Setelah melahirkan, banyak ibu yang berharap ASI langsung lancar, namun kenyataannya seringkali ASI seret, bahkan tidak keluar sama sekali pada hari-hari pertama. Meski ibu dan bayi sehat, produksi ASI memang membutuhkan stimulasi yang tepat, terutama dalam 6-12 jam pertama setelah melahirkan.

Tanpa stimulasi yang cukup, produksi ASI bisa terlambat. Jadi, jika ASI Mams seret, jangan khawatir! Ini hal umum yang bisa diatasi dengan langkah-langkah yang tepat. Yuk, ketahui penyebab dan cara melancarkannya!

Penyebab ASI Seret Setelah Melahirkan

Masalah ASI seret setelah melahirkan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Mengenali penyebab ASI seret akan membantu ibu untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasinya. Berikut beberapa pemicunya:

1. Keterlambatan Inisiasi Menyusu

Setelah melahirkan, sangat penting untuk memulai menyusui dalam 1-2 jam pertama, yang disebut inisiasi menyusui dini. Jika bayi terlambat menyusu, lebih dari 2 jam setelah kelahiran, produksi ASI bisa terhambat. Proses menyusui awal merangsang tubuh ibu untuk memproduksi kolostrum (ASI pertama). Jika terlambat, produksi ASI bisa seret.

2. Stres dan Gangguan Mental Pasca Melahirkan

Banyak ibu baru yang mengalami stres, cemas, atau depresi pasca melahirkan (baby blues atau postpartum depression). Stres ini dapat mengurangi kadar hormon oksitosin yang penting untuk produksi ASI. Ketika ibu merasa tertekan, ASI bisa terganggu. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental, beristirahat, dan mencari dukungan dari pasangan atau keluarga sangat penting.

3. Luka Persalinan, Anemia, dan Dehidrasi

Setelah melahirkan, tubuh ibu butuh waktu untuk pulih. Luka persalinan, baik jahitan atau akibat operasi caesar, bisa mengganggu kenyamanan saat menyusui. Anemia dan dehidrasi juga memengaruhi produksi ASI, karena tubuh yang kekurangan cairan atau zat besi cenderung lebih lelah. Pastikan ibu cukup minum dan makan makanan bergizi agar ASI tetap lancar.

4. Efek Obat-obatan Pasca Persalinan

Beberapa obat yang diberikan setelah melahirkan, seperti obat penghilang rasa sakit atau obat kontraksi rahim, dapat memengaruhi produksi ASI. Beberapa obat dapat menurunkan kadar hormon yang diperlukan untuk memproduksi ASI. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai obat-obatan pasca persalinan dan dampaknya terhadap proses menyusui.

5. Riwayat Medis: Diabetes, Tiroid, dan PCOS

  • Diabetes: Ibu yang memiliki diabetes, baik itu diabetes gestasional (diabetes yang muncul saat hamil) atau diabetes tipe 1 dan 2, mungkin mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI. Hal ini disebabkan oleh gangguan hormonal yang berhubungan dengan kadar gula darah.
  • Masalah Tiroid: Gangguan pada kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), juga dapat memengaruhi produksi ASI. Ibu dengan masalah tiroid mungkin merasa ASI lebih sedikit karena ketidakseimbangan hormon.
  • PCOS (Polycystic Ovary Syndrome): Ibu dengan PCOS juga bisa mengalami kesulitan dalam menyusui. PCOS memengaruhi keseimbangan hormon yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup.

Tanda-Tanda ASI Seret & Kapan Harus Waspada

Penting untuk mengenali tanda-tanda ASI mulai seret sejak dini agar kebutuhan si kecil tetap terpenuhi. Berikut tanda-tandanya:

1. ASI Tidak Keluar Lebih dari 48 Jam Setelah Melahirkan

Setelah melahirkan, ASI biasanya mulai keluar dalam 2 hari pertama, dipicu oleh penurunan hormon setelah plasenta keluar. Jika ASI tidak keluar setelah 48 jam, ini bisa menjadi tanda masalah dengan produksi ASI.

Faktor seperti kelelahan, stres, atau masalah medis bisa menghambat produksi ASI. Segera konsultasikan dengan konsultan laktasi atau dokter jika ASI belum keluar, karena penundaan ini bisa memengaruhi pasokan ASI dalam jangka panjang.

2. Payudara Tidak Terasa Bengkak atau Keras

Setelah melahirkan, payudara biasanya terasa penuh dan keras pada hari kedua hingga keempat, menandakan produksi ASI. Jika payudara tidak terasa bengkak atau keras, atau malah lembek, ini bisa menunjukkan produksi ASI yang kurang.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh teknik menyusui yang kurang tepat atau bayi yang kesulitan menghisap. Jika dibiarkan, bisa memicu masalah seperti payudara tersumbat atau infeksi.

