Peran Ayah dalam perkembangan anak sering kali dianggap tidak sebesar peran Bunda. 

Namun, penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan Ayah sangat penting bagi kecerdasan dan perkembangan sosial anak. 

Menurut studi dari American Psychological Association, anak-anak dengan Ayah yang aktif cenderung memiliki kemampuan kognitif dan verbal yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari Ayah.

Sebuah analisis yang mencakup lebih dari 100 penelitian juga mengungkapkan bahwa keterlibatan Ayah berkaitan positif dengan kesejahteraan emosional dan sosial anak. 

Anak yang rutin berinteraksi dengan Ayahnya lebih mungkin meraih prestasi akademis yang baik dan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik. 

Ini menunjukkan bahwa keterlibatan peran Ayah untuk kecerdasan anak sangat berdampak positif secara emosional, psikologis, perilaku, perkembangan, akademis, relasional, serta masa depan anak.

Dampak Psikologis Peran Ayah untuk Kecerdasan Anak secara Emosional

Ayah yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dapat mendampingi anak dengan pemahaman dan empati yang lebih dalam. 

Dengan kemampuan mengenali dan mengelola emosi, Ayah mampu menjadi contoh bagi anak tentang cara menghadapi perasaan mereka. 

Sikap ini tidak hanya memperlihatkan kedewasaan emosional, tetapi juga mengajarkan anak keterampilan hidup yang penting seperti ketangguhan, empati, dan kemampuan berkomunikasi yang baik.

Dampak Psikologis Peran Ayah Terhadap Kecerdasan Emosional Anak

Psikolog terkenal, Dr. John Gottman, yang banyak mempelajari pengasuhan anak, menegaskan bahwa peran emosional Ayah sangat krusial dalam perkembangan anak. 

Dia mengatakan, “Penelitian selama puluhan tahun menunjukkan bahwa peran Ayah adalah sesuatu yang unik dan tak tergantikan. 

Lewat pola asuh yang berkualitas, Ayah dapat memberikan pengaruh positif yang khas pada tumbuh kembang anaknya.”

Dr. Laura Markham, seorang psikolog klinis, juga berbagi pandangan yang sama. 

Menurutnya, ketika Ayah hadir secara emosional dalam kehidupan anak, mereka memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan sosial dan emosional anak.

Dampak Aktivitas dengan Ayah dalam Membangun Kecerdasan Kognitif

Selain kecerdasan emosional, peran Ayah sangat memengaruhi perkembangan kecerdasan kognitif pada anak. Berikut penjelasannya:

1. Melatih Pemikiran Kritis

Permainan yang memerlukan strategi seperti catur, puzzle, atau jenis permainan papan lainnya dapat membantu anak mengasah kemampuan berpikir kritis serta keterampilan memecahkan masalah. 

Saat bermain, anak belajar menyusun rencana, membuat keputusan, dan mengendalikan emosi, kemampuan ini penting untuk pengembangan fungsi eksekutifnya.

2. Meningkatkan Kecerdasan Verbal dan Wawasan 

Diskusi ringan tentang peristiwa sehari-hari, tempat-tempat di sekitar, atau fenomena alam bisa merangsang kecerdasan verbal anak sekaligus menambah wawasannya. 

Percakapan yang terbuka dengan ayah memperkaya kosakata anak, mendorongnya untuk percaya diri saat berbicara, dan pada akhirnya meningkatkan kemampuannya dalam pelajaran di sekolah.

3. Mengembangkan Pemikiran Logis

Mengajak anak untuk terlibat dalam aktivitas sederhana seperti merakit mainan, memasak bersama, atau mengatur sesuatu di rumah bisa melatihnya berpikir secara terstruktur. 

Anak yang terbiasa berpikir logis akan lebih mudah dalam menghadapi berbagai tantangan di sekolah maupun di kehidupan nyata. 

Di sini, peran ayah penting untuk memandu anak memahami cara kerja sesuatu serta mengajaknya berpikir kritis dalam menemukan solusi atau memahami sebab-akibat dari suatu tindakan.

Beberapa contoh aktivitas sederhana yang mendukung perkembangan kognitif anak, di antaranya:

  • Permainan papan atau kartu yang membutuhkan strategi: Membantu anak melatih keterampilan berpikir strategis dan mengambil keputusan.
  • Eksplorasi alam atau diskusi tentang lingkungan sekitar: Menumbuhkan rasa ingin tahu serta memperluas wawasan anak tentang dunia di sekitarnya.
  • Menceritakan pengalaman sehari-hari: Mengajarkan anak untuk merangkai informasi dan melatih keberanian dalam mengekspresikan pendapatnya.

