Setiap orang tua tentu berharap momen kelahiran berjalan lancar dan bayi hadir ke dunia dalam keadaan sehat. Namun, proses persalinan kadang diiringi tantangan tertentu yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah sindrom aspirasi mekonium, yaitu gangguan pernapasan serius pada bayi baru lahir akibat menghirup cairan ketuban yang sudah tercampur mekonium (tinja pertama bayi).

Meski terdengar menakutkan, pemahaman yang tepat akan membantu Mams mengenali risikonya sejak awal. Dengan begitu, bayi bisa segera mendapat pertolongan medis yang sesuai. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang apa itu sindrom aspirasi mekonium, penyebab, gejala, hingga langkah penanganan dan pencegahannya.

Apa Itu Sindrom Aspirasi Mekonium?

Sindrom aspirasi mekonium (MAS) adalah kondisi ketika bayi menghirup cairan ketuban bercampur mekonium ke dalam saluran pernapasan. Mekonium biasanya keluar setelah bayi lahir, namun dalam kondisi tertentu seperti stres janin atau kehamilan lewat waktu, mekonium bisa keluar lebih awal. Jika terhirup, zat ini dapat menyumbat jalan napas, merusak jaringan paru, dan mengganggu fungsi surfaktan yang penting untuk menjaga paru tetap mengembang.

Kondisi ini lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir setelah usia kehamilan 41–42 minggu atau saat janin kekurangan oksigen. Dampaknya bisa serius, mulai dari sesak napas, kadar oksigen rendah, hingga kolaps paru. Jika tidak segera ditangani, MAS dapat memicu komplikasi seperti gagal napas, hipertensi paru persisten, hingga infeksi akibat peradangan.

Mengapa Bayi Bisa Menghirup Mekonium?

Penyebab utama bayi menghirup mekonium adalah hipoksia, atau kekurangan oksigen di dalam kandungan. Saat hal ini terjadi, usus janin berkontraksi dan melepaskan mekonium ke dalam ketuban. Bila hipoksia berlanjut, janin dapat melakukan napas terengah-engah di rahim, sehingga cairan bercampur mekonium masuk ke paru-paru.

Risiko semakin meningkat pada persalinan lama, tekanan pada tali pusat, preeklamsia, atau infeksi rahim. Bayi post-term juga lebih rentan karena fungsi plasenta mulai menurun sehingga pasokan oksigen berkurang. Meski ketuban bercampur mekonium cukup sering terjadi, hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi MAS, terutama bila mekonium berwarna hijau pekat dan kental. Inilah sebabnya kesiapan tim medis saat persalinan sangatlah penting.

Gejala Aspirasi Mekonium yang Harus Diperhatikan

Bayi dengan aspirasi mekonium biasanya menunjukkan tanda gangguan pernapasan segera setelah lahir. Napasnya bisa cepat, tampak sesak, atau terdengar bunyi grok-grok. Pada kasus berat, dada bayi tampak tertarik ke dalam saat bernapas dan kulit bisa tampak kebiruan karena kekurangan oksigen.

Selain itu, tangisan bayi bisa terdengar lemah, tubuhnya tampak lesu, dan sering kali terlihat bercak kehijauan pada kulit, wajah, atau tali pusat akibat bercampurnya mekonium dengan ketuban. Untuk memastikan kondisi ini, dokter dapat melakukan pemeriksaan kadar oksigen dengan pulse oximetry, analisis gas darah, hingga rontgen dada. Semakin cepat diagnosis ditegakkan, semakin besar peluang bayi pulih dengan baik.

Navila All Products

Penanganan dan Pencegahan Sindrom Aspirasi Mekonium

Penanganan MAS tergantung kondisi bayi saat lahir. Menurut ACOG, bila bayi tampak sehat, cukup dilakukan pembersihan jalan napas dan observasi. Namun, bila bayi lemah, tenaga medis segera membuka jalan napas, memberikan oksigen, atau menggunakan ventilasi mekanis bila diperlukan. Setelah stabil, bayi biasanya dirawat di NICU dengan pemantauan ketat pernapasan dan sirkulasi.

Di NICU, terapi dapat meliputi oksigen tambahan, CPAP, atau ventilator. Pada kasus berat, bayi mungkin memerlukan surfaktan, inhaled nitric oxide (iNO), hingga ECMO sebagai terapi penyelamat. Pencegahan terbaik dilakukan sejak masa kehamilan, dengan pemeriksaan rutin, pemantauan kondisi janin, hingga induksi persalinan bila kehamilan melewati 41 minggu. Saat persalinan, pemantauan denyut jantung janin menjadi kunci untuk mendeteksi tanda stres sejak dini.

A Word From Navila

Sindrom aspirasi mekonium memang bisa terdengar menakutkan, namun Mams tidak perlu panik. Dengan pemeriksaan kehamilan rutin, pemantauan ketat saat persalinan, serta penanganan cepat dari tenaga medis, risiko komplikasi dapat ditekan.

Setelah melewati proses persalinan, perjalanan baru Mams bersama si kecil baru saja dimulai. Persiapan perlengkapan bayi yang lengkap akan membuat momen awal kehidupan terasa lebih tenang dan nyaman. Yuk, cek panduan lengkapnya di: List Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Wajib Mams Siapkan. Dengan langkah sederhana ini, Mams bisa lebih percaya diri menyambut buah hati tercinta.


References

  • Sayad, E., & Silva-Carmona, M. (2020). Meconium aspiration. https://europepmc.org/books/nbk557425
  • Luo, L., Zhang, M., Tang, J., Li, W., He, Y., Qu, Y., & Mu, D. (2023). Clinical characteristics of meconium aspiration syndrome in neonates with different gestational ages and the risk factors for neurological injury and death: a 9-year cohort study. Frontiers in Pediatrics, 11, 1110891. 
  • Fan, H. C., & Chen, C. M. (2024). Meconium aspiration syndrome: An overview of the literature. Tungs’ Medical Journal, 18(1), 4-11.
  • ACOG. Delivery of a Newborn With Meconium-Stained Amniotic Fluid. Retrieved from https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/committee-opinion/articles/2017/03/delivery-of-a-newborn-with-meconium-stained-amniotic-fluid
  • Yeh, T. F. (2010). Core concepts: meconium aspiration syndrome: pathogenesis and current management. Neoreviews, 11(9), e503-e512.