3. Berat Badan Bayi Turun Lebih dari 7% dalam 3–5 Hari

Penurunan berat badan pada bayi baru lahir adalah hal yang wajar, biasanya sekitar 5-7% dari berat lahir dalam 3-5 hari pertama. Namun, jika penurunan lebih dari 7%, ini bisa menandakan bayi tidak mendapatkan cukup ASI.

Kesulitan menyusui, ASI yang tidak keluar dengan baik, atau posisi menyusui yang salah bisa menjadi penyebabnya. Penurunan berat badan yang berlebihan juga dapat membuat bayi lebih lemas dan kurang aktif menyusu, memperburuk masalah ASI.

Solusi Jitu Mengatasi ASI Seret

Berikut beberapa cara melancarkan ASI seret yang bisa Mams terapkan, di antaranya:

1. Teknik Relaksasi dan Stimulasi Oksitosin

Untuk membantu melancarkan ASI, penting untuk menjaga agar hormon oksitosin aktif. Salah satu cara efektif adalah melalui relaksasi, seperti mendengarkan musik menenangkan atau melakukan teknik pernapasan untuk mengurangi kecemasan.

Pijat oksitosin, yang melibatkan pemijatan area sekitar payudara, juga dapat merangsang pengeluaran ASI. Studi Gaceta Sanitaria menunjukkan bahwa mengurangi stres ibu dan meningkatkan oksitosin dapat mempercepat peningkatan produksi ASI.

2. Teknik Power Pumping

Power pumping adalah teknik memompa ASI dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat. Biasanya, proses ini melibatkan pompa selama 20 menit, istirahat 10 menit, dan mengulanginya selama sekitar satu jam.

Teknik ini meniru pola menyusui bayi yang sering, yang dapat merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI. Studi dari Indian Journal of Pediatrics menunjukkan bahwa power pumping dapat meningkatkan volume ASI dalam 2-3 hari jika dilakukan secara konsisten.

3. Perbaikan Posisi dan Perlekatan Bayi

Kadang-kadang, ASI seret terjadi karena perlekatan bayi yang salah saat menyusu. Jika bayi tidak menyusui dengan posisi yang benar, ASI tidak akan keluar secara optimal. Beberapa posisi menyusui yang bisa dicoba untuk memperbaiki perlekatan adalah:

  • Posisi cradle (bayi diletakkan di pelukan ibu)
  • Posisi cross-cradle (bayi digendong menggunakan tangan yang berlawanan)
  • Posisi football (bayi diletakkan di samping tubuh ibu, seperti memegang bola sepak)
  • Posisi berbaring (ibu dan bayi berbaring sambil menyusui)

Dengan posisi yang benar, bayi bisa mengisap lebih efektif dan ASI akan keluar lebih lancar 

4. Makanan Pelancar ASI yang Berdasarkan Bukti

Meskipun banyak makanan yang dipercaya bisa melancarkan ASI, sebaiknya ibu fokus pada makanan yang benar-benar terbukti secara ilmiah dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Beberapa makanan yang bisa dicoba antara lain:

  • Fenugreek (kelor)
  • Biji wijen
  • Almonds (kacang almond)
  • Daun katuk (khususnya di Indonesia)

Meskipun makanan ini bisa membantu, hasilnya akan lebih optimal jika didukung dengan teknik menyusui yang baik, seperti perbaikan posisi dan teknik pemompaan yang benar.

Peran Support System Dalam Melancarkan ASI

Pasangan yang terlibat aktif sangat penting untuk memberi dukungan emosional bagi ibu, mengurangi stres yang bisa menghambat produksi ASI. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang teredukasi dengan baik tentang cara mendukung menyusui, seperti mengetahui posisi menyusui yang tepat atau membantu pekerjaan rumah tangga, dapat meningkatkan keberhasilan menyusui. Keluarga yang memberi dukungan emosional dan praktis juga membantu ibu merasa lebih percaya diri.

Selain dukungan praktis, perubahan pola pikir juga berperan penting. Banyak Mams khawatir jika ASI mereka tidak cukup, padahal ini wajar di beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Mengubah pola pikir menjadi “ASI saya sedang dalam proses adaptasi” bisa membantu Mams lebih tenang dan mengurangi kecemasan. Dengan pola pikir positif, Mams lebih fokus pada cara meningkatkan produksi ASI dan merasa didukung oleh pasangan serta keluarga.

Cara Mencegah ASI Seret Sejak Kehamilan

Agar proses menyusui berjalan lancar setelah melahirkan, persiapan sebaiknya dimulai sejak kehamilan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah ASI seret sejak dini:

Latihan Teknik Pelekatan (Antenatal) Sejak Trimester Akhir

Mulailah persiapan dengan mengikuti pendidikan antenatal di trimester akhir. Ibu dapat belajar teknik pelekatan yang benar, di mana bayi harus menggigit sebagian besar areola, bukan hanya puting susu. Pelekatan yang salah bisa menyebabkan puting lecet dan ASI yang terhambat. Pendidikan antenatal juga mencakup teknik menyusui yang nyaman dan cara memompa ASI, memberikan kepercayaan diri untuk memulai menyusui setelah melahirkan.

Persiapan Mental dan Fisik untuk Menyusui

Mempersiapkan diri secara mental dan fisik sangat penting. Menyusui bukan hanya memberi makan bayi, tetapi juga membangun ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Ibu yang siap mental akan lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan menyusui.

Selain menjaga pola pikir positif, bergabung dengan kelas menyusui atau kelompok dukungan dapat membantu ibu merasa lebih siap. Menjaga kesehatan fisik dengan makan bergizi, tidur cukup, dan menjaga keseimbangan emosi juga penting untuk mendukung kelancaran ASI. Dengan persiapan yang matang, ibu dapat lebih siap menghadapi perjalanan menyusui.

A Word From Navila

ASI seret setelah melahirkan adalah hal yang biasa terjadi, meskipun ibu dan bayi dalam kondisi sehat. Dengan langkah yang tepat, masalah ini bisa diatasi, seperti memulai menyusui sejak dini, menjaga kesehatan mental, dan memperbaiki posisi bayi saat menyusu.

Butuh Bantuan untuk Lancarkan ASI? Coba Navila ASI Booster!

ASI Deres dengan ASI Booster Navila

Jika ASI Mams seret, coba Navila ASI Booster. Suplemen alami ini diformulasikan khusus untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Dengan kandungan bahan-bahan alami seperti Klabet, Curcuma, Moringa, dan Sauropus Androgynus, Navila ASI Booster dapat menjadi solusi tambahan yang mendukung kelancaran menyusui Mams.​

Jangan ragu, Mams! ASI yang lancar itu bisa dimulai dari langkah kecil yang tepat!


References

  • Stuebe, A. M., Grewen, K., Pedersen, C. A., Propper, C., & Meltzer-Brody, S. (2012). Failed lactation and perinatal depression: common problems with shared neuroendocrine mechanisms?. Journal of women’s health, 21(3), 264-272. https://www.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/jwh.2011.3083
  • Tairo, S. R., & Munyogwa, M. J. (2022). Maternal anaemia during postpartum: Preliminary findings from a cross‐sectional study in Dodoma City, Tanzania. Nursing Open, 9(1), 458-466. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/nop2.1085
  • McGuire, T. M. (2018). Drugs affecting milk supply during lactation. Australian prescriber, 41(1), 7. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5828930/
  • LLLI. Breastfeeding and Thyroidism. Retrieved from https://llli.org/breastfeeding-info/breastfeeding-and-thyroidism/
  • Mayo Clinic. Infant and toddler health. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/breastfeeding-and-medications/art-20043975
  • Breastfeeding Support. Polycystic Ovary Syndrome and Breastfeeding. Retrieved from https://breastfeeding.support/polycystic-ovary-syndrome-breastfeeding/
  • Verwell Health. Causes of Breastfeeding Pain and Treatments to Help. Retrieved from https://www.verywellhealth.com/breastfeeding-pain-8575522
  • Stanford Medicine. Infant with Loss of 10% Birth Weight. Retrieved from https://med.stanford.edu/newborns/professional-education/breastfeeding/babies-at-risk/infant-with-loss-of-10–birth-weight.html
  • Triansyah, A., Indarty, A., Tahir, M., Sabir, M., Nur, R., Basir-Cyio, M., … & Rusydi, M. (2021). The effect of oxytocin massage and breast care on the increased production of breast milk of breastfeeding mothers in the working area of the public health center of Lawanga of Poso District. Gaceta sanitaria, 35, S168-S170. https://europepmc.org/article/med/34929803
  • Kalathingal, T., Manerkar, S., Mondkar, J., Kalamdani, P., Patra, S., Kaur, S., & Khandekar, H. (2024). Comparison of two pumping strategies to improve exclusive breastfeeding at discharge in mothers of VLBW infants with low milk output-A pilot randomized controlled trial. Indian Journal of Pediatrics, 91(9), 906-912. https://link.springer.com/article/10.1007/s12098-023-04859-4
  • Mayo Clinic. A partner’s role in breastfeeding. Retrieved from https://communityhealth.mayoclinic.org/featured-stories/partner-role-breastfeeding
  • LLLI. The Role of the Partner in Breastfeeding: How the Support of Dads, Co-Moms and Other People Makes a Difference. Retrieved from https://llli.org/news/the-role-of-the-partner-in-breastfeeding-how-the-support-of-dads-co-moms-and-other-people-makes-a-difference/
  • Kehinde, J., O’Donnell, C., & Grealish, A. (2023). The effectiveness of prenatal breastfeeding education on breastfeeding uptake postpartum: A systematic review. Midwifery, 118, 103579. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0266613822003278
  • Modak, A., Ronghe, V., Gomase, K. P., & Dukare, K. P. (2023). The psychological benefits of breastfeeding: fostering maternal well-being and child development. Cureus, 15(10). https://www.cureus.com/articles/187248-the-psychological-benefits-of-breastfeeding-fostering-maternal-well-being-and-child-development.pdf