Tahukah Bunda, banyak ahli dan psikolog percaya kelahiran anak ketiga berdampak pada kepribadian anak kedua. Fenomena ini dikenal sebagai “middle child syndrome,” yang mengacu pada keyakinan bahwa anak tengah sering kali merasa kurang diperhatikan dibandingkan saudara-saudara mereka. Mari kita lihat lebih lanjut tentang bagaimana dinamika keluarga ini berdampak pada perkembangan anak.
Apa Itu Middle Child Syndrome?
Middle child syndrome atau sindrom anak tengah adalah keyakinan bahwa anak tengah sering merasa kurang diperhatikan atau bahkan diabaikan karena posisi mereka di antara saudara yang lebih tua dan lebih muda. Ada anggapan bahwa hal ini mempengaruhi kepribadian dan hubungan mereka.
Pada tahun 1964, Alfred Adler mencetuskan teori tentang bagaimana urutan kelahiran bisa mempengaruhi kepribadian. Menurutnya, meskipun anak-anak tumbuh di rumah yang sama, posisi mereka dalam keluarga berdampak besar pada perkembangan psikologis mereka.
Misalnya:
- Anak sulung sering lebih dominan dan merasa punya tanggung jawab besar karena ekspektasi tinggi dari orang tua.
- Anak bungsu biasanya dimanja dan tidak harus berjuang sebanyak saudara-saudaranya.
- Anak tengah cenderung lebih tenang tetapi kesulitan menemukan tempatnya karena terjepit di antara saudara yang lebih tua dan lebih muda.
Teori ini membuka diskusi lebih dalam tentang bagaimana urutan kelahiran mempengaruhi psikologi anak, namun penelitian selanjutnya memberikan hasil yang beragam.
Bagaimana posisi sebagai anak tengah bisa memengaruhi kepribadian dan hubungan? Berikut beberapa pandangan umum:
1. Kepribadian
Anak tengah seringkali memiliki kepribadian yang tidak terlalu mencolok dibanding saudara-saudaranya. Mereka mungkin terlihat lebih pendiam dan santai karena berada di antara saudara yang lebih dominan.
2. Hubungan
Anak tengah kadang merasa tidak mendapatkan perhatian yang sama dengan saudara lainnya. Anak sulung diberi lebih banyak tanggung jawab, sementara anak bungsu sering dimanjakan.
3. Rivalitas
Anak tengah sering merasa harus bersaing dengan saudara yang lebih tua dan lebih muda untuk mendapatkan perhatian orang tua. Mereka mungkin juga jadi penengah saat terjadi konflik di antara saudara.
4. Favoritisme
Anak tengah biasanya tidak merasa sebagai anak favorit. Sedangkan, anak sulung sering dianggap istimewa, dan anak bungsu dilihat sebagai si kecil yang selalu diperhatikan. Anak tengah berada di tengah-tengah, tidak bisa menjadi favorit dari kedua orang tua.
Bagaimana Baiknya Orang Tua Memperlakukan Anak Tengah?
Agar anak tengah Bunda tidak mengalami middle child syndrome, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Luangkan Waktu Bersama
Orang tua bisa meluangkan waktu khusus untuk anak tengah, seperti mengobrol, bermain, atau melakukan aktivitas tanpa kehadiran saudara lainnya. Ini membantu anak merasa diinginkan dan dihargai.
2. Bersikap Adil pada Semua Anak
Orang tua harus membagi perhatian dan kasih sayang secara adil kepada semua anak, tanpa membeda-bedakan. Setiap anak punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya, jangan selalu membela anak bungsu jika salah, dan jangan terus-menerus meminta anak tengah mengalah kepada kakak atau adiknya.
3. Ajak Anak Berdiskusi
Libatkan anak tengah dalam diskusi tentang apa yang dia inginkan dan butuhkan. Ini bisa membantu mengurangi perilaku tidak tahu aturan di rumah. Bimbinglah dia dengan perhatian yang sama seperti kepada saudara lainnya.