Role Model Ayah dalam Berpikir dan Berinovasi

Role Model Ayah dalam Berpikir dan Berinovasi

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak cenderung meniru cara orang tua mereka menghadapi tantangan sehari-hari.

Ketika Ayah menunjukkan cara berpikir analitis dan solusi kreatif saat menyelesaikan masalah kecil di rumah, seperti memperbaiki mainan rusak atau mengatur anggaran keluarga, anak mendapat contoh nyata tentang cara menghadapi dan mengatasi masalah.

Studi dari American Psychological Association menemukan bahwa anak yang melihat orang tua mereka aktif mencari solusi memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik, baik di lingkungan sosial maupun akademis.

Lebih jauh, ketika Ayah mengajak anak berdiskusi tentang dunia di sekitar mereka, misalnya dengan menanyakan “Kenapa ini bisa terjadi?” atau “Bagaimana ini bisa diperbaiki?”, ini merangsang daya pikir kritis dan kreativitas anak.

Dukungan Ayah agar anak berani mencoba hal-hal baru tanpa takut gagal juga sangat berpengaruh.

Anak-anak yang diberi kebebasan untuk bereksperimen dan belajar dari kesalahan memiliki rasa ingin tahu lebih besar serta tidak takut mengambil risiko dalam batas yang aman.

Tips Praktis untuk Ayah

Beberapa tips praktis ini patut Ayah perhatikan guna mengembangkan peran Ayah untuk kecerdasan anak yang lebih baik, meliputi kecerdasan sosial dan emosional anak di masa depannya.

1. Terlibat secara Emosional

Sisihkan waktu khusus untuk benar-benar hadir dalam kehidupan emosional anak. 

Mulailah dengan bertanya bagaimana harinya, bicara soal perasaannya, dan dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi. 

Keterlibatan seperti ini memberi pesan bahwa perasaan anak itu penting dan dihargai.

2. Tunjukkan Cara Mengungkapkan Emosi yang Sehat

Jangan takut untuk mengekspresikan perasaan Ayah di depan anak, baik saat senang, kecewa, atau kesal. 

Dengan menunjukkan cara mengekspresikan emosi secara positif, Ayah mengajarkan bahwa merasakan dan mengekspresikan emosi itu normal dan sehat.

3. Ciptakan Ruang untuk Komunikasi Terbuka

Buatlah lingkungan yang aman di mana anak merasa bebas mengutarakan perasaannya. 

Ajak dia berbicara, dorong dia untuk berani mengungkapkan apa yang dirasakannya, dan berikan pengakuan pada emosinya, termasuk emosi yang mungkin sulit dia pahami.

4. Latih Kemampuan Memecahkan Masalah Bersama

Bantu anak dalam mempelajari cara mengatasi masalah dengan membicarakan tantangan yang dia hadapi dan mencari solusi bersama. 

Dengan begitu, anak belajar untuk mengelola emosinya saat menghadapi masalah dan mulai merasa lebih percaya diri dalam memecahkan masalah secara mandiri.

5. Tumbuhkan Empati dan Kepedulian terhadap Sesama

Ajak anak terlibat dalam kegiatan yang bisa menumbuhkan rasa peduli, seperti kegiatan sukarela atau diskusi mengenai pengalaman orang lain. 

Mengajak anak memahami perasaan orang lain akan membuatnya lebih sadar secara sosial dan lebih berempati.

A Word From Navila

Peran Ayah dalam keluarga ternyata jauh lebih penting daripada hanya sebagai “second adults” di dalam keluarga. 

Ketika Ayah terlibat secara aktif (terutama ayah biologis), mereka membawa banyak manfaat positif bagi anak-anak yang tidak dapat diberikan oleh orang lain. 

Ayah tidak hanya menyediakan perlindungan dan dukungan finansial, tetapi juga berfungsi sebagai teladan pria bagi anak-anak. 

Gaya pengasuhan yang diterapkan oleh Ayah biasanya berbeda dengan gaya pengasuhan Bunda, dan perbedaan ini sangat penting untuk mendukung perkembangan anak secara sehat.” David Popenoe, Life Without Father, (New York: The Free Press, 1996), p. 163.

Bunda dan Ayah tertarik untuk melihat informasi seputar moms, baby, parenting dan family terlengkap lainnya? Yuk, kunjungi media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare.