Imunisasi merupakan langkah penting untuk melindungi kesehatan anak-anak kita dari penyakit serius. Namun, setelah menerima vaksinasi, seringkali anak mengalami demam sebagai reaksi tubuh yang normal.
Meskipun hal ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja dengan baik, bagi orangtua, munculnya demam sering kali menimbulkan kecemasan. Lalu, berapa lama demam setelah imunisasi biasanya berlangsung? Simak informasi berikut untuk mendapatkan jawabannya, ya Bunda.
Berapa Lama Jangka Waktu Demam Bayi Setelah Imunisasi?
Saat lahir, bayi sudah memiliki antibodi bawaan yang diperoleh dari ibunya selama di dalam kandungan. Antibodi ini berfungsi memberikan perlindungan sementara terhadap berbagai penyakit. Namun, perlindungan ini hanya bertahan beberapa minggu hingga bulan pertama kehidupan bayi. Setelah itu, bayi menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Imunisasi menjadi langkah penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit serius. Dengan vaksinasi yang dilakukan secara rutin sesuai jadwal dan tahapan usia, sistem kekebalan anak akan diperkuat, sehingga lebih siap melawan infeksi di masa depan.
Beberapa orang tua mungkin enggan memberikan imunisasi karena khawatir terhadap efek samping yang ditimbulkan. Efek samping umum setelah imunisasi meliputi:
- Anak menjadi lebih rewel.
- Kulit kemerahan di sekitar area suntikan.
- Bengkak di area suntikan.
- Demam ringan hingga tinggi.
Vaksin seperti DPT, campak, atau meningitis B sering kali menyebabkan demam sebagai bagian dari proses pembentukan kekebalan tubuh. Menurut, Seattle Children’s demam setelah imunisasi biasanya muncul dalam waktu 24 jam setelah vaksinasi dan berlangsung selama 1-2 hari. Gejala lain seperti rewel, kemerahan, atau bengkak juga biasanya akan hilang dalam waktu 1-2 hari.
Apakah Demam Pasca Imunisasi Berbahaya?
Imunisasi dasar terdiri dari lima jenis, yaitu:
- Imunisasi Hepatitis B: Melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menyebabkan penyakit hati.
- Imunisasi Polio: Mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
- Imunisasi BCG: Melindungi dari tuberkulosis (TBC), terutama bentuk parah pada anak.
- Imunisasi DPT: Mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
- Imunisasi Campak: Melindungi dari penyakit campak yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
Dari kelima jenis imunisasi ini, imunisasi DPT dan kadang imunisasi campak dapat memicu respons demam pada sebagian anak. Namun, tidak semua anak akan mengalami demam setelah imunisasi.
Demam pasca imunisasi sebenarnya adalah tanda bahwa tubuh anak sedang merespons vaksin untuk membentuk sistem kekebalan baru. Peningkatan suhu tubuh ini adalah reaksi yang normal dan tidak berbahaya. Orang tua tidak perlu khawatir, karena ini menunjukkan bahwa vaksin bekerja sebagaimana mestinya.
Cara Mengatasi Demam Setelah Imunisasi
Ketika si kecil demam, wajar jika Bunda merasa khawatir. Berikut beberapa cara mengatasi demam setelah imunisasi yang bisa dilakukan untuk membantu bayi merasa lebih nyaman dan pulih lebih cepat:
1. Pastikan Asupan Cairan Cukup
Pastikan si kecil tidak kekurangan cairan. Jika masih menyusui, berikan ASI sebanyak mungkin. Jika bayi sudah mulai MPASI (Makanan Pendamping ASI), Bunda juga bisa memberikan susu formula sesuai kebutuhan.
2. Pilih Pakaian yang Nyaman
Kenakan pakaian yang tipis dan nyaman untuk bayi. Hindari pakaian yang terlalu tebal karena dapat membuat suhu tubuh semakin panas.
3. Gunakan Kompres Hangat
Kompres hangat di area dahi atau lipatan tubuh (seperti ketiak) dapat membantu menurunkan suhu tubuh bayi secara perlahan.
4. Jaga Kebersihan Peralatan Bayi
Pastikan botol susu, sendok, piring, atau peralatan makan bayi selalu bersih. Kebersihan ini penting untuk mencegah infeksi tambahan yang bisa memperparah kondisi bayi.
5. Rutin Pantau Suhu Tubuh
Gunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh bayi secara berkala. Dengan memantau suhu, Bunda bisa memastikan demamnya tidak meningkat terlalu tinggi dan mengambil tindakan yang tepat bila diperlukan.
Kondisi Demam Setelah Imunisasi yang Perlu Diwaspadai
Meski demam setelah imunisasi umumnya wajar, ada beberapa kondisi tertentu yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan penanganan dokter. Berikut tanda-tanda yang harus diwaspadai pada bayi yang demam setelah imunisasi:
- Usia bayi di bawah 3 bulan. Demam pada bayi baru lahir atau yang masih sangat kecil memerlukan pemeriksaan segera.
- Suhu tubuh lebih dari 40°C. Jika demam sangat tinggi, ini bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius.
- Demam berlangsung lebih dari 3 hari. Bila suhu tubuh tidak turun setelah tiga hari, segera konsultasikan ke dokter.
- Riwayat kejang demam. Bayi yang pernah mengalami kejang akibat demam sebelumnya berisiko mengalami kondisi serupa.
- Perubahan perilaku. Misalnya bayi jadi sering mengantuk, terlihat lesu, atau menolak menyusu.
Jika si kecil menunjukkan salah satu tanda di atas, sebaiknya segera bawa ke rumah sakit. Penanganan lebih lanjut penting untuk mencegah komplikasi yang dapat membahayakan kesehatannya. Selalu prioritaskan keselamatan dan kesehatan anak Bunda.
Itulah dia informasi seputar berapa lama demam setelah imunisasi biasanya berlangsung. Beberapa tips di atas bisa Bunda coba jika si kecil mengalami demam. Namun, jika demam tidak juga turun atau justru semakin tinggi hingga mencapai 40°C, segera bawa si kecil ke dokter spesialis anak terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
References
- Seattle Children’s. Immunization Reactions. Retrieved from https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/immunization-reactions/
- CHOP. Vaccine Safety: Fever and Vaccines. Retrieved from https://www.chop.edu/vaccine-education-center/vaccine-safety/other-vaccine-safety-concerns/fever-and-vaccines