Bahaya DBD pada bayi sangat penting untuk diwaspadai, terutama saat pergantian musim (pancaroba), di mana tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Salah satu penyakit yang mengintai adalah DBD, yang bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi.

Penyakit menular ini dapat berisiko fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bahkan pada bayi. Tanpa penanganan profesional, DBD pada bayi bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan berujung pada kematian. Sebagai orang tua, penting untuk memahami lebih dalam tentang bahaya DBD pada bayi. Yuk, simak informasi lengkap seputar DBD!

Apa itu DBD?

Bahaya DBD pada Bayi, apa itu dbd

DBD atau Demam Berdarah Dengue (dengue hemorrhagic fever) adalah penyakit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Indonesia, DBD masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan, terutama di Asia Tenggara.

Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti menyebabkan penyakit ini. Nyamuk tersebut berukuran kecil, berwarna hitam dengan garis putih di tubuh dan kaki, aktif terutama pada pagi hingga sore hari, namun kadang juga menggigit malam hari di tempat sejuk.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) yang dilaporkan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2000, tercatat sekitar 505.430 kasus, yang kemudian meningkat menjadi lebih dari 2,4 juta kasus pada tahun 2010, dan mencapai 5,2 juta kasus pada tahun 2019.

Gejala DBD pada bayi biasanya baru muncul di hari keempat hingga kesepuluh setelah gigitan pertama. Berikut ini ciri-ciri DBD pada bayi yang perlu orang tua waspadai:

  1. Demam tinggi kisaran 37,5°C hingga 40°C selama beberapa hari
  2. Rewel tak terduga
  3. Gangguan pencernaan yang ditandai dengan nyeri perut, mual, dan muntah
  4. Nafsu makan berkurang
  5. Muncul bintik merah pada kulit
  6. Perdarahan di area seperti gusi, hidung, atau saat buang air kecil dan besar, yang disertai dengan keluarnya darah
  7. Terlihat mengantuk atau lelah secara berlebihan
  8. Peningkatan kecepatan nafas

Tahapan DBD Mengidap pada Bayi

Terdapat tiga tahapan demam berdarah, dimulai dari manifestasi awal hingga proses penyembuhan. Setiap fase membutuhkan pendekatan yang unik. Maka, penting untuk memahami ketiga tahap demam berdarah berikut ini:

1. Tahap Demam (Febrile Phase)

Demam Berdarah Dengue (DBD) biasanya dimulai dengan demam tinggi mendadak yang berlangsung 2-7 hari, mencapai suhu hingga 40°C. Gejala lain yang menyertai adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit, tanda penurunan trombosit di bawah 100 ribu per mikroliter darah.

Semakin banyak bintik merah yang terlihat, semakin rendah kadar trombosit, karena virus dengue dapat merusak pembuluh kapiler. Anak juga bisa mengalami gejala lain seperti penurunan nafsu makan, mual, dan muntah. Jika gejala ini muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan darah.

2. Tahap Kritis (Critical Phase)

Pada hari ke-4 hingga ke-6 setelah demam pertama, anak memasuki fase kritis yang sangat penting dan memerlukan kewaspadaan ekstra dari orang tua. Gejala fase ini meliputi muntah terus-menerus, pendarahan dari hidung dan gusi, nyeri perut, muntah darah, serta BAB berdarah.

Meski suhu tubuh tampak normal, ini bisa menjadi tanda bahaya karena menandakan penurunan trombosit dan risiko syok. Dalam kasus parah, tekanan darah dapat turun drastis, menyebabkan kerusakan organ vital seperti ginjal dan hati, yang bisa mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

Fase kritis ini biasanya terjadi dalam rentang tiga hingga tujuh hari setelah demam, berlangsung selama 24 hingga 48 jam.

3. Tahap Pemulihan (Recovery Phase)

Fase terakhir, pemulihan, terjadi dalam waktu 48-72 jam setelah demam mulai mereda. Selama fase ini, anak bisa menunjukkan perbaikan secara bertahap, seperti peningkatan nafsu makan, keceriaan, dan pola buang air yang normal.

Pada tahap pemulihan, cairan yang sebelumnya keluar dari pembuluh darah akan kembali diserap oleh pembuluh darah. Pemeriksaan darah juga akan menunjukkan peningkatan jumlah trombosit dan hematokrit yang kembali normal.

