Semakin banyak ibu yang sadar akan pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Tapi di balik semangat itu, tak sedikit juga yang diliputi rasa cemas, “Apakah ASI-ku cukup?” atau “Kenapa hari ini terasa lebih sedikit dari kemarin?” Padahal, tubuh sebenarnya punya mekanisme alami yang sangat cerdas untuk menyesuaikan produksi ASI, lho, Mams.
Mekanisme ini dikenal dengan prinsip supply by demand, yang artinya, semakin sering bayi menyusu, maka semakin banyak ASI yang akan diproduksi tubuh. Sayangnya, belum semua ibu memahami cara kerja prinsip ini dan bagaimana memaksimalkannya agar ASI tetap lancar setiap hari. Yuk, kita bahas tuntas apa itu supply by demand dan tips mudah untuk menerapkannya di keseharian!
Apa Itu Supply by Demand ASI?
Supply by demand adalah prinsip menyusui yang artinya, semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang diproduksi. Produksi ASI tergantung pada seberapa sering payudara dikosongkan, bukan hanya dari makanan ibu.
Saat bayi menyusu, tubuh ibu memproduksi hormon prolaktin untuk membuat ASI. Di saat yang sama, hormon oksitosin membantu mengeluarkan ASI lewat refleks let-down. Proses ini akan terus berlanjut selama payudara rutin dikosongkan.
Menyusui on demand berarti memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi, bukan berdasarkan jadwal. Penelitian internasional, seperti dari UNICEF UK, menyebut metode ini terbukti efektif menjaga suplai ASI dan mendukung tumbuh kembang bayi. Tanda sistem ini bekerja baik adalah bayi terlihat kenyang, sering ganti popok, dan berat badannya naik stabil.
ASI On Demand atau On Schedule, Mana yang lebih baik?
Menyusui on demand berarti memberikan ASI setiap kali bayi menunjukkan tanda lapar. Misalnya seperti menghisap tangan, mencari puting (rooting), atau tampak gelisah. Metode ini dinilai lebih sesuai dengan ritme alami bayi dibanding menyusui berdasarkan jadwal tetap (on schedule).
Menyusui on demand mendukung prinsip supply by demand. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang diproduksi oleh tubuh ibu. Hal ini membantu menjaga suplai ASI tetap lancar dan sesuai kebutuhan bayi.
Selain mendukung produksi, metode ini juga memperkuat ikatan emosional ibu dan bayi. Menyusui berdasarkan jadwal berisiko melewatkan sinyal lapar, yang bisa membuat bayi rewel dan suplai ASI terganggu. Karena itu, penting untuk menyusui sebelum bayi menangis sebagai tanda lapar terakhir.
Cara Memaksimalkan Konsep Supply by Demand
Agar prinsip ini bisa bekerja maksimal, ada beberapa langkah penting yang bisa Mams lakukan:
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Segera setelah lahir, bayi sebaiknya langsung diletakkan di dada Mams. Idealnya dilakukan dalam satu jam pertama setelah persalinan. Proses ini disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
IMD memberi sinyal awal pada tubuh Mams untuk mulai memproduksi ASI. Selain itu, bayi akan mengisap kolostrum yang sangat kaya antibodi. Kolostrum adalah ASI pertama yang penuh nutrisi penting. Studi WHO menunjukkan, IMD meningkatkan peluang bayi untuk menyusu eksklusif hingga usia 6 bulan.
2. Kontak Kulit-ke-Kulit (Skin-to-Skin Contact)
Kontak langsung antara kulit ibu dan bayi sangat penting. Caranya dengan meletakkan bayi (hanya pakai popok) di dada Mams tanpa pakaian penghalang.
Kontak ini membuat bayi merasa aman dan hangat. Bayi juga akan lebih mudah menemukan puting dan mulai menyusu. Bagi ibu, kontak ini merangsang hormon oksitosin. Hormon ini berperan besar dalam keluarnya ASI secara alami.
3. Rooming In (Bayi dan Ibu Satu Kamar)
Praktik rooming in berarti bayi tetap bersama ibu di kamar yang sama selama masa perawatan di rumah sakit atau pasca melahirkan. Dengan bayi dekat, Mams bisa merespon cepat tanda-tanda lapar bayi, seperti mulut membuka, mengisap tangan, atau mencari puting.
Menyusui yang sering sesuai tanda lapar ini akan merangsang produksi ASI secara alami. Berbeda dengan menyusui berdasarkan jadwal kaku, rooming in membantu memenuhi prinsip supply by demand dengan lebih baik.
4. Hindari Penggunaan Dot dan Empeng di Awal-awal
Pada minggu-minggu pertama, sebaiknya hindari memberikan dot atau empeng pada bayi. Hal ini karena puting dot dan payudara memiliki cara kerja berbeda, sehingga bayi bisa mengalami kebingungan puting (nipple confusion).
Jika bayi bingung dan lebih memilih dot, proses menyusu langsung bisa terganggu. Akibatnya, produksi ASI bisa menurun karena payudara kurang distimulasi. WHO dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan menunda penggunaan dot sampai menyusui berjalan lancar.
