Apakah bisa anak muntah dan mencret tanpa demam? Tentu bisa, dan pasti Bunda sangat khawatir dengan keadaannya yang terlihat lemas tak berdaya. Namun, jangan panik ya, Bun! Ada beberapa langkah sederhana yang bisa Bunda lakukan untuk membantunya pulih lebih cepat. 

Pastikan saja si kecil mendapatkan hidrasi yang cukup, karena efek muntah dan diare adalah menguras banyak cairan tubuh. Dan jika cairan tidak segera diganti akan memengaruhi fungsi organ tubuh lainnya. Yuk, simak cara-cara efektif untuk menangani muntah dan diare pada anak berikut ini.

Penyebab Umum Anak Muntah dan Mencret Tanpa Demam

Anak muntah dan mencret tanpa demam bisa dipicu oleh berbagai hal. Berikut adalah beberapa penyebab yang sering terjadi, mengutip dari Healthline:

1. Gangguan Pencernaan

Anak yang memiliki intoleransi laktosa biasanya sulit mencerna gula alami dalam susu dan produk olahannya. Akibatnya, laktosa yang tidak tercerna bisa menyebabkan perut kembung, diare, bahkan muntah. 

Hal serupa juga terjadi pada anak yang alergi terhadap makanan tertentu, seperti telur, kacang-kacangan, atau seafood. Tubuh mereka akan bereaksi dengan mengeluarkan zat yang dianggap berbahaya melalui muntah atau diare sebagai mekanisme perlindungan.

2. Infeksi Virus Ringan

Virus ini dapat memicu peradangan di usus, yang membuat tubuh bereaksi dengan cara mengeluarkan zat berbahaya atau sisa-sisa mikroorganisme melalui muntah dan diare sebagai bentuk perlindungan.

Menariknya, tidak semua infeksi virus menyebabkan demam. Hal ini karena demam adalah salah satu cara tubuh merespons serangan, tetapi pada infeksi yang tergolong ringan, sistem kekebalan mungkin tidak merespons dengan peningkatan suhu tubuh yang signifikan. Dalam beberapa kasus, tubuh anak sudah cukup kuat untuk melawan infeksi tanpa perlu memicu demam.

3. Efek Obat atau Suplemen

Antibiotik tidak hanya membunuh bakteri penyebab infeksi, tapi juga bakteri baik di usus, sehingga keseimbangannya terganggu. Akibatnya, anak bisa mengalami diare, perut kembung, atau muntah. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti anjuran dokter dan memastikan anak makan terlebih dahulu sebelum diberi obat tertentu.

4. Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah infeksi pada saluran pencernaan yang biasanya disebabkan oleh bakteri, parasit, atau virus. Kondisi ini bisa terjadi setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kontaminasi ini dapat terjadi di rumah maupun di tempat makan, terutama jika makanan tidak ditangani atau dimasak dengan benar.

Gejala keracunan makanan biasanya muncul dalam beberapa jam setelah makan dan umumnya mereda dalam hitungan jam hingga hari tanpa memerlukan pengobatan medis, kecuali jika gejalanya cukup parah. Gejala yang paling sering dialami adalah muntah dan diare cair.

5. Stres atau Kelelahan

Walaupun masih kecil, stres dan kelelahan juga bisa dialami orang si kecil. Ini dapat memengaruhi fungsi pencernaan. Ketika tubuh anak menghadapi stres, sistem pencernaan seringkali menjadi salah satu bagian tubuh yang ikut merasakan dampaknya. Hormon stres cenderung memperlambat pergerakan lambung dan usus kecil, sementara itu justru meningkatkan aktivitas di usus besar. 

Solusi dan Pencegahan

Saat si kecil mengalami muntah atau mencret, tentu Bunda pasti merasa khawatir. Tapi ada beberapa langkah yang bisa diambil di rumah untuk meredakan gejala ini. Dengan penanganan yang tepat dan pencegahan yang dilakukan sejak dini, anak bisa pulih lebih cepat dan terhindar dari masalah pencernaan di masa depan.

Berikut adalah beberapa solusi dan pencegahan yang bisa Bunda lakukan untuk membantu si kecil.

