangun koneksi emosional yang sehat dan langgeng.
Menariknya, konsep ini tidak hanya berlaku dalam hubungan romantis. Bahasa cinta juga berperan dalam relasi orang tua dan anak, bahkan dalam pertemanan. Ketika kita memahami cara orang lain merasa dicintai, komunikasi jadi lebih efektif dan konflik bisa diminimalkan. Artikel dari Psychology Today menyebutkan bahwa salah satu kesalahan terbesar dalam hubungan adalah menganggap semua orang memaknai cinta dengan cara yang sama.
Sejumlah riset pun mendukung pentingnya keselarasan love language dalam hubungan. Studi dalam PloS One menunjukkan bahwa pasangan yang memahami bahasa cinta satu sama lain cenderung lebih puas secara emosional dan seksual. Artinya, bukan seberapa banyak cinta yang diberikan, tapi seberapa tepat cara menyampaikannya. Love language membantu menyatukan perbedaan dalam ekspresi cinta menjadi jembatan penguat hubungan.
5 Jenis Love Language dan Contoh Nyata dalam Hubungan Sehari-hari
Dalam kehidupan berumah tangga, terutama saat sudah menjadi orang tua, memahami love language pasangan bisa menjadi penyelamat hubungan. Studi dari Truity terhadap 2.600 orang dewasa menunjukkan bahwa Quality Time adalah love language yang paling dominan, diikuti oleh Words of Affirmation dan Acts of Service. Ini menandakan bahwa kehadiran dan perhatian penuh menjadi kebutuhan emosional utama dalam banyak hubungan.

Setiap pasangan tentu memiliki kebutuhan emosional yang berbeda. Ada yang merasa dicintai melalui kata-kata manis, ada pula yang lebih tersentuh lewat bantuan nyata atau sentuhan hangat. Mengenali bahasa cinta pasangan bukan soal romantisme semata, tapi tentang kesadaran untuk hadir secara emosional di tengah rutinitas yang padat. Inilah lima jenis love language yang bisa Mams kenali dan praktikkan dalam keseharian:
1. Words of Affirmation
Ucapan tulus seperti “Terima kasih sudah bantu jaga anak” atau “Aku bangga kamu tetap sabar hari ini” bisa terasa sangat menyentuh. Bahkan pesan singkat atau catatan kecil bisa menjadi penguat hubungan, apalagi di tengah jadwal rumah tangga yang padat.
2. Acts of Service
Tindakan kecil seperti menggantikan tugas rumah tangga saat pasangan lelah adalah bentuk cinta yang tak perlu banyak kata. Melalui tindakan ini, kita menunjukkan kepedulian dan komitmen untuk berbagi beban, yang sangat berarti dalam hubungan jangka panjang.
3. Receiving Gifts
Hadiah tidak harus mahal. Camilan favorit, kartu buatan sendiri, atau sekadar bunga dari halaman rumah bisa menjadi simbol perhatian. Yang penting bukan barangnya, tapi makna di balik pemberian itu.
4. Quality Time
Waktu berkualitas bersama tanpa distraksi gawai sering kali menjadi kebutuhan yang langka namun sangat dibutuhkan. Sesi ngobrol ringan atau berjalan sore berdua bisa menjadi cara sederhana untuk memperkuat koneksi emosional.
5. Physical Touch
Pelukan, genggaman tangan, atau sandaran ringan saat duduk bersama bisa menumbuhkan rasa kedekatan. Sentuhan fisik yang hangat, meski sederhana, dapat menjadi sumber kenyamanan dan penguat keintiman dalam hubungan.
Penting untuk memahami bahwa setiap orang bisa memiliki satu atau dua bahasa cinta utama. Menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasangan membuat hubungan terasa lebih suportif dan bermakna.
Apa yang Terjadi Jika Bahasa Cinta Pasangan Berbeda?
Perbedaan bahasa cinta bukanlah masalah, selama pasangan saling menyadarinya. Justru yang kerap menimbulkan konflik adalah ketika satu pihak merasa usahanya tidak dihargai, karena ekspresi cintanya tidak diterima sebagaimana mestinya. Contohnya, suami rajin membantu urusan rumah, tapi istri tetap merasa diabaikan karena tidak pernah mendapat pelukan atau kata-kata manis.
