Saat si kecil sudah mulai besar, perilakunya terkadang akan membuat Mams jengkel karena dirasa tidak menurut ucapan Mams. Namun, perlu Mams ketahui, ucapan orang tua memiliki pengaruh besar dan bisa melekat pada anak lebih lama dari yang Mams kira.

Maka dari itu, Mams harus tetap menjaga lisan Mams dalam mendidik si kecil. Berikut ini beberapa contoh kata-kata yang tidak boleh diucapkan pada anak menurut beberapa psikolog anak.

Kata-kata yang Tidak Boleh Diucapkan pada Anak

Berikut adalah kata-kata yang tidak boleh diucapkan pada anak dari Mams, di antaranya:

“Kamu Ini Bisanya Cuma Bikin Mama Marah!”

Kalimat ini dalam psikologi dikenal sebagai “blame shifting,” di mana seseorang mencoba menyalahkan orang lain atas emosinya. Ini membuat anak merasa bahwa dia adalah penyebab emosi negatif orang tua. Padahal, emosi adalah tanggung jawab pribadi masing-masing. Anak bisa tumbuh dengan perasaan bersalah dan takut melakukan kesalahan. Hal ini bisa membuatnya enggan mencoba hal baru karena takut dimarahi.

Menurut psikolog anak Dr. Tasha Brown, kata-kata yang kita ucapkan kepada anak bisa membentuk cara pandang mereka terhadap diri sendiri. Jika anak sering disalahkan, dia bisa merasa dirinya selalu salah. Ini berdampak buruk pada rasa percaya dirinya. Lebih baik ungkapkan perasaan marah dengan tenang dan jelas penyebabnya.

“Jangan Menangis!” atau “Gak Boleh Nangis!”

Melarang anak menangis bisa membuat mereka belajar untuk menekan emosinya. Anak bisa merasa bahwa menangis adalah sesuatu yang salah. Padahal, menangis adalah cara sehat untuk mengeluarkan perasaan. Emosi yang ditekan justru bisa meledak di kemudian hari.

Biarkan anak mengekspresikan perasaannya, lalu dampingi dengan tenang. Menurut psikolog, mendampingi anak saat mereka sedih justru memperkuat ikatan emosional. Anak juga akan belajar bahwa semua perasaan itu valid. Dia pun jadi lebih percaya diri dalam mengelola emosinya.

“Semuanya akan Baik-baik Saja”

Kalimat ini terkesan menenangkan, tapi bisa membuat anak merasa tidak didengarkan. Saat anak sedih atau takut, mereka butuh dipahami dulu, bukan langsung diberi harapan kosong. Mengabaikan perasaannya bisa membuat anak enggan bercerita lagi. Anak merasa orang tuanya tidak benar-benar peduli.

Lebih baik validasi dulu emosi anak, lalu bantu ia melihat solusinya. Misalnya dengan berkata, “Mama tahu ini terasa sulit ya, tapi kita bisa hadapi bersama.” Ini membuat anak merasa ditemani, bukan disangkal. Anak pun belajar bahwa emosi sulit bisa dilewati dengan dukungan.

“Nurut Kata Mama!”

Memaksa anak untuk selalu patuh tanpa penjelasan bisa membuatnya tumbuh pasif. Anak jadi terbiasa mengikuti tanpa memahami alasan di baliknya. Hal ini menghambat kemampuan berpikir kritis dan mandiri. Anak juga bisa merasa suaranya tidak penting.

Psikolog Cindy T. Graham menyarankan agar orang tua menjelaskan alasan di balik aturan. Anak jadi lebih mudah menerima karena merasa dihargai. Ini juga melatih anak membuat keputusan yang bertanggung jawab. Komunikasi dua arah membentuk kepercayaan yang kuat antara orang tua dan anak.

“Jangan Diam Saja! Gunakan Mulutmu untuk Bicara!”

Anak yang diam bukan berarti tidak peduli atau keras kepala. Kadang mereka sedang bingung, takut, atau butuh waktu untuk bicara. Kalimat seperti ini bisa membuat anak merasa tertekan. Alih-alih bicara, mereka bisa makin tertutup.