Penanganan Pertama di Rumah

Jika anak mengalami muntah, ada beberapa cara sederhana yang bisa dicoba di rumah untuk membantu meredakan kondisi ini:

  • Berikan cairan elektrolit atau air kelapa karena cairan ini mengandung elektrolit yang dapat membantu mencegah dehidrasi ringan dan menjaga keseimbangan tubuh anak.
  • Hindari memberikan susu ya Bunda
  • Berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna seperti bubur atau pisang. 
  • Buat jus daun mint, bisa dicampur dengan madu dan perasan lemon, karena efek alaminya meredakan mual dan muntah.
  • Berikan air beras. Caranya, rebus nasi putih dengan air hingga setengah matang, lalu saring airnya dan beri anak untuk diminum. 

Home Remedies yang Aman

Untuk membantu mengatasi masalah pencernaan pada anak, ada beberapa cara alami yang bisa dicoba di rumah:

  • Larutan gula dan garam untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi yang disebabkan oleh diare.
  • Konsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, kimchi, kombucha, natto, dan tempe.
  • Konsumsinya teh atau minuman jahe yang hangat. Agar si kecil makin suka, teh jahe bisa dipadukan dengan lemon dan madu.

Tips Mencegah Muntah dan Mencret

Untuk mencegah si kecil mengalami muntah dan mencret, ada beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan:

  • Pastikan anak mendapatkan vaksin rotavirus sejak usia 2 bulan.
  • Jaga kebersihan lingkungan rumah, terutama dapur dan peralatan makan anak.
  • Ajak anak untuk rutin mencuci tangan, baik sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil atau besar, serta setelah memegang benda yang kotor.
  • Pastikan air dan makanan yang dikonsumsi anak sudah bersih dan matang dengan baik.
  • Rebus air sebelum diberikan kepada anak, agar aman untuk diminum.
  • Hindari memberikan es batu yang kebersihannya tidak terjamin.
  • Jangan biarkan anak berbagi peralatan makan dan peralatan mandi pribadi dengan orang lain.

Menggunakan Minyak Telon Navila dan Minyak Kayu Putih Navila

Jika perut si kecil terasa kembung atau masih nyeri, Bunda bisa mengoleskan minyak esensial seperti minyak telon atau minyak kayu putih. Selain membantu mengurangi sakit, aromaterapi minyak telon bisa menenangkan. Salah satu produk pereda kembung perut anak yang direkomendasikan adalah Minyak telon Navila dan Minyak Kayu Putih Navila.

Minyak Telon Navila dan Minyak Kayu Putih Navila

Dengan kandungan bahan alaminya seperti minyak kayu putih, minyak adas, minyak kelapa, minyak zaitun, dll, akan membantu mengurangi rasa nyeri kembung di perut dan mual pada si kecil. Selain, membantu permasalahan pencernaan, minyak telon dan minyak kayu putih juga bermanfaat memberikan kehangatan, melembapkan kulit, mengusir nyamuk, serta sebagai aroma terapi, lho Bunda.

Kapan Harus Dibawa ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda berikut:

  • Muntah terus-menerus (lebih dari 12 jam untuk bayi atau 24 jam untuk anak yang lebih besar).
  • Muntah disertai diare
  • Tanda-tanda dehidrasi, seperti terlihat lemas, matanya cekung, bibir kering, atau pada bayi, ubun-ubunnya tampak cekung.
  • Lemas dan tidak aktif
  • Nyeri perut sebelum muntah
  • Muntah dengan warna tak biasa (Berwarna merah kehitaman atau kehijauan)
  • Kesulitan bernapas

A Word From Navila

Biasanya, muntah dan diare yang terjadi bersamaan disebabkan oleh infeksi perut atau keracunan makanan. Dalam banyak kasus, kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Untuk membantu pemulihan, pastikan si kecil cukup minum cairan dan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna.

Namun, penting untuk waspada terhadap tanda-tanda dehidrasi, terutama pada bayi dan balita yang belum bisa mengungkapkan keluhan. Jika gejala yang dialami semakin parah atau berlangsung lebih dari beberapa hari, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut, ya Bunda.


References

  • Healthline. Vomit and Diarrhea at the Same Time? Possible Causes and Treatments. Retrieved from https://www.healthline.com/health/diarrhea-and-vomiting
  • Arkansas Children’s. Tummy Troubles: When to Worry about Vomiting and Diarrhea . Retrieved from https://www.archildrens.org/blog/tummy-troubles-when-to-worry-about-vomiting-and-diarrhea
  • Seattle Children’s. Vomiting With Diarrhea. Retrieved from https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/vomiting-with-diarrhea/