5. Pompa ASI Jika Terpisah dari Bayi
Bila Mams harus kembali bekerja atau terpisah dari si kecil untuk sementara, menyusui langsung tentu sulit dilakukan. Di sinilah peran pompa ASI sangat penting.
Memompa ASI secara rutin, minimal setiap 3 jam, akan memberikan rangsangan yang sama pada payudara seperti saat bayi menyusu langsung. Ini membantu menjaga dan bahkan meningkatkan produksi ASI, sehingga saat bertemu si kecil, Mams tetap memiliki ASI yang cukup.
6. Teknik Menyusui yang Efektif
Teknik menyusui sangat menentukan produksi ASI. Pastikan mulut bayi melekat dengan benar. Ciri pelekatan yang baik adalah mulut terbuka lebar, bibir bawah mencuat, dan bayi menyusu sebagian areola, bukan hanya puting.
Posisi juga penting, posisi “perut ke perut” antara ibu dan bayi membuat ASI mengalir lebih lancar. Menyusui dengan teknik yang benar membantu pengosongan payudara. Ini memicu tubuh untuk terus memproduksi ASI sesuai permintaan bayi.
Kesalahan Umum yang Mengganggu Supply by Demand
Beberapa kebiasaan bisa mengganggu prinsip supply by demand. Misalnya, menjadwalkan menyusui terlalu ketat sehingga frekuensi menyusui jadi lebih jarang. Kurangnya sesi menyusui malam hari juga mengurangi stimulasi hormon prolaktin yang penting untuk produksi ASI.
Kesalahan lainnya adalah terlalu cepat mengganti payudara saat menyusui. Jika payudara pertama belum kosong, bayi hanya mendapat foremilk yang rendah kalori. Akibatnya, bayi cepat lapar dan kurang nutrisi meski sering menyusu.
Sebaiknya, biarkan bayi menyusu dari satu payudara sampai selesai. Setelah itu baru tawarkan payudara satunya jika bayi masih lapar. Dengan cara ini, bayi mendapat hindmilk yang kaya lemak, dan produksi ASI pun tetap maksimal.
Kapan Harus Waspada atau Konsultasi?
Prinsip supply by demand artinya produksi ASI akan menyesuaikan dengan seberapa sering bayi menyusu. Meski umumnya efektif, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai karena bisa jadi suplai ASI kurang atau ada masalah lain.
Segera konsultasi ke tenaga kesehatan atau konselor laktasi jika muncul tanda-tanda berikut:
- Bayi tidak kembali ke berat lahir dalam 2–3 minggu.
- Bayi sering tidur dan kurang aktif.
- Menyusu lebih dari 40 menit tapi tetap lapar.
- Payudara terasa keras dan nyeri terus-menerus.
- Bisa disertai demam, tanda infeksi (mastitis).
Jika hal ini terjadi, sebaiknya segera konsultasikan ke konselor laktasi atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
A Word From Navila
Tubuh ibu sungguh luar biasa, dan prinsip supply by demand adalah salah satu buktinya. Supply by demand artinya tubuh akan memproduksi ASI sebanyak yang dibutuhkan bayi, tergantung seberapa sering bayi menyusu. Selama bayi menyusu secara rutin, tubuh akan terus memproduksi ASI sesuai kebutuhan. Kuncinya ada pada konsistensi dan respon Mams terhadap sinyal lapar bayi.
Namun, jika Mams merasa produksi ASI belum maksimal, tidak perlu panik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi agar mendapatkan solusi yang tepat. Setiap ibu butuh dukungan dalam perjalanan menyusui.

Sebagai sahabat setia Ibu, Navila ASI Booster hadir untuk membantu. Dibuat dari bahan alami dan aman, produk ini mendukung produksi ASI tanpa efek samping. Bantu Ibu menyusui lebih tenang dan penuh cinta setiap hari.
References
- UNICEF. Guest blog: Breastfeeding – The dangerous obsession with the infant feeding interval. Retrieved from https://www.unicef.org.uk/babyfriendly/breastfeeding-the-dangerous-obsession-with-the-infant-feeding-interval/
- NHS. Feeding on demand. Retrieved from https://www.nhs.uk/start-for-life/baby/feeding-your-baby/bottle-feeding/bottle-feeding-your-baby/feeding-on-demand/
- Parents. What to Know About Breastfeeding and the Letdown Reflex. Retrieved from https://www.parents.com/letdown-reflex-8646116
- WHO. Early initiation of breastfeeding to promote exclusive breastfeeding. Retrieved from https://www.who.int/tools/elena/interventions/early-breastfeeding
- LLLI. Retrieved from https://llli.org/breastfeeding-info/frequency-feeding-frequently-asked-questions-faqs/
- Klik Dokter. Faktor-faktor Penyebab Produksi ASI Sedikit. Retrieved from https://www.klikdokter.com/ibu-anak/ibu-menyusui/faktor-faktor-penyebab-produksi-asi-sedikit
- IDAI. Manajemen Laktasi. Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/manajemen-laktasi
1 comment