Menjadi Anak Tengah dan Dampaknya di Masa Depan
Anak tengah sering dianggap memiliki kepribadian unik karena posisinya yang “terjepit” antara saudara-saudara mereka. Menurut para peneliti, mereka cenderung mendapatkan perhatian dan dukungan yang lebih sedikit dari orang tua, yang sering kali lebih fokus pada anak pertama sebagai pelopor atau anak bungsu yang memerlukan perhatian lebih. Hal ini membuat anak tengah merasa kurang diperhatikan dan bukan anak favorit.
Menurut Paxton Murphy, Manajer Outreach Klinis di Charlie Health, pola asuh yang lebih santai terhadap anak tengah juga mengurangi kesempatan mereka mendapatkan perhatian satu lawan satu. Kondisi ini bisa memengaruhi perkembangan emosional mereka hingga dewasa.
Dampaknya, anak tengah bisa mengembangkan pola pikir ekstrem seperti “all-or-nothing” (semua atau tidak sama sekali). Pola pikir ini merupakan cara berpikir yang ekstrem, di mana seseorang cenderung melihat situasi hanya dalam dua pilihan:
- Sempurna atau gagal
- Sukses atau gagal total
- Tanpa ada area abu-abu atau kompromi
Secara emosional, anak tengah dewasa mungkin memiliki gaya keterikatan yang sulit. Mereka bisa menjadi terlalu mandiri atau takut menjalin hubungan, sehingga sulit mempercayai orang lain. Sebaliknya, beberapa dari mereka menjadi terlalu bergantung, mencerminkan perilaku masa kecil mereka yang cenderung memberikan perhatian penuh kepada orang yang tidak membalasnya.
Namun, anak tengah juga membawa banyak sifat positif ke masa dewasa, seperti:
- Kemampuan menjadi penengah atau mediator.
- Hubungan sosial yang kuat di luar keluarga.
- Sikap santai, mandiri, dan termotivasi dari diri sendiri.
- Kesuksesan dalam karier berkat sifat tersebut.
Sifat-sifat ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, anak tengah dapat berkembang menjadi individu yang sukses dan berdaya.
Bagaimana Rasanya Memiliki Hubungan Spesial dengan Anak Tengah?
Dr. Caroline West, pakar seks dan hubungan di Bumble, menjelaskan bahwa urutan kelahiran dapat mempengaruhi perilaku dalam hubungan.
Anak sulung cenderung bertanggung jawab, anak tengah lebih suka berkompromi, dan anak bungsu biasanya menawan. Semuanya dipengaruhi oleh dinamika keluarga. Dalam kasus ini kita akan membahas anak tengah.Â
Anak Tengah
- Tendensi Positif (Green Flags): Adaptif, Pembawa damai, Mediator
- Tendensi Negatif (Red Flags): Ragu-ragu, Terlalu ingin menyenangkan orang lain, Mengalah
Dr. West menyoroti bahwa anak tengah sering menjadi penengah di antara saudara-saudara mereka. Keterampilan ini membantu mereka menemukan keseimbangan dalam hubungan, tetapi kadang-kadang mereka kesulitan menyatakan kebutuhan sendiri, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dan miskomunikasi.
A Word From Navila
Kesimpulannya, Middle Child Syndrome adalah perasaan kurang diperhatikan yang sering dialami oleh anak tengah dalam keluarga, dan ini bisa memengaruhi kepribadian serta hubungan mereka. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan perhatian yang seimbang dan mendukung anak tengah agar mereka bisa tumbuh dengan sehat dan percaya diri.
Orang tua juga perlu merencanakan kelahiran anak sedetail mungkin untuk menghindari sindrom anak tengah ini atau kecemburuan anak seperti big sibling blues.
Bunda mau informasi seputar moms and baby lainnya? Ayo kunjungi media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Sehat selalu Bunda dan keluarga!