Persiapan menjadi Ayah untuk pertama kali dapat menjadi pengalaman yang mengubah hidup. Menjadi seorang Ayah adalah peran yang sangat berharga, dan mungkin Ayah akan merasakan campuran kegembiraan, ketakutan, dan kecemasan.
Perasaan ini bisa terasa cukup berat, tetapi tenang saja, Ayah tidak sendiri. Sangat wajar bagi calon Ayah merasakan kecemasan dan ketidakpastian, seperti yang diungkapkan oleh Alysha Price, seorang pelatih parenting dan penulis buku “It’s Not Complicated.”
Walaupun Ayah mungkin tidak akan pernah merasa sepenuhnya siap untuk menjalani peran ini, ada beberapa langkah yang dapat Ayah ambil untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional. Berikut informasi lengkapnya!
Persiapan Fisik sebelum Menjadi Ayah
Menjaga kesehatan fisik sangat penting bagi calon Ayah, baik untuk diri sendiri maupun bayi yang akan lahir. Hal ini dimulai dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menjauhi kebiasaan buruk seperti merokok atau minum alkohol. Langkah ini juga membantu meningkatkan kualitas sperma. Konsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah dan sayuran, dapat memberikan manfaat tambahan.
Selain itu, keterlibatan Ayah selama kehamilan sangat penting. Mendukung pasangan dengan membantu tugas rumah, menemani ke dokter, dan menciptakan suasana nyaman dapat mengurangi stres dan mencegah komplikasi kehamilan. Dukungan emosional ini juga berdampak besar pada kesehatan mental Bunda.
Gaya hidup sehat Ayah juga menjadi teladan baik untuk anak. Anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang tuanya, termasuk pola makan. Dengan menunjukkan kebiasaan makan sehat sejak awal, Ayah bisa membantu membangun kebiasaan positif yang penting untuk tumbuh kembang anak.
Jangan lupa melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan memastikan vaksinasi telah lengkap. Apakah Ayah sudah siap untuk langkah ini?
Persiapan Mental dan Emosional sebelum Menjadi Ayah
Menjadi seorang Ayah adalah peran yang sangat istimewa dan sering kali membawa berbagai emosi, mulai dari kegembiraan hingga ketakutan dan kecemasan. Jangan khawatir, perasaan ini adalah hal yang wajar dan banyak calon Ayah mengalaminya.
Walaupun Ayah mungkin merasa tidak pernah sepenuhnya siap, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional, mengutip dari Very Well Mind:
1. Lakukan Riset
Ketidaktahuan sering kali membuat calon Ayah merasa cemas. Membaca buku, mendengarkan podcast, atau berkonsultasi dengan ahli dapat memberikan wawasan tentang kehamilan dan pola asuh. Memahami perkembangan janin juga membantu calon Ayah merasa lebih terhubung dengan bayi.
2. Terlibat Aktif selama Kehamilan Bunda
Kehadiran Ayah dalam momen seperti USG atau mendengar detak jantung bayi sangat penting. Keterlibatan aktif ini memperkuat hubungan dengan pasangan dan memberikan dukungan selama masa kehamilan.
3. Terima Perubahan Hidup
Menjadi Ayah membawa perubahan besar. Ayah perlu menerima kenyataan ini dengan terbuka. Mencatat perasaan, berbicara dengan orang terdekat, atau menuliskan kekhawatiran bisa membantu memproses emosi.
4. Bayangkan Ingin Menjadi “Tipe Ayah” Seperti Apa
Luangkan waktu untuk memikirkan nilai-nilai yang ingin Ayah tanamkan pada si kecil nantinya. Bayangkan momen-momen spesial seperti memeluk atau mendengar tawanya. Ini dapat membuat Ayah merasa lebih siap menghadapi tantangan yang akan datang.
5. Jangan Tertekan oleh Peran Gender
Ayah bukan hanya penyedia finansial, tetapi juga pelindung dan pendamping keluarga. Singkirkan stigma seputar peran gender dan fokus pada pengalaman yang sesuai dengan dinamika keluarga masing-masing.
6. Ingat, Parenting Tidak Mudah
Tahun pertama menjadi Ayah bisa penuh tantangan. Beberapa Ayah bahkan mengalami depresi pasca persalinan atau baby blues pada Ayah. Tetaplah memiliki harapan realistis, beri ruang untuk diri sendiri, dan jaga kesehatan fisik serta mental.
7. Bangun Support System
Mempersiapkan support system akan membantu saat Ayah merasa kewalahan. Diskusikan peran dan tanggung jawab dengan Bunda, libatkan teman dan keluarga, serta cari dukungan dari orang tua lain atau profesional kesehatan.
Berlatih tentang Pengasuhan Anak
Menjadi Ayah itu lebih dari sekadar memberikan dukungan emosional, ada berbagai keterampilan praktis yang penting untuk merawat bayi. Berikut adalah beberapa keterampilan yang perlu dipelajari oleh calon Ayah untuk persiapan menjadi Ayah yang lebih siap:
1. Mengganti Popok
Mengganti popok adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai. Selain mengganti popok kotor, Ayah perlu memastikan kebersihan bayi untuk mencegah ruam. Pelajari penggunaan popok kain dan sekali pakai, karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
2. Menenangkan Bayi yang Menangis
Kemampuan menenangkan bayi rewel sangat penting. Teknik seperti kangaroo care, menggendong dengan lembut, atau menggunakan suara dan musik yang menenangkan dapat membantu. Kontak fisik yang baik mengurangi stres bayi dan mempererat hubungan dengan orang tua.
3. Dukungan dalam Menyusui
Meskipun tidak menyusui langsung, Ayah dapat mendukung Bunda dengan menyiapkan air, memastikan kenyamanan, atau mempelajari teknik menyusui. Dukungan Ayah terbukti meningkatkan keberhasilan menyusui serta kesehatan ibu dan bayi.
4. Mempelajari Keamanan Bayi
Keselamatan bayi harus menjadi prioritas. Ayah perlu memahami pengamanan lingkungan, cara memasang kursi mobil, dan praktik tidur aman. Selain itu, pelatihan CPR dan pertolongan pertama bayi sangat dianjurkan.
5. Menjalin Hubungan dengan Bayi
Membangun ikatan dengan bayi sangat penting untuk perkembangan emosionalnya. Luangkan waktu untuk bermain, berbicara, atau bernyanyi. Interaksi awal ini sangat berkontribusi pada perkembangan kognitif dan sosial bayi di kemudian hari.
Komunikasi Terbuka dengan Bunda
Menjadi orang tua baru bisa memunculkan berbagai tantangan dan perasaan, sehingga penting untuk membagi peran dan ekspektasi guna mengurangi stres. Berikut adalah beberapa poin penting untuk meningkatkan komunikasi Ayah dengan Bunda:
1. Pembagian Peran yang Jelas
Diskusikan peran masing-masing, seperti mengganti popok, memberi makan, atau menenangkan bayi. Pembagian tanggung jawab ini membantu mengurangi frustrasi sekaligus memperkuat hubungan. Pasangan yang membagi tugas dengan baik cenderung lebih puas dalam hubungan mereka.
2. Menetapkan Ekspektasi
Harapan setiap pasangan tentang pengasuhan bisa berbeda. Diskusikan ekspektasi, seperti bagaimana membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga atau perbedaan gaya pengasuhan. Percakapan ini membantu mencapai kesepakatan yang mendukung kedua belah pihak.
3. Menghadapi Tantangan Bersama
Pengasuhan sering kali diwarnai tantangan, seperti kurang tidur atau perbedaan pendapat. Dengan berdiskusi dan mencari solusi bersama, Ayah dan Bunda dapat memperkuat kemitraan. Dukungan timbal balik dalam menghadapi kesulitan juga dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres.
4. Manfaatkan Pillow Talk
Pillow talk, momen santai saat berbagi pikiran dan perasaan sebelum tidur atau setelah bangun, adalah cara efektif untuk memperkuat hubungan. Diskusikan harapan, tantangan, atau isu penting lainnya untuk meningkatkan komunikasi dan ikatan emosional.
A Word From Navila
Menjadi Ayah baru adalah perjalanan yang mengubah hidup dan penuh emosi, mulai dari kegembiraan hingga kecemasan. Persiapan menjadi Ayah seperti persiapan mental, emosional, dan fisik sangat penting untuk membantu calon Ayah menjalani peran ini dengan baik. Dengan begitu, Ayah dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk keluarga yang bahagia dan sehat.
Mau informasi lebih lengkap tentang family, moms and baby lainnya? Yuk, segera kunjungi media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semoga informasi di atas bermanfaat.