Penelitian dalam jurnal PloS One juga menunjukkan bahwa ketidaksesuaian bahasa cinta dapat menurunkan kepuasan dalam hubungan, baik secara emosional maupun seksual. Pasangan yang tidak memahami satu sama lain cenderung lebih mudah merasa tidak dihargai, yang lama kelamaan bisa menciptakan jarak emosional. Jika dibiarkan, perbedaan ini bisa menyebabkan hubungan terasa datar dan tidak lagi hangat.
Namun, kabar baiknya, perbedaan tersebut bisa dijembatani. Studi intervensi BMC Psychology membuktikan bahwa pasangan yang berusaha memberikan cinta dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan emosional pasangannya, justru mengalami peningkatan dalam kedekatan dan kebahagiaan. Kuncinya terletak pada komunikasi terbuka, empati, dan kemauan untuk saling menyesuaikan diri.
Cara Menyesuaikan Diri dengan Love Language Pasangan agar Hubungan Makin Kuat
Menyesuaikan diri bukan berarti mengubah diri sepenuhnya, tapi membuka ruang untuk mencintai dengan cara yang dipahami pasangan. Menurut Dr. Chapman, kunci keberhasilan love language terletak pada kemauan untuk belajar, bukan pada kesamaan semata. Studi dari The American Journal of Family Therapy menunjukkan bahwa pasangan yang menerapkan bahasa cinta pasangannya secara aktif cenderung memiliki hubungan yang lebih harmonis.
Misalnya, Mams lebih cenderung menunjukkan cinta melalui tindakan, sementara pasangan lebih menghargai quality time. Maka, Mams bisa mulai menggabungkan keduanya: menyiapkan makan malam sebagai wujud Acts of Service, lalu menikmatinya bersama tanpa gangguan sebagai bentuk Quality Time. Praktik seperti ini membantu membangun keseimbangan antara gaya mencintai masing-masing.
Berikut beberapa tips praktis yang bisa Mams coba:
- Lakukan tes bahasa cinta bersama pasangan di 5lovelanguages.com.
- Jadwalkan waktu mingguan khusus untuk mengekspresikan cinta secara sadar.
- Tanyakan langsung pada pasangan, hal kecil apa yang membuatnya merasa dicintai.
- Tulis jurnal sederhana untuk mencatat usaha dan respons pasangan.
- Gabungkan dua bahasa cinta dalam satu aktivitas, seperti memasak bersama sambil ngobrol santai.
- Diskusikan perbedaan bahasa cinta secara terbuka tanpa saling menyalahkan.
- Apresiasi setiap usaha pasangan dalam menyesuaikan diri, sekecil apa pun itu.
A Word From Navila
Menjadi orang tua memang mengubah ritme hubungan, tapi bukan berarti kehangatan cinta ikut pudar. Justru di tengah kesibukan, hal-hal sederhana seperti memahami bahasa cinta pasangan bisa menjadi penyambung hati yang paling ampuh. Saat Mams dan Paps saling menyesuaikan cara mencintai, hubungan pun terasa lebih ringan, lebih nyambung, dan jauh dari salah paham.
Kalau Mams sudah mulai memahami bahasa cinta pasangan, yuk lanjutkan langkah kecil ini dengan cara yang lebih menyentuh. Temukan inspirasi di: Sentuhan yang Membuat Suami Kangen. Mari jaga kehangatan cinta tetap menyala, karena hubungan yang bahagia adalah hadiah terindah untuk keluarga.
References
- Chapman, G. (2010). The five love languages: The secret to love that lasts. Chicago, IL. https://amberton.edu/wp-content/uploads/2024/07/HBD4895_E1_Fall2024.pdf
- Psychology Today. Misunderstandings in Love Relationships. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/anger-in-the-age-entitlement/201911/misunderstandings-in-love-relationships
- Mostova, O., Stolarski, M., & Matthews, G. (2022). I love the way you love me: Responding to partner’s love language preferences boosts satisfaction in romantic heterosexual couples. PloS one, 17(6), e0269429. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0269429
- Chen, G., Chen, Y., Fan, Y., Zhang, Z., Chen, G., Wu, J., & Abidin, N. E. Z. (2025). The impact of a love language game intervention on relationship satisfaction among Chinese couples in China and Malaysia: examining the role of individualism-collectivism. BMC psychology, 13(1), 756.
- İnce, Ş., & Işık, E. (2022). The mediating role of five love languages between differentiation of self and marital satisfaction. The American Journal of Family Therapy, 50(4), 407-423. https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/01926187.2021.1930607
1 comment