Pengobatan DBD pada Bayi

Hingga kini, belum ada pengobatan khusus yang terbukti efektif menyembuhkan DBD pada bayi. Perawatan yang diberikan bertujuan mengurangi gejala dan mencegah komplikasi serius. Pengobatan harus dilakukan di bawah pengawasan dokter hingga kondisi bayi membaik. Setelah diizinkan pulang, orang tua dapat:

  • Mencegah dehidrasi dengan memberikan cairan tambahan, seperti ASI untuk bayi di bawah 6 bulan dan air untuk bayi di atas 6 bulan.
  • Memberikan obat penurun demam sesuai resep dokter.
  • Memastikan bayi cukup istirahat.

Lakukan Cara Ini untuk Mencegah Bahaya DBD pada Bayi

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2022 tercatat 131.263 kasus demam berdarah (DBD), dengan 40% di antaranya menyerang anak usia 0-14 tahun. Karena itu, penting bagi Mams untuk memahami cara mencegah DBD sebelum menyerang si kecil. Berikut langkah-langkahnya:

1. Lakukan 3M

Rutin melakukan 3M (menguras, menutup tempat air, dan mengubur barang bekas) adalah langkah utama untuk memutus rantai nyamuk. Bersihkan wadah air seminggu sekali untuk menghilangkan telur nyamuk yang dapat berkembang biak di air tergenang.

2. Gunakan Tanaman Tradisional

Beberapa tanaman tradisional memiliki sifat penolak nyamuk atau anti inflamasi yang dapat membantu mencegah gigitan nyamuk. Di antaranya kayu putih (eucalyptus), sereh wangi (citronella), serai dapur (lemongrass), lavender dan chamomile.

3. Pelihara Ikan

Ikan-ikan tertentu, seperti ikan guppy atau ikan mas, dapat dimasukkan ke dalam bak-bak atau tempat-tempat lain yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Ikan-ikan ini akan memakan larva nyamuk, membantu mengendalikan populasi nyamuk.

4. Gunakan Minyak Esensial Pengusir Nyamuk

Salah satu cara efektif untuk mencegah gigitan nyamuk DBD pada anak adalah dengan menggunakan minyak esensial anti nyamuk, seperti minyak telon. Aroma dari minyak kayu putih yang terkandung dalam minyak telon ampuh untuk mengusir nyamuk karena aromanya tidak disukai nyamuk.

Selain itu, kini telah hadir berbagai produk minyak telon yang mengandung lavender. Mams bisa mempertimbangkan menggunakan minyak telon lavender karena menurut penelitian, minyak lavender ampuh usir nyamuk dan membuat tidur lebih nyenyak.

Minyak Telon Terbaik si Anti Nyamuk Navila

Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan kematian, sehingga penting bagi orang tua untuk memahami segala informasi terkait penyakit ini agar si kecil terhindar dari risikonya. Jika si kecil menunjukkan gejala DBD, segera periksakan ke dokter dan berikan penanganan yang tepat.

Minyak Telon Navika Anti Nyamuk

Karena DBD bisa berbahaya, pencegahan adalah kunci! Salah satu cara efektif untuk melindungi si kecil dari gigitan nyamuk penyebab DBD adalah dengan Minyak Telon Navila. Minyak telon anti nyamuk Navila teah diformulasikan khusus dan telah teruji klinis mampu menangkal nyamuk Aedes dan Culex hingga 10 jam, jadi bayi tetap nyaman dan terlindungi lebih lama.

Bagaimana bisa Minyak Telon Navila adalah telon anti nyamuk? Yuk, ketahui alasannya di artikel ini: Navila Minyak Telon Bayi Anti Nyamuk Terbaik, Melindungi Hingga 10 Jam.


References

  • Mayo Clinic. Dengue fever. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078
  • Gubler, D. J. (1998). Dengue and dengue hemorrhagic fever. Clinical microbiology reviews11(3), 480-496. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC88892/
  • Kemenkes. Demam Berdarah Dengue. Retrieved from https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue
  • WHO. Dengue and severe dengue. Retrieved from https://www.who.int/health-topics/dengue-and-severe-dengue