Trauma masa kecil bisa muncul karena tekanan seperti ini. Anak yang merasa tidak aman untuk bicara bisa membawa luka emosional sampai dewasa. Lebih baik beri ruang dan waktu, sambil menunjukkan bahwa Mams siap mendengarkan. Ini akan membuat anak lebih nyaman membuka diri.

“Dasar Anak Pemalas”

Menyebut anak pemalas adalah bentuk label negatif yang bisa menempel dalam pikirannya. Anak akan percaya bahwa ia memang malas dan tidak mampu. Lama-lama, ia mungkin berhenti mencoba karena merasa usahanya sia-sia. Kalimat ini sangat merusak rasa percaya diri.

Menurut psikolog, penting bagi orang tua untuk fokus pada usaha, bukan hasil. Katakan bahwa Mams percaya anak bisa belajar dan berkembang. Tunjukkan dukungan saat anak mengalami kesulitan. Ini akan memotivasi anak untuk terus mencoba tanpa rasa takut.

“Mama Sedang Tidak Ada Uang”

Mengatakan ini tanpa penjelasan bisa membuat anak cemas soal keuangan keluarga. Anak jadi merasa tidak aman atau takut menyusahkan orang tua. Padahal mereka belum paham soal kondisi finansial secara utuh. Kalimat ini juga bisa membuat anak merasa bersalah saat meminta sesuatu.

Lebih baik sampaikan dengan cara yang menenangkan, misalnya, “Kita belum bisa beli sekarang, tapi kita bisa menabung dulu.” Ini mengajarkan anak tentang pengelolaan uang tanpa menakut-nakuti. Anak jadi belajar sabar dan punya harapan yang sehat. Keuangan pun bisa dibicarakan dengan lebih positif.

“Kamu itu Bisanya Apa sih?!”

Kalimat ini sangat menyakitkan dan bisa membuat anak merasa tidak berguna. Ketika anak mendengar kalimat seperti ini, ia bisa kehilangan semangat untuk mencoba. Anak merasa tidak dihargai meskipun sudah berusaha. Akibatnya, dia jadi takut gagal dan enggan belajar hal baru.

Psikolog anak menyarankan untuk mengganti kritik keras dengan dorongan yang membangun. Daripada menyoroti kekurangannya, bantu anak melihat kemampuannya. Misalnya, “Ayo kita cari cara supaya kamu bisa lebih paham.” Ini akan membantu anak tumbuh percaya diri dan lebih terbuka untuk belajar.

A Word From Navila

Kesimpulannya, setiap kata yang Mams ucapkan punya pengaruh besar pada tumbuh kembang emosi si kecil. Maka dari itu, penting bagi Mams untuk menghindari kata-kata negatif yang bisa menyakiti hati atau meruntuhkan kepercayaan dirinya. Yuk, mulai ganti dengan kalimat yang lebih lembut, penuh kasih sayang, dan tetap tegas saat dibutuhkan. Dengan begitu, Mams bisa membantu si kecil tumbuh menjadi pribadi yang kuat, percaya diri, dan sehat secara emosional.

Jika Mams ingin tahu lebih banyak tentang cara mempererat hubungan dengan anak lewat komunikasi yang positif dan penuh makna, Mams bisa lanjut baca di sini: Cara Memperkuat Hubungan Orang Tua dan Anak.


References

  • Good Housekeeping. 10 Things Adults Should Never Say to Kids, According to Psychologists. Retrieved from https://www.goodhousekeeping.com/life/parenting/a61711450/things-never-to-say-to-kids/
  • The Guardian. Being shouted at by parents can alter child’s brain, experts tell UK MPs. Retrieved from https://www.theguardian.com/society/2025/apr/28/being-shouted-at-by-parents-can-alter-childs-brain-experts-tell-uk-mps
  • Parents. These Common Phrases Said to Kids Are Actually Problematic. Retrieved from https://www.parents.com/things-to-never-say-to-your-child-8699503
  • The Mom Psychologist. Top 5 Things to Never Say to Your Child. Retrieved from https://themompsychologist.com/2024/05/07/top-5-things-to-never-say-